Apa yang spontan kamu pikirkan ketika mendengar "Timur Tengah"? Apakah Arab, agama Islam, makanan Timur Tengah, ataupun seringnya terjadi konflik? Memang benar bahwa Timur Tengah sangat kental dengan asal mula peradaban Islam dan budaya bangsa Arab, serta memang masih ada konflik antar-negara di sana sampai hari ini.
Di samping hal-hal tersebut, Timur Tengah sebenarnya telah memiliki sejarah yang sangat kaya bahkan sebelum kelahiran agama Islam. Ini dibuktikan dengan banyaknya situs-situs purbakala sejak zaman kerajaan-kerajaan kuno. Apa saja beberapa kerajaan tua yang dulu sangat tersohor di Timur Tengah? Yuk, simak daftar berikut.
1. Kekaisaran Neo-Assyria
Peradaban tua bangsa Assyria resmi menjadi monarki pada sekitar tahun 1900 SM dengan raja pertamanya Tudiya. Kepercayaan resmi bangsa ini adalah agama politeisme purba Mesopotamia. Kerajaan tua Assyria beribukotakan di Ashur, yang menjadi kota pertama dan tertua sepanjang sejarah Peradaban Assyria.
Periode monarki yang paling tersohor dan terkenal adalah Kekaisaran Neo-Assyria yang dimulai pada tahun 912 Sebelum Masehi, dengan kaisar pertamanya Adad Nirari II. Pada era inilah kekaisaran berada di puncak dengan wilayah negara yang membentang dari seluruh daratan Mesopotamia hingga Mesir. Pada masa itu, militer Kekaisaran Neo-Assyria menjadi yang terkuat dan pertama dalam menggunakan senjata yang terbuat dari besi. Pemerintahan dan militer kekaisaran ini juga memiliki reputasi yang kejam dalam penjajahan bangsa-bangsa sekitar.
Ibukota Kekaisaran Neo-Assyria berkali-kali dipindahkan oleh kaisar-kaisar selanjutnya dari yang awalnya di kota historis Ashur, ke kota Kalhu, Dur-Sharrukin, dan Niniwe (sekarang Mosul). Kekaisaran akhirnya runtuh pada tahun 612 Sebelum Masehi setelah banyak kota yang dijajah oleh koalisi bangsa-bangsa sekitarnya. Beberapa peninggalan Kekaisaran Neo-Assyria yaitu Gerbang Niniwe, relief-relief kuno dan patung-patung binatang/dewa yang masih dapat dilihat sampai sekarang. Akan tetapi, beberapa situs warisan ini, khususnya yang ada di kota Kalhu dan Mosul/Niniwe, musnah atau mengalami kerusakan parah akibat ulah ISIS beberapa tahun lalu.
2. Kekaisaran Neo-Babilonia
Setelah Kekaisaran Neo-Assyria runtuh karena dijajah oleh banyak bangsa sekelilingnya, salah satunya adalah bangsa Babel, berdirilah kembali Kekaisaran Babilonia era baru pada tahun 626 SM yang dipimpin oleh kaisar pertamanya yaitu Nabopolassar. Sama seperti sebelumnya, kepercayaan resmi kekaisaran ini juga politeisme Mesopotamia. Kekaisaran Neo-Babilonia sebenarnya merupakan lanjutan dari peradaban bangsa Babel yang lebih kuno lagi yaitu Kekaisaran Babilonia Pertama yang pernah ada sekitar 1000 tahun sebelumnya.
Kaisar tersohor Neo-Babilonia adalah Nebukadnezar II, putra Nabopolassar, yang merenovasi besar-besaran dan menjadikan ibukota Babilonia sangat mewah dan termegah di tanah Mesopotamia pada waktu itu. Kekaisaraan mencapai masa kejayaannya dalam bidang seni, arsitektur, dan juga urbanisasi di bawah pemerintahan Nebukadnezar II. Salah satu struktur raksasa yang terkenal dan melegenda dari Kekaisaran Neo-Babilonia adalah Taman Gantung Babilonia yang disebutkan menjadi satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Meskipun itu, struktur ini kontroversial dan masih diperdebatkan dalam hal ada tidaknya dan lokasi sebenarnya Taman Gantung Babilonia.
Kekaisaran Neo-Babylonia hanya berumur pendek dan akhirnya dikuasai oleh bangsa Persia pimpinan Cyrus The Great pada tahun 539 SM. Kebanyakan warisan karya seni dan arsitektur kekaisaran hanyalah tertulis, namun terdapat sebuah bukti nyata yaitu Gerbang Ishtar yang masih dapat dilihat hingga kini. Awalnya bermula dari temuan potongan batu-batuan di lokasi penggalian di dekat kota Hillah (Irak), yang kemudian dibawa ke Jerman lalu direkonstruksi dan dimuseumkan di sana.