Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

8 Film Rima Melati Paling Terkenal dan Terakhir Sebelum Tutup Usia

Dari Intan Berduri hingga Senjakala di Manado

Natasha Cecilia Anandita

Indonesia kembali kehilangan salah satu aktris senior dan seniman mereka, Rima Melati. Aktris bernama asli Marjolein Tambayong ini meninggal dunia pada Kamis (23/6/2022) di RSPAD Gatot Soebroto pada pukul 15.14 WIB.

Selama kariernya, Rima Melati telah membintangi puluhan bahkan hampir ratusan film. Ia juga tak jarang membintangi sinetron sehingga sosok dan namanya amat terkenal. 2014-2015 menjadi tahun-tahun terakhirnya membintangi film dan sinetron.

Berikut daftar film Rima Melati yang paling terkenal sekaligus terakhir sebelum tutup usia.

1. Intan Berduri (1972)

wikipedia.com

Intan Berduri menjadi salah satu film populer Rima Melati yang membawanya memenangkan Pemeran Utama Wanita Terbaik di ajang Festival Film Indonesia tahun 1973. Dalam film ini, Rima Melati beradu akting dengan Benyamin Sueb.

Filmnya berkisah tentang sebuah keluarga miskin, Jamal (Benyamin S), istrinya Saleha (Rima Melati) dan anaknya, yang hidup dari menangkap ikan di sungai dengan bubu. Suatu ketika, keluarga tersebut tiba-tiba mendapat intan di bubunya.

Seluruh desa geger, polisi dan seorang pengacara, Max Syad SH (Farouk Afero) datang untuk mengamankan intan itu. Suami-istri miskin itu pun menjadi kaya namun hidupnya diatur oleh Max Syad. Sampai akhirnya terbukti bahwa intan itu masih terlalu muda untuk dibentuk, hingga suami-istri tadi kembali miskin. Kelucuan dan sindiran halus tampil dengan manis dalam film tersebut.

2. Arini I dan II (1987 & 1988)

perfilman.perpusnas.go.id, imdb

Film kedua yang juga cukup terkenal adalah Arini I dan Arini II. Film Arini I atau Arini, Masih Ada Kereta yang Akan Lewat adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1987 dengan disutradarai oleh Sophan Sophiaan.

Kisahnya tentang apa yang terjadi jika seorang wanita karier yang punya kedudukan tinggi berhubugan dengan seorang pemuda yang berumur sepuluh tahun lebih muda. Lebih-lebih bila pemuda itu belum punya pekerjaan dan memiliki seorang ibu yang gemar mencampuri urusan rumah tangganya. Kisah ini diadaptasi dari buku novel karangan Mira W. dengan judul yang sama.

Sedangkan Arini II, Biarkan Kereta itu Lewat yang disutradarai oleh Wim Umboh merupakan kelanjutan dari film pertama. Dalam film tersebut Rima Melati menjadi Ibu dari tokoh Nick yang diperankan oleh Rano Karno.

3. Salah Asuhan (1972)

imdb.com

Kembali ke tahun 70-an, Rima Melati juga membintangi salah satu film populer berjudul Salah Asuhan. Film drama Indonesia ini diproduksi oleh Andi Azhar dan disutradarai oleh Asrul Sani. Rima Melati berakting bersama Dicky Zulkarnaen dan Ruth Pelupessy sebagai salah satu pemeran utama.

Salah Asuhan diadaptasi dari novel berjudul sama, namun latar belakang waktu cerita diubah menjadi era tahun 1970an. Sinopsisnya, Hanafi (Dicky Zulkarnaen), yang pulang ke kampung halamannya di Sumatera Barat karena telah gagal dalam studinya di Eropa.

Ia pun mulai menghadapi masalah terkait kebiasaannya yang bertentangan antara di Eropa dengan adat setempat. Cerita semakin kompleks saat cinta segitiga antara Hanafi, Corrie du Bussee (Ruth Pelupessy), dan Rapiah (Rima Melati) muncul.

4. Kasih Tak Sampai (1961)

imdb.com

Kasih Tak Sampai juga mempertemukan Rima Melati dengan Dicky Zulkarnaen. Namun, ceritanya lebih mengarah pada kisah anak dan ibu yang menyedihkan. Iyem (Upit Sarimanah) adalah pembantu dari Ny. Sukardi (Sumarni). Mereka sama-sama melahirkan anak perempuan.

Iyem hamil oleh lelaki yang tak bertanggung jawab, maka anaknya diakui sebagai anak sendiri oleh Ny. Sukardi. Walau tetap bekerja di rumah Sukardi (Yong Thahar), tetapi Iyem tak boleh menyebut Ningsih (Rima Melati) itu anaknya.

Suatu kali Ratna (Nina Martini) mendengar percakapan orangtuanya (Tuan dan Nyonya Sukardi). Ratna menyampaikan kepada Ningsih, bahwa saudara nya itu sebetulnya adalah anak Iyem. Akibatnya Ningsih pergi dan mendapat keberuntungan menjadi bintang film.

Dengan kerja terhormat itu Ningsih malu mengakui Iyem itu sebagai ibunya. Belakangan ia menyesal waktu Iyem tutup mata untuk selamanya. Ningsih hanya bisa menangis di atas pusara sang ibu.

5. Pondok Cinta (1985)

indonesiafilmcenter.com

Pondok Cinta rilis pada tahun 1985 yang disutradarai oleh Satmowi Atmowiloto dan dibintangi oleh El Manik dan Zoraya Perucha. Rima Melati di film ini merupakan pemeran pembantu, namun ia meraih nominasi untuk perannya itu di Festival Film Indonesia 1986. Tak hanya itu, film ini juga masuk nominasi di kategori Pemeran Utama Wanita (Zoraya Perucha) dan Pemeran Pembantu Pria (Frans Tumbuan).

Kisahnya tentang Meski Krismanto (El Manik) dan Istia (Zoraya Perucha) yang menikah di bawah tentangan orangtua. Perbedaan latar belakang suami istri yang cukup besar, membuat jalannya perkawinan tersendat-sendat. Belum lagi ibu dan adik-adik Kris, selalu ikut campur tangan pada keluarga muda ini.

Masalah bertambah ketika Kris ketahuan selingkuh. Istia pun akhirnya mengabdikan diri untuk merawat dan membesarkan Dina (Vivi Samodra), sebagai pekerja sosial, mengajar menjahit di sebuah panti yatim piatu. Di sinilah ia berjumpa dengan Bahar (Frans Tumbuan) dan mulai jatuh cinta.

6. Ungu Violet (2005)

imdb.com

Ungu Violet juga membawa Rima Melati memenangkan Best Supporting Actress di Asia-Pacific Film Festival 2005 serta masuk dalam nominasi Pemeran Pendukung Wanita Terfavorit dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik di Indonesian Movie Actors Awards 2007, juga nominasi Most Favourite Supporting Actress di ajang MTV Indonesia Movie Awards 2005.

Ungu Violet bercerita tentang Lando (Rizky Hanggono, seorang fotografer yang tunangannya baru saja meninggalkannya. Dalam kesusahannya, ia bertemu dengan seorang gadis loket tiket busway bernama Kalin (Dian Sastrowardoyo). Gairah Lando untuk hidup dihidupkan kembali, tetapi itu tidak berlangsung lama. Tanpa alasan yang jelas, Lando meninggalkan Kalin yang menjadi sangat marah dan patah hati.

Seiring berjalannya waktu, Lando, yang masih dalam kesusahan, menemukan bahwa Kalin telah menjadi supermodel, dan melihat kehadirannya di mana-mana. Lando sangat ingin bertemu Kalin lagi dan menjelaskan mengapa dia meninggalkannya.

Dia akhirnya mendapat kesempatan dan bertemu Kalin, tetapi pertemuan ini kembali berakhir tragis karena Kalin mengalami kecelakaan dan menjadi buta. Kemudian, Kalin mendapatkan donor kornea yang memungkinkannya untuk melihat lagi, tetapi dia tidak dapat menemukan Lando, yang sebenarnya sangat dia cintai.

7. Ayah, Mengapa Aku Berbeda? (2011)

themoviedb.org

Film menguras air mata ini berkisah tentang gadis remaja bernama Angel yang tunarungu, tapi tidak pernah menyerah untuk membuktikan bahwa ia terlahir ke dunia ini dengan tujuan yang diberikan Tuhan. Ia terus berjuang meraih impiannya untuk membahagiakan sang ayah, setelah ibunya meninggal saat melahirkan dirinya. Rima Melati menjadi nenek yang sabar, mengasihi, dan merawat Angel.

8. Senjakala di Manado (2016)

wikipedia.com

Senjakala di Manado menjadi film terakhir Rima Melati di dunia hiburan Tanah Air. Dalam film ini, Rima Melati juga mengambil peran pendukung yang beradu akting dengan Ray Sahetapy, Mikha Tambayong, Fero Walandouw, dan Remy Sylado.

Kisahnya tentang hubungan ayah dan anak. Johny WW Lengkong, seorang pelaut yang telah meninggalkan keluarganya selama hampir 20 tahun, berniat kembali ke Manado dengan harapan keluarganya mau memaafkannya.

Namun ternyata istrinya telah meninggal dunia dan meninggalkan seorang anak bernama Pingkan. Johny pun berjanji akan merawat Pingkan, tetapi ternyata semua tidak berjalan dengan mudah.

Pingkan merasa terganggu tatkala Johny mulai mencampuri urusan asmaranya dengan Brando, kekasihnya, lantaran Johny merasa Brando bukan pria baik-baik. Dari situlah konflik antara ayah dan anak mulai terjadi.

Itulah 8 film populer dan terakhir dari Rima Melati, aktris senior Indonesia yang tutup usia. Selamat jalan Rima Melati, karyamu akan selalu terkenang.

IDN Media Channels

Latest from Inspiration