Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

5 Karya Arswendo Atmowiloto yang Melegenda

Karyanya akan selalu dikenang

Niken Ari Prayitno

Kabar meninggalnya sastrawan Arswendo Atmowiloto mengejutkan berbagai pihak. Sastrawan yang akrab disapa Wendo ini meninggal dunia di usia 70 tahun karena kanker prostat. Mengutip dari berbagai sumber, pria kelahiran Surakarta, 16 November 1948 ini baru divonis menderita kanker sejak dua bulan yang lalu. Selama dua bulan itulah, Wendo berjuang melawan kanker tersebut.

Arswendo Atmowiloto bukanlah nama baru di dunia sastra dan jurnalis di Indonesia. Ia dikenal sebagai sastrawan dengan karya-karya yang luar biasa dan melegenda. Berikut ini ada lima karya Arswendo Atmowiloto yang melegenda. Apa saja?

1. Keluarga Cemara

Dok. Internet

Generasi 90-an pasti akrab dengan sinetron yang satu ini. Wendo menulis naskah sinetron Keluarga Cemara di tahun 1996-2002 dan baru dibukukan pada tahun 2001. Karena kesuksesan Keluarga Cemara di masa lalu, sinetron ini dibuat kembali dalam bentuk film di awal tahun 2019.

2. Ali Topan Anak Jalanan

Dok. Internet

Di tahun 1997-1998, ada satu sinetron yang sangat hits pada masanya, yakni Ali Topan Anak Jalanan. Arswendo menulis naskah sinetron Ali Topan Anak Jalanan yang diadaptasi dari film berjudul sama yang tayang di tahun 1977. Saking suksesnya sinetron tersebut, salah satu stasiun televisi swasta bahkan akan membuat ulang Ali Topan Anak Jalanan.

3. Novel Dua Ibu, Keluarga Bahagia, dan Mendoblang

Dok. Internet

Bukan hanya mendapat apresiasi di dalam negeri, karya-karya Wendo juga seringkali mendapatkan penghargaan di luar negeri. Tiga karyanya Dua Ibu (1981), Keluarga Bahagia (1985) dan Mendoblang (1987), masing-masing mendapatkan Hadiah Sastra Asean di tahun 1981, 1985, dan 1987.

4. Bayiku yang Pertama

Dok. Internet

Bayiku yang Pertama adalah karya pertama Wendo dalam bentuk naskah sandiwara komedi tiga babak. Karena karya inilah Wendo akhirnya mulai dikenal dan diperhitungkan di dunia sastra Indonesia.

5. Pemimpin Redaksi Majalah Hai dan Monitor

Dok. Internet

Di dunia jurnalistik, Wendo juga pernah memegang jabatan tertinggi. Ia pernah menjadi pemimpin redaksi majalah Hai dan Monitor. Wendo juga pernah membuat tabloid sendiri yang diberi nama Bintang Indonesia dan hanya bertahan selama tiga tahun.

IDN Media Channels

Latest from Inspiration