Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Sosok Inspiratif, ini 10 Perempuan Hebat yang Mengubah Dunia

Mereka berasal dari berbagai bidang profesional

Niken Ari Prayitno

Di masa modern ini, perempuan dapat berkarya dan berkarier di berbagai bidang. Bahkan, perempuan bisa menempati posisi yang sebelumnya hanya bisa diisi oleh laki-laki.

Sebenarnya, kemampuan perempuan dalam berbagai bidang sudah terbukti sejak dulu. Beberapa perempuan hebat ini bahkan bisa membuat karya dan suaranya mampu mengubah dunia hingga menjadi sejarah. Siapa saja perempuan inspiratif tersebut?

Claudette Colvin

BBC.com

Claudette Colvin adalah seorang aktivis hak sipil remaja yang mulai menyuarakan pendapatnya saat ia berusia 15 tahun. Claudette memulai kegiatannya sebagai aktivitas di tanggal 5 Maret 1955. Saat itu, Claudette menolak pindah dan memberikan kursi di bus untuk penumpang kulit putih. Di saat itu tindakan rasisme terhadap warga kulit hitam masih sering terjadi.

Saat itu, Claudette dianggap telah melanggar undang-undang Montgomery yang membuatnya ditangkap dan menjalani masa percobaan. Claudette merasa tidak bersalah terhadap apa yang dilakukan karena menurutnya semua penumpang di bus memiliki hak yang sama untuk duduk di kursi selama kursi itu masih tersedia.

Sejak saat itu, Claudette terus memperjuangkan hak kesetaraan di angkutan umum. Claudette menjadi salah satu dari empat penggugat di Browder v. Gayle yang menentang sistem pemisahan bus di Montgomery.

Jane Addams

Nytimes.com

Sebagai seorang perempuan yang hidup di tahun 1800-an, keputusan Jane Addams untuk menolak menikah dan menjadi ibu demi mengabdikan dirinya untuk reformasi sosial adalah keputusan besar. Namun, hal ini membuat sejarah mengenang Jane sebagai sosok aktivis yang begitu peduli dengan kelangsungan hidup para imigran.

Kegiatan sosial Jane dimulai pada tahun 1881 saat ia dan temannya, Ellen Gates Starr, melakukan perjalanan ke Inggris. Di sana, ia melihat Toynbee Hall yang terkenal di London sebagai fasilitas khusus untuk membantu orang miskin. 

Di tahun 1889, jane pindah ke sebuah rumah tua di lingkungan imigran di Chicago dan membangun Hull-House. Tempat ini merupakan rumah bagi para imigran dari berbagai komunitas. 

Sambil terus memperhatikan kesejahteraan orang miskin yang tinggal di Hull-House, Jane juga mendukung penuh undang-undang untuk menghapuskan pekerja anak, mendirikan pengadilan anak-anak, membatasi jam kerja perempuan, mengakui serikat pekerja, mewajibkan kehadiran di sekolah, dan memastikan kondisi kerja yang aman di pabrik.

Tak hanya itu, Jane juga menulis surat terbuka bahwa ia sangat menentang Perang Dunia I. Setelah perang usai, Liga Internasional Wanita untuk Perdamaian dan Kebebasan, menjabat sebagai presiden dari tahun 1919, hingga kematiannya pada tahun 1935. Sejak saat itu, Jane dikenang sebagai ibu bagi pekerjaan sosial, serta kegiatan dan pemikirannya mendasari semua undang-undang sosial di berbagai belahan dunia.

Hedy Lamarr

Dok. Internet

Perempuan selanjutnya yang juga berpengaruh dan mengubah sejarah dunia adalah Hedy Lamarr. Tak hanya cantik dan memiliki kemampuan akting yang memikat, Hedy juga sosok perempuan pintar di bidang teknologi pada masanya. Ia adalah penemu sistem nirkabel yang menjadi cikal bakal Wi-Fi pada masa kini.

Bersama dengan komposer avant-garde George Anthiel, Hedy mengembangkan metode baru yang diberi nama "frequency hopping", teknik untuk menyamarkan transmisi radio dengan membuat sinyal melompat antara saluran yang berbeda dalam pola yang telah diatur sebelumnya.

Selanjutnya, metode ini dikembangkan menjadi sebuah sistem komunikasi rahasia yang diciptakan untuk memerangi Nazi selama Perang Dunia II. Sayangnya, Angkatan Laut AS mengabaikan temuan mereka. Namun, metode ini kemudian dikembangkan oleh penemu lainnya yang menganggap penemuan mereka sangat inovatif dan mengembangkannya sebagai cikal bakal sistem Bluetooth dan Wi-Fi.

Rosalind Franklin

Newscientist.com

Rosalind Franklin memiliki cita-cita menjadi seorang ilmuwan saat usianya menginjak 15 tahun. Meski sang ayah tidak merestuinya untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, Rosalind tetap kuliah dan berhasil meraih gelar doktor di bidang kimia. 

Berdasarkan apa yang ia pelajari, Rosalind kemudian menghabiskan tiga tahun waktunya untuk mempelajari teknik sinar-X. Lalu, ia kembali ke Inggris untuk memimpin tim peneliti yang mempelajari struktur DNA.

Saat itu, perempuan tidak diizinkan untuk masuk ke dalam tim peneliti. Bahkan di tengah proses penelitian, Rosalind digantikan oleh Maurice Wilkins yang kemudian mengkhianatinya. Maurice mengakui gambar sinar-X DNA dengan nama Photo 51 sebagai hasil kerjanya yang selanjutnya digunakan sebagai dasar penentuan struktur DNA saat ini. Padahal, Rosalind-lah yang menemukan gambar itu lebih dulu.

Rosalind lalu tidak mempermasalahkan hal itu dan melanjutkan untuk mempelajari virus mosaik tembakau dan polio. Ia juga menciptakan dasar virologi modern, sebelum akhirnya meninggal pada tahun 1958 pada usia 38 tahun. Penelitian ini lalu dilanjutkan oleh Maurice, James Watson dan Francis Crick yang kemudian mendapatkan Nobel pada tahun 1962 atas hasil penelitian itu. Bahkan Rosalind tidak pernah disebut satu kali pun, meskipun kontribusinya tak terbantahkan.

Babe Didrikson Zaharias

CNN.com

Mildred Didrikson Zaharias atau yang dikenal dengan nama Babe Zaharias ini menjadi atlet perempuan pertama yang menjadi begitu populer di tahun 1932 setelah ia membawa pulang dua medali emas dan satu medali perak di Olimpiade Los Angeles 1932. Sebelumnya, atlet didominasi oleh laki-laki dan sangat sedikit perempuan yang berkarier di dunia olahraga, terutama di olahraga golf.

Babe, bersama dengan 12 pegolf perempuan lainnya, yang membentuk tur pro pada tahun 1950 dan menjadi salah satu pendiri Asosiasi Golf Profesional Perempuan. Di tahun 1954 Babe meraih rekor dan memenangkan US Women's Open. Kemudian, setahun setelahnya ia didiagnosis kanker usus besar yang membuat kesehatannya menurun.

Sojourner Truth

Pbs.org

Lahir dalam kondisi perbudakan di Swartekill, New York, Sojourner Truth memilih untuk melarikan diri sambil membawa bayi perempuannya pada tahun 1826. Kemudian ia mulai melakukan kegiatannya sebagai aktivis yang menyuarakan hak-hak perempuan. 

Pidatonya yang paling terkenal berjudul "Bukankah Aku Seorang Perempuan?" disampaikan di sebuah konvensi perempuan di Ohio pada tahun 1851. Isi pidato ini berisi tentang emansipasi, politisi, aksi politik, rasisme, hak-hak perempuan dan segregasi. 

Sojourner meninggal pada tahun 1883, pemakamannya di Battle Creek, Michigan adalah yang terbesar yang pernah dilihat kota itu. Menurut seseorang yang datang ke pemamakan Sojourner, ia mengakui bahwa kehidupan heroik dan keberaniannya menyentuh begitu banyak orang di sekitarnya. Sehingga, Sojourner pantas menerima penghormatan yang begitu tinggi di saat-saat terakhirnya.

Jeannette Rankin

Allthatsinteresting.com

Perempuan pertama yang terpilih menjadi anggota Kongres pada tahun 1916, Jeannette Rankin, mengakui bahwa dia tidak begitu ingin terjun ke dunia politik. Namun, ketertarikan politiknya dimulai ketika dia kembali ke sekolah pada tahun 1910 di University of Washington di Seattle, dan bergabung dengan organisasi hak pilih negara bagian. Selama empat tahun berikutnya, dia berbicara dan melobi pejabat yang berwenang agar perempuan bisa memiliki hak memilih yang sama dengan laki-laki.

Akhirnya menjalani dua periode di DPR, Rankin adalah satu-satunya anggota Kongres yang memberikan suara menentang partisipasi Amerika Serikat dalam kedua Perang Dunia. Dia juga menjabat sebagai petugas Liga Internasional Wanita untuk Perdamaian dan Kebebasan. Ia juga aktif berkampanye untuk menuntut kesehatan ibu dan anak, serta pengaturan jam dan upah pekerja perempuan.

Chien-Shiung Wu

Info.umkc.edu

Lahir di Liu Ho, Tiongkok pada tahun 1912, Chien-Shiung Wu direkrut ke Universitas Columbia sebagai bagian dari Proyek Manhattan. Bekerja sebagai ilmuwan senior bom atom pada tahun 1943, ia melakukan penelitian tentang deteksi radiasi dan pengayaan uranium.

Pada pertengahan 1950-an, dua fisikawan Tsung-Dao Lee dan Chen Ning Yang mengajak Chien-Shiung untuk bekerja sama dalam sebuah penelitian. Mereka menginginkan bantuan Chien-Shiung untuk menyangkal hukum kekekalan paritas.

Menggunakan isotop kimia kobalt-60, Chien-Shiung menunjukkan bahwa hukum alam tidak selalu simetris, menyangkal hukum yang telah diterima selama lebih dari 30 tahun. Terlepas dari kontribusi kunci Chien-Shiung terhadap penemuan tersebut, hanya Chen Ning dan Tsung-Dao yang menerima hadiah Nobel pada tahun 1957 untuk penemuan tersebut.

9. Marsha P. Johnson dan Sylvia Rae Rivera

Pfaw.org

Meski kontroversial, perjuangan aktivis LGBTQ Marsha P. Johnson dan Sylvia Rae Rivera disebut paling berpengaruh di dunia. Mereka menjadi anggota instrumental dalam gerakan hak-hak kaum LGTBQ.

Bersama-sama, pada awal 1970-an, Marsha dan Sylvia mendirikan Street Transvestite Action Revolutionaries (STAR), yang bekerja sama dengan para transgender dan waria. Gerakan ini menimbulkan kontroversi di Amerika pada saat itu. Nasib kedua perempuan tersebut pun dapat dibilang cukup memprihatinkan karena telah menyuarakan hak-hak LGTBQ.

Tragisnya, jenazah Marsha ditemukan di Sungai Hudson pada 6 Juli 1992, tak lama setelah Pride March 1992. Kematiannya awalnya dianggap bunuh diri, tetapi teman-teman melaporkan melihat dia dilecehkan sebelumnya hari itu, yang menyebabkan kecurigaan seputar kematiannya. Sementara itu, Sylvia juga mengalami nasib yang tak lebih baik. Ia meninggal dunia pada tahun 2002.

Itulah tadi deretan perempuan inspiratif yang berhasil mengubah dunia. Ada lagi perempuan hebat lainnya yang kamu tahu? Tulis di kolom komentar, ya!

IDN Media Channels

Latest from Inspiration