Tanaman hias dengan daun yang indah memang jadi salah satu alternatif pilihan untuk mempercantik rumah. Kesejukan yang dihasilkan, menjadikannya primadona untuk diletakkan di sudut-sudut rumah. Namun, di antara tanaman hias yang indah, ada sebagian yang ternyata mengandung racun, lho. Racun yang ada tersebut tentunya mempunyai efek buruk bagi kesehatan.
Nah, agar kamu bisa berhati-hati, Popbela sudah siapkan daftar tanaman hias yang mengandung racun, nih. Daftar tanaman ini bisa dijadikan pertimbangan olehmu, terutama untuk kamu yang mempunyai anak kecil atau hewan peliharaan agar bisa memilih tanaman yang aman bagi mereka. Berikut ini 7 jenis tanaman hias beracun namun sangat indah.
1. Tanaman dolar
Jenis tanaman hias beracun pertama ialah tanaman dolar atau ZZ Plant. Jenis tanaman yang kerap kali diletakkan di dalam ruang ini memiliki racun yang bisa menyebabkan kulit menjadi iritasi ataupun gatal-gatal. Berdasarkan penelitian terbaru, racun yang ada di tanaman ini disebabkan adanya senyawa oksalat yang bertengger di seluruh bagian tanaman dolar. Senyawa tersebut yang menyebabkan tanaman dolar dikategorikan sebagai tanaman yang beracun.
Nah, kalau kamu atau keluargamu tak sengaja menyentuh tanaman ini, segera cuci tanganmu dengan sabun secara bersih agar meminimalisir efek gatal yang dihasilkan. Jangan lupa juga pergunakan sarung tangan bila ingin memindahkan tanaman asli Afrika ini, ya.
2. Kuping gajah
Tanaman indah beracun selanjutnya ialah kuping gajah. Di balik warna daunnya yang sungguh indah, ternyata tanaman yang termasuk ke dalam keluarga talas dan keladi ini mengandung racun yang cukup berbahaya bagi tubuh. Daun tanaman ini ternyata mampu membuat dinding saluran pernapasan membengkak bahkan menutup jalan masuk dan keluarnya udara.
Nggak hanya itu, bila tangan kita tak sengaja menyentuh daun, maka akan terasa gatal dan seperti ada sensasi terbakar yang dirasakan. Parahnya lagi, jika daun ini tak sengaja tertelan oleh anak atau hewan peliharaan, maka akan ada pembengkakan pada lidah dan mulut, yang dalam jangka panjang bisa berefek pada kondisi sulit bernapas.