Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Langsung dari Pakarnya, Inilah 5 Mitos dan Fakta Mengenai Puasa

Jangan sampai tertukar antara mitos dan fakta tentang puasa!

Mariana Politton

Berpuasa merupakan salah satu ibadah yang mendatangkan manfaat tersendiri secara spiritual maupun jasmani. Akan tetapi, informasi yang berkembang mengenai hal tersebut kadangkala tumbuh dari beberapa mitos yang berkembang dan dianggap benar.

Padahal, anggapan benar atau salah terkait mitos seringkali tidak berlandaskan fakta yang sebenarnya. Oleh karena itulah, Popbela sengaja merangkum beberapa mitos dan fakta mengenai puasa yang dijelaskan oleh para pakarnya.

1. Puasa pada ibu hamil

bbc.com

Salah satu mitos terkait ibadah puasa yang berkembang adalah, efek samping negatif yang besar kemungkinan dapat terjadi pada ibu hamil. Sehingga, beberapa meyakini bahwa ibu hamil tidak perlu melakukan ibadah puasa demi kesehatan diri dan bayi dalam kandungan.

Fakta: Para ibu hamil tetap dapat melakukan ibadah puasa dengan memperhatikan nutrisi selama sahur dan berbuka. Hal ini didukung oleh pakar asal Tehran bernama Vahid Ziaee melalui studi berjudul The Effect of Ramadan Fasting on Outcome of Pregnancy (2010).

Perhatikan: Konsumsi selama sahur dan terbuka harus menyertakan kandungan vitamin, cairan, elektrolit serta protein, serta tidak berlebihan lemak dan karbohidrat. Apabila merasa mual di masa triwulan pertama, puasa sebaiknya dihentikan sementara waktu.

2. Puasa pada orangtua berusia lanjut

Freepik.com/Odua

Selain ibu hamil, kegiatan puasa nyatanya turut dipertanyakan untuk orang-orang yang umurnya telah cukup lanjut. Hal tersebut dikarenakan kondisi tubuh yang dianggap telah kian melemah serta fungsi organ-orang tubuh yang tidak bekerja secara optimal.

Fakta: Ahli kesehatan dari RS Meilia Cibubur bernama Dr.  Florentina R. Wahjuni, Cq.Phy., CHt., menjelaskan kepada National Geographic Indonesia bahwa usia bukanlah patokan untuk seseorang boleh atau tidak boleh menjalankan ibadah puasa. Alasannya, karena kondisi fisik setiap orang berbeda-beda, tergantung dari pola hidup, pikiran dan aktivitas.

Perhatikan: Para orangtua yang berusia lanjut sebaiknya memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter. Dengan konsultasi dan pemeriksaan, dokter dapat menentukan apakah boleh melakukan puasa atau tidak.

3. Kegiatan olahraga selama berpuasa

pinterest.com

Bagi sebagian orang, berpuasa menyebabkan efek samping pada kondisi tubuh yang menjadi lemah. Dampaknya, beberapa memutuskan untuk berdiam diri ketimbang melakukan kegiatan-kegiatan fisik yang melelahkan karena dianggap berisiko negatif.

Fakta: Ketika seseorang yang berpuasa tanpa melakukan bergerak, maka kadar gula darah akan lebih cepat turun. Dampaknya, oksigen tidak masuk ke dalam sel-sel tubuh dan membuat tubuh kian tak bertenaga, seperti melansir dari National Geographic Indonesia.

Perhatikan: Dalam studi berjudul Exercise Training and Fasting: Current Insights (2020), pakar Hassane Zouhal dari Universitas Rennes, Perancis, dan pakar lainnya menyarankan kegiatan olahraga dengan intensitas yang rendah ketika seseorang menjalankan puasa.

4. Batasan mengonsumsi air dingin

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Bernostalgia ke masa kecil, kamu tentu mengingat anjuran orangtua yang seringkali melarangmu untuk mengonsumsi minuman dingin secara berlebihan. Hal ini nyatanya semakin dipercayai ketika seseorang sedang menjalankan kegiatan puasa.

Fakta: Dalam studi yang dipublikasikan pada 2001, seorang pakar bernama P Mattson menjelaskan bahwa minuman dingin dapat menyebabkan sakit kepala. Sehingga benar, hal ini dapat menjadi salah satu alasan pertimbangan untuk menguranginya selama puasa.

Perhatikan: Ketika menjalankah ibadah puasa, mengonsumsi minuman hangat sangat dianjurkan ketika berbuka puasa, karena sifatnya mampu diserap secara langsung oleh sel tubuh. Dengan begini, risiko negatif terhadap kondisi tubuh akan mampu terhindari selama berpuasa.

5. Berbukalah dengan yang manis

Unsplash.com/Sweet Dates Clay Plate Stone

Kamu tentu tidak asing lagi dengan tagline umum yang berbunyi, "Berbukalah dengan yang manis", yang berasal dari iklan merek minuman. Itu artinya, tidak ada salahnya untuk mengonsumsi beberapa makanan kesukaanmu seperti, donat, brownies, kue, dan makanan manis lainnya ketika berbuka puasa.

Fakta: Tidak ada hadits yang menganjurkan berbuka dengan yang manis. Melansir dari Harvard Health, pakar nutrisi Dr. Frank Hu dan rekannya menemukan bahwa konsumsi makanan manis menyebabkan kadar gula tinggi dan hal ini menyebabkan risiko gangguan jantung kian meningkat. Sehingga butuh batasan dalam asupan gula.

Perhatikan: Dengan asupan gula yang secukupnya, buka puasa sebaiknya ditemani dengan manisan yang bersifat alami dari buah. Termasuk buah kurma yang kandungan gulanya tinggi, namun lambat dicerna sehingga bersifat aman.

Jadi, bagaimana? Sekarang kamu tidak akan tertukar antara fakta dan mitos mengenai puasa, bukan?

IDN Media Channels

Latest from Inspiration