Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

Review ‘F1: The Movie': Kisah Epik dengan Sinematografi Ciamik

F1 5.jpg
IMdB.com
Intinya sih...
  • F1: The Movie adalah film epik dengan sinematografi ciamik

  • Sinopsis film ini menceritakan kisah balap Formula One yang menarik dan penuh adrenalin

  • Visual mengagumkan, chemistry tokoh utama yang mirip dengan film Cars, serta detail teknis yang membuat film terasa nyata

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Epic, menarik, ciamik. Tiga kata tersebut benar-benar menggambarkan F1: The Movie. Sejak menit pertama film ini berjalan, saya tak lepas dari layar karena semuanya–literally semua aspek dari film ini–benar-benar menghipnotis. Mulai dari jalan cerita, soundtrack, sinematografi, hingga penceritaan semua benar-benar dibuat dengan begitu hati-hati menggunakan hati.

Jika kamu menginginkan film yang memberikan sentuhan adrenalin berbeda dan epic, F1: The Movie wajib masuk ke dalam daftar tontonanmu di minggu ini.

Sinopsis: Ketika kemenangan yang diraih bukanlah segalanya

F1 1.jpg
IMdB.com

Sonny Hayes (Brad Pitt) tak pernah menyangka akan kembali lagi ke lintasan balap meski hal tersebut nyaris merenggut nyawanya 30 tahun lalu. Kecintaannya pada dunia balap dan janjinya terhadap mendiang sang ayah, membuat balapan menjadi dunianya. 

Hidupnya terasa seolah menggairahkan kembali saat Ruben Cervantes (Javier Bardem) teman lamanya sekaligus pemilik Tim Apex memintanya bergabung. Tim Apex diambang bangkrut karena pada musim ini Apex belum pernah menduduki posisi 10 besar. 

Meski awalnya terpaksa, Hayes kemudian menyetujui permintaan Ruben. Masalahnya tak hanya pada performanya yang mungkin menurun, tapi juga pada rekan timnya, Joshua Pearce (Damson Idris) yang meremehkan kemampuannya. Akankan Hayes menyelamatkan Apex dari kebangkrutan?

Visual mengagumkan yang imersif

F1 2.jpg
IMdB.com

Jika kamu bertanya seperti apa film yang dibuat khusus untuk IMAX (baik dari segi visual maupun suaranya), F1: The Movie adalah jawabannya. Joseph Kosinski, sutradara F1: The Movie, berhasil membawa suasana dan visual balapan ke layar lebar. Dengan empat kamera yang terpasang di badan mobil balap dan mengikuti setiap kompetisi yang dijalani oleh Hayes dan Joshua, penonton diajak seolah ikut balapan dan merasakan sensasi kencangnya melajukan mobil Formula One.

Tak hanya itu, lokasi balapan yang diambil di sembilan sirkuit terbaik dunia, juga membuat visual film ini semakin ciamik. Kamu akan melihat bagaimana megahnya Abu Dhabi, gemerlapnya Las Vegas, hingga futuristiknya Jepang dalam satu film yang sama.

Terbaik di segala aspek

F1 4.jpg
IMdB.com

Kalau kamu suka film dengan aksi intens dan visual menawan, F1: The Movie akan langsung mencuri perhatian dari detik pertama. Joseph Kosinski berhasil mentransformasi lintasan balap jadi panggung megah yang penuh kemegahan dan detak jantung yang kencang. Dengan gaya sinematografi khas Claudio Miranda, setiap scene terasa begitu nyata, seolah kita sendiri yang ada di balik kemudi mobil Formula One.

Pemandangan lintasan seperti Silverstone yang ikonik, dipadukan dengan kamera yang menyusup ke kokpit dan memperlihatkan bagaimana visualisasi sirkuit yang lengkap, menciptakan ilusi kecepatan yang sangat imersif. Ini bukan sekadar film balap biasa, ini adalah pengalaman sinematik yang memanjakan mata. Apalagi, musik latar dari Hans Zimmer menambah intensitas di setiap tikungan tajam dan momen kritis. 

POPBELA yakin, kamu pasti ikut menahan nafas di momen-momen tertentu saat balapan berlangsung.

Chemistry sang tokoh utama yang mengingatkan akan film 'Cars'

F1 3.jpg
IMdB.com

Satu hal yang cukup menarik perhatian POPBELA adalah bagaimana chemistry antara Sonny Hayes dan Joshua Pearce. Hubungan love-hate antara pebalap senior dan junior di antara keduanya mengingatkan saya akan tokoh Lightning McQueen dan Doc Hudson dalam film Cars (2006).

Bagaimana tidak, kita akan disuguhkan karakter Sonny Hayes yang begitu keras kepala, sedikit urakan, tapi penuh dedikasi pada kecepatan, meski memutuskan untuk pensiun. Karakter ini benar-benar mengingatkan saya akan Doc Hudson yang juga sama-sama memutuskan untuk menyingkir sejenak dari arena balap karena kecelakaan besar yang menimpanya.

Lalu, ada pula Joshua Hayes, pebalap baru yang sedikit sombong dan sangat mementingkan citra diri di atas segalanya. Hal ini persis dengan Lightning McQueen yang baru saja menjadi idola karena performa baiknya di arena balap. 

Lika-liku hubungan mereka pun juga mirip. Keduanya tak pernah akur karena ego masing-masing, lalu di satu titik, keduanya saling memahami dan bekerja sama untuk menjadi sosok yang terbaik di arena balap. Entah kamu merasakannya juga atau tidak, beri komentarmu selesai menonton nanti, ya!

Detail yang membuat film ini terasa nyata

F1 6.jpg
IMdB.com

F1: The Movie memang mendapat dukungan penuh dari dunia nyata Formula One, dan itu sangat terasa. Dari detail teknis mobil, percakapan tentang strategi pit stop, hingga nuansa paddock yang glamor namun penuh tekanan, semuanya digambarkan dengan presisi tinggi. Film ini seperti surat cinta untuk para penggemar F1, dengan lapisan hiburan yang juga bisa dinikmati oleh penonton umum.

Bagi kamu yang nggak terlalu akrab dengan dunia balap, film ini tetap bisa dinikmati karena visual dan ritmenya yang intens. Tapi untuk die-hard fans, semua detil kecil—dari data telemetry hingga dinamika antar-tim—jadi nilai tambah yang membuat film ini terasa sangat autentik. Ini juga jadi bentuk apresiasi terhadap popularitas F1 yang meningkat drastis, khususnya di Amerika.

Detail kecil lainnya, Lewis Hamilton, sang pebalap legendaris, bukan hanya menajdi salah satu tokoh yang namanya disebut-sebut dalam film ini. Ia juga terlibat sebagai produser eksekutif. Kehadirannya jadi semacam jaminan kualitas bahwa film ini nggak cuma tentang drama, tapi juga tentang semangat dan integritas olahraga balap itu sendiri.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Niken Ari Prayitno
EditorNiken Ari Prayitno
Follow Us

Latest in Career

See More

Jadwal Wamil Bentrok, Lee Jung Ha Absen dari 'Moving 2'?

05 Des 2025, 15:15 WIBCareer