Setelah lama menunggu, akhirnya film John Wick: Chapter 3—Parabellum resmi ditayangkan ke bioskop Indonesia mulai 15 Mei 2019 kemarin. Film yang dibintangi oleh Keanu Reeves ini memang mendapatkan tempat di hati para penggemar film. Namun, ada yang berbeda dari film ini dibandingkan seri sebelumnya. Bukan hanya dari jalan ceritanya saja, tapi juga keterlibatan 2 aktor laga Indonesia dalam film bergenre action thriller ini.
Lantas, apa saja fakta unik film John Wick: Chapter 3—Parabellum ini? Dan apa yang akan membuatmu bangga saat menonton film ini? Psst... Popbela kasih bocorannya di sini!
1. Keterlibatan Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman dalam film
Indonesia kembali berlaga di Hollywood lewat Yayan Ruhyan dan Cecep Arif Rahman dalam film John Wick: Chapter 3—Parabellum. Dalam film ini, Yayan dan Cecep berperan sebagai Shinobi 1 dan Shinobi 2. Mereka sama-sama melawan John Wick yang menjadi buronan karena membunuh seorang anggota serikat pembunuh internasional.
Ditemui di Gala Premier Film John Wick: Chapter 3—Parabellum di kawasan Jakarta Pusat, Yayan dan Cecep menceritakan awalnya mula keterlibatannya dalam film besutan sutradara Chad Sthelski tersebut. Keduanya pertama kali dihubungi oleh casting director, kemudian berkomunikasi dengan Chad lewat Skype. Yayan pun mengaku sangat bangga bisa terlibat langsung dalam film tersebut.
“Pastinya kita secara pribadi sangat bangga atas keterlibatan kami dalam film John Wick ini. Dan mudah-mudahan ini juga jadi kebanggaan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya,” tutur Yayan.
2. Memperkenalkan pencak silat ke dunia internasional
Yang menarik, Yayan dan Cecep membawa ilmu bela diri pencak silat dalam film ini. Mereka juga diberi keleluasaan untuk menyusun koreografi pertarungan di lokasi syuting oleh tim produksi. Bahkan, Keanu Reeves sendiri juga tertarik untuk belajar pencak silat dari Yayan. Aktor asal Tasikmalaya ini mengaku bangga bisa mengenalkan pencak silat ke dunia internasional.
"Sebagai orang silat, saya merasa bangga kerja di negara lain. Kami merasa jadi raja, ya. Di sana kita dihargai sekali. Kita datang dijemput, pulang dibayar. Di sini kita nungguin, mau ngajar gratis saja kadang nggak ada yang datang," ungkap Yayan.