Sandwich generation, salah satu masalah yang banyak dialami oleh Millennials dan Gen-Z saat ini. 'Generasi roti lapis' ini sering didefinisikan sebagai kondisi di mana kamu nggak hanya membiayai hidupmu, tapi juga orangtua dan adikmu.
"Perlu diluruskan ya bahwa sandwich generation itu adalah anak yang harus membiayai hidup orangtuanya karena jika kamu tidak membiayai maka orangtuamu tidak bisa menyambung hidup," jelas Annisa Steiviani, seorang content creator yang berfokus pada financial planner dan menjadi pembicara di IMGS 2022: Sandwich Generation: The Impact and How to Handle It.
Nah, adanya kondisi tersebut seringkali menimbulkan masalah baru lainnya, yakni sulitnya mengatur keuangan agar semuanya berjalan dengan seimbang. Lalu, bagaimana sih tips mengatur keuangan bagi para sandwich generation? Simak tips dari Annisa di bawah ini!
Kebanyakan, para sandwich generation ini merasa terbebani dengan tanggungan yang harus ia biayai. Itulah yang membuatmu sulit bahagia dengan pendapatanmu saat ini.
"Mindset itulah yang berat. Anggap itu sebagai pilihan sehingga tidak menimbulkan beban," ujar Annisa.
So, tips pertama yang bisa kamu lakukan adalah mengubah pikiran 'korban' menjadi 'sukarelawan'. Menyalahkan orangtua yang 'gagal' dalam melakukan financial planning setiap harinya hanya akan membuatmu semakin terbebani. Maka, dengan kamu mengubah mindset itu, kamu akan melepaskan beban dan membiayai orangtuamu dengan senang hati.
Setelah kamu melakukannya dengan senang hati, selanjutnya kamu bisa mengkomunikasikan dengan orangtuamu, sebenarnya berapa jumlah pasti yang dibutuhkan setiap bulannya. Dengan adanya komunikasi diskusi ini, maka kamu bisa menyeimbangkan antara biaya hidup yang ditanggung dengan jumlah pendapatanmu.
Hal yang banyak dialami para millennial dan Gen-Z adalah sulit untuk menolak keinginan orangtua. Kamu lebih cenderung akan mengabulkan apa yang mereka minta meski sebenarnya uang yang kamu miliki sangatlah terbatas.
Tegaskan kepada orangtuamu, bahwa pendapatanmu saat ini masih terbatas, sehingga jumlah uang yang bisa kami berikan pun ikut terbatas. Saat ini kamu hanya bisa menyanggupi biaya hidup yang pokok dan tidak dengan hobi beserta lifestyle lainnya.
Sampaikanlah dengan cara yang baik agar mereka mengerti kondisimu, ya, Bela.
Faktanya, sandwich generation banyak dialami oleh para anak sulung. Meski kamu merasa bahwa biaya hidup orangtua dan adik adalah tanggung jawabmu, tapi nggak ada salahnya, lho, mengajak saudaramu yang lain yang sudah berpenghasilan untuk membantu membiayai kehidupan rumah.
Meski tak banyak, namun kesadaran untuk ikut kontribusi tersebut patut diapresiasi!
Merasakan jadi sandwich generation, tentu kamu nggak mau dong menurunkan itu pada anak-anakmu kelak. Nah, itulah pentingnya kebiasaan menabung yang harus dibangun sejak dini.
"Tumbuhkan habit menabung. Jumlah yang kecil lebih baik daripada tidak sama sekali," tutur Annisa yang telah 7 tahun berkecimpung di dunia financial planner.
Kamu tidak perlu menunggu gaji yang besar untuk menabung, justru sejak dini lah kamu harus membangun kebiasaan tersebut.
Jika kamu merasa bahwa biaya yang harus kamu tanggung sangat besar, maka cobalah untuk mencari sumber pendapatan lainnya. Pasalnya, kalau kamu seorang fresh graduate, maka untuk mendapatkan angka gaji yang tinggi akan sedikit sulit karena masih minimnya pengalaman yang kamu miliki.
Menjadi freelancer, atau membuka online shop adalah beberapa side income yang bisa kamu coba.
Satu hingga tiga bulan pertama financial planning-mu akan berjalan dengan baik. Namun di bulan berikutnya, kamu mulai menemukan kendala yang membuat rencanamu menjadi buyar.
Berusahalah terus untuk mempertahankan planning yang telah kamu buat. Sebab, perencanaan-perencanaan itu nantinya akan berubah menjadi sebuah kebiasaan baik di kemudian hari.
Semangat terus untuk kamu Si Sandwich Generation. You doing a great job!
