Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Popbela's Playlist: The Sound of Feelings

Lagu-lagu yang mewakili perasaan terpendam kamu

Niken Ari Prayitno

Tidak semua orang bisa mengungkapkan perasaannya secara gamblang. Ada yang hanya bisa memberikan kode, menumpahkannya melalui karya, atau mencari lagu yang bisa merepresentasikannya. Semua sah-sah saja. Asalkan perasaan yang kamu rasakan ini tidak terpendam dan kamu pun bisa menjadi lebih lega.

Seperti playlist Popbela minggu ini, Bela. Kamu bisa menggunakannya untuk mencurahkan perasaan kamu yang sulit diungkapkan. Melalui lagu "Peri Cintaku", kamu bisa mengungkapkan rasa galau karena menjalani hubungan beda iman; menumpahkan rasa sedih yang mendalam akibat kehilangan lewat lagu "Go"; hingga menyampaikan perasaan cinta yang meledak-ledak lewat "Ecstacy".

Butuh lagu untuk menggambarkan perasaanmu? Inilah Popbela's Playlist minggu ini, The Sound of Feelings.

"Peri Cintaku" - Ziva Magnolia

Dok. Universal Music Indonesia

Belakangan ini di media sosial—khususnya TikTok, lagu "Peri Cintaku" yang dibawakan kembali oleh Ziva Magnolia kembali menjadi trending dan digunakan sebagai background musik. Lagu asli yang dibawakan oleh Marcell Siahaan itu muncul kembali setelah Ziva membawakannya dalam Spekta Show Top 10 Indonesian Idol 2020 dan menyelamatkan Ziva dari eliminasi.

"Peri Cintaku" versi Ziva begitu melekat di hati penikmat musik Indonesia. Maka dari itu, pada 8 April 2022 ini, Ziva merilis "Peri Cintaku" sebagai single terbarunya setelah satu tahun absen merilis karya.

Dalam merepresentasikan ulang lagu ini, Ziva tidak ingin terjebak dan terbebani akan kesuksesannya di masa lalu. Sehingga, dalam membawakannya ia sangat menikmati untuk menghadirkan nuansa baru dengan karakter atau jenis suara dan vokal yang ia punya.

Bila dicermati dengan saksama, dalam aransemennya Ziva menyajikan sesuatu yang berbeda di lagu ini. Walau tidak mengubah pola dasar musiknya, namun untuk versi Ziva menghadirkan aransemen yang lebih megah dengan banyaknya suara instrumen yang dihadirkan.

Nuansa musik orkestra menjadi senjata utama dalam mengadirkan titik punchline di lagu ini, ditambah teknik dan skill vokal dari Ziva Magnolya yang sangat mumpuni menjadikan lagu ini menjadi paket komplit dari sebuah karya yang sangat indah. Ziva juga kerap mengeluarkan teknik vokal riff and runs di lagu ini, sehingga membuatnya sangat candu untuk didengarkan lagi dan lagi.

Mind of My Own - Faye Risakotta

Dok. Faye Risakotta

EP debut Faye Risakotta akhirnya telah dirilis. Penyanyi-penulis lagu-produser berusia 20 tahun ini memulai kariernya enam tahun lalu, dan setelah merilis beberapa single, Faye akhirnya menyelesaikan proyek terbarunya yang berjudul Mind Of My Own yang sudah bisa kamu nikmati mulai tanggal 1 April 2022 lalu.

Mind Of My Own adalah pintu masuk ke dalam pikiran Faye dan berbagai fase kehidupan yang telah dilaluinya. Faye menemukan bahkan dalam kondisi paling rendah—sampai tempat tertinggi dalam hidupnya—selalu terdapat sebuah pelajaran. Dipengaruhi oleh musisi-musisi ternama seperti Coldplay dan Amy Winehouse, Mind Of My Own menggabungkan suara pop eksperimental, lo-fi, dan ambience.

Hampir seluruhnya ditulis dan diproduksi oleh Faye sendiri, Mind Of My Own adalah perjalanan masuk ke dalam pikiran Faye dalam enam lagu dan bagaimana Faye melihat dunia dan orang-orang yang tinggal di dalamnya. Kemampuan Faye untuk mengedepankan mood dan ambience dalam semua aspek penulisan lagu—serta produksi vokal yang apik— membuat kita berdecak kagum.

Ambil contohnya pada "Brightest Days". Berperan sebagai intro untuk EP, Faye mendambakan perasaan yang cerah untuk masa depan, namun juga masih memiliki ketakutan tentang bagaimana hal-hal dapat berubah menjadi buruk dalam sekejap semasa awal pandemi. Kemudian lagu dengan nuansa penuh reverb dan psychedelic "The Way To Go" ditulis ketika dia merasa 'terputus' dari dirinya sendiri dan menyadari bahwa dia selama ini meniru apa yang dilakukan orang lain dalam hidup dan membuatnya semakin mempertanyakan keabsahan dirinya, meskipun sebenarnya itu adalah bagian dari proses kehidupan. 

Dengan mengungkapkan perasaan jatuh cinta seperti perasaan bahagia yang merekah dan meledak-ledak layaknya ekstasi, Faye menceritakan pengalamannya jatuh cinta dengan seseorang yang bisa memberikan perasaan yang sama melalui "Ecstasy". "Don't Hide (Hilang)" yang menyejukkan dan bernuansa seperti Coldplay dalam Ghost Stories adalah lagu yang Faye tulis ketika dia berusia 16 tahun, di mana dia merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri, yang dimana dia akhirnya memutuskan untuk menjadi suara yang ia butuhkan untuk mendorong dan menyemangati dirinya sendiri.

"Ragu? (Reprise)" - Rayhan Noor

Dok. Rayhan Noor

Di penghujung hari bulan ke-7 di tahun 2021 lalu, Rayhan Noor melepas single kelimanya, "Ragu?", melengkapi daftar panjang proyek solonya. Mengingat bagaimana "Ragu?" dicipta, bermula dari keinginan Rayhan Noor untuk berkenalan dengan dirinya kembali untuk kesekian kalinya, "Ragu? (Reprise) (2022)" mengusung mimpi yang sama. Ini adalah bentuk pembaruan dari karyanya tersebut yang dianggap punya warna yang berbeda dengan "Ragu?" yang telah lebih dulu rilis.

Alasannya membuat versi reprise di awal tahun 2022 ini hanyalah sesederhana keinginan pribadinya. Ada dimensi lain yang Rayhan rasa bisa eksplorasi dalam lagu ini. Mengingat liriknya yang lumayan mampu diolah menjadi materi yang seperti ini. Tak terkecuali Rayhan, setiap orang diyakininya memiliki perubahan selera dan referensi, hal itu yang menjadi pemicu terciptanya versi ini. Alternatif lain dari single kelimanya yang ia rilis pasca melepas "House of Cards", "I'll Be Around", "Sweet Cherry Sunrise", "Easy", serta EP dengan Agatha Pricilla bertitel Colors.

Lewat rilisannya kali ini pula, Rayhan Noor secara tersirat menyampaikan bahwa dirinya akan merilis karya yang memang diinginkannya secara personal terlebih dahulu. Telah dicoba olehnya untuk membuat patokan untuk membuat lagu dengan bahasa pengantar tertentu dan matriks wajib lainnya, namun ternyata hal tersebut malah menghalanginya. "Ragu? (Reprise) (2022)" membuatnya belajar dan merelakan untuk membuat karya sesuai kata hatinya.

"Malas" - Donne Maula dan Sheila Dara

Dok. Daramaula

Duo pop-folk asal Indonesia, Donne Maula dan Sheila Dara kembali dengan single terbaru mereka di tahun 2022 ini. Setelah melepas tiga single sebelumnya, "Tak Terima", "Teruntuk Jiwa yang Kupuja", dan "Peka", kini Donne Maula dan Sheila Dara yang menamai diri mereka Daramaula ini merilis single yang berjudul "Malas". Bukannya ingin mengangkat tentang keburukan dari malas, alih-alih Daramaula ingin mengingatkan pada pendengarnya bahwa, "Setiap orang pasti butuh 1 hari off dari dunia untuk recharge, dan itu nggak apa-apa lho," kata Daramaula.

"Malas" sebenarnya terinspirasi dari sosok Donne dan Sheila sendiri. Mereka berdua termasuk orang yang cepat habis energinya saat bertemu dengan orang banyak. Memang, lagu ini diciptakan untuk mengingatkan banyak orang, termasuk mereka berdua, agar
tidak terlalu memaksakan diri. Manusia tentu akan membutuhkan waktu untuk berhenti sesaat dari segala kegiatan yang dia lakukan setidaknya satu hari saja dan menghabiskan waktu tersebut untuk memanjakan diri.

Di lagu ini, Donne Maula berindak sebagai pencipta, komposer dan produser ditemani oleh Iwan Popo yang juga menjadi arranger. Hadir dengan konsep lagu yang sederhana dengan minim instrumen, Daramaula berharap lagu ini akan membuat banyak orang tersadara bahwa kebahagiaan jiwa seseorang itu adalah satu hal yang penting.

"Malas itu bukan berarti tidak bertanggung jawab," ujar Sheila.

"Betul, justru malas itu adalah saat di mana kita memberikan jiwa kita nafas sesaat untuk berlari lagi keesokan hari," sambung Donne dalam rilis yang Popbela terima.

Single ini juga menjadi penanda semakin dekatnya langkah Daramaula untuk merilis album dan project besar yang sedang mereka siapkan dan impikan sejak memulai duo ini. Mereka bahkan bisa memastikan bahwa proyek besar dan album tersebut akan mereka rampungkan dan rilis di pertengahan tahun 2022. 

"Go" - Kanda Brothers

Dok. Kanda Brothers

Masih bertengger di YouTube trending Indonesia, Malaysia, Singapura dan Hong Kong sejak dirilis 18 Maret 2022 lalu, membuktikan bahwa emosi yang disusun di music video "Go" sampai kepada mereka yang membutuhkan. Bahwasannya menyikapi kepergian orang yang begitu berarti dalam hidup kita merupakan sesuatu yang tidak mudah cukup menantang.

Lagu "Go – a Story About Fuji", memang ingin menyampaikan bahwa apapun yang terlihat di media sosial belum tentu bisa menggambarkan apa yang terjadi di dunia nyata secara penuh. Serta, di balik orang yang terlihat baik-baik saja, ada duka dan luka yang mungkin tidak banyak orang yang tahu.

Karya kolaborasi antara Kanda Brothers, R57 dan Fuji ini memang bercerita secara spesifik tentang berbagai emosi yang Fuji rasakan, pasca musibah yang menimpa Vanessa Angel dan Bibi Andriansyah (alm). Banyak metamoforsa yang dia rasakan, seperti merasa menjadi badut ketika berhadapan dengan publik, serta apa yang ditampilkan tidak sesuai dengan kondisi hatinya.

Dalam video klip ini, Anton Ismael selaku sutradara menggambarkan lewat sosok Fuji yang mencoret wajahnya dengan lipstik yang berantakan. Ada juga berjalan ditabrak sama banyak orang, hingga akhirnya jatuh dan dibantu oleh dua sosok di akhir video. Sebuah analogi tentang banyaknya hujatan tanpa argument jelas yang datang kepadanya belakangan ini, terasa begitu menyakitkan karena sejatinya dia pun belum selesai memproses masa duka.

Jadi dari semua lagu di atas, mana yang paling mewakili perasaan kamu?

IDN Media Channels

Latest from Inspiration