Ketahuilah bahwa aku tak perlu menjawab apa pun padamu. Aku juga tidak memiliki kewajiban untuk memberimu janji apa pun. Yang kamu minta dariku sungguh mustahil. Jika kamu menginginkan aku untuk berubah dan menjadi sosok lain, maaf tapi aku tak bisa dan tak mau memenuhi permintaan tersebut. Aku sudah cukup banyak bersabar dan mengalah padamu selama ini. Tapi apa yang sudah kamu berikan untukku?
Ingatkah kamu saat kita pergi makan bersama, dan kamu menyinggung soal berat badanku? Atau waktu kita kencan berdua, dan kamu menentang gaya berpakaianku yang cuek? Masih adakah dalam kenanganmu ketika kita pergi bersama teman-temanku, dan kamu mengeluh karena menurutmu teman-temanku terlalu berisik dan membosankan? Dan saat aku bercerita padamu tentang mimpi-mimpi besarku, kamu memprotesnya karena kamu menganggap perempuan itu sudah kodratnya tinggal di rumah dan mengurus keluarga. Kala kita bertengkar waktu itu, dan kamu sungguh marah karena aku berani melawanmu, kamu berkata bahwa aku seharusnya menunjukkan hormat padamu sebagai laki-laki.
Kamu membuatku merasa bahwa aku tak cukup baik untukmu. Kamu tak pernah memandangku dengan sepasang mata lembut yang dulu menangkap tatapanku, jauh, jauh, sebelum kita akhirnya berkenalan. Kamu tak pernah lagi menggenggam tanganku dengan hangat, seperti kamu dulu menggandengku menjadi pasanganmu setelah berbulan-bulan kamu berusaha memenangkan hatiku. Kamu sudah berhenti mengusap kepalaku dengan penuh kasih yang kukira setulus pernyataan cintamu padaku di hari kita jadian. Tapi siapakah kamu hingga berani membuatku merasa sedemikian rupa?
Aku akan memantapkan langkahku untuk meninggalkanmu. Meskipun dalam hati kecilku aku berharap masih ada secuil saja dirimu yang dulu pernah kucintai. Diam-diam aku berdoa supaya kamu yang selalu menghargai orang lain apa adanya suatu hari akan muncul lagi dalam hidupku, bukan kamu yang suka menuntutku agar berubah. Aku pantas mendapatkan yang jauh lebih baik lagi darimu. Akan ada lelaki lain yang mau mencintaiku apa adanya dan menghargai aku sebagai seorang wanita yang sejajar dengan laki-laki. Suatu hari nanti, aku bakal menemukan kebahagiaan bersama pria yang pantas aku perjuangkan.
Ia tak akan membuatku mengorbankan diri untuk hal-hal sepele seperti gaya berpakaian. Apalagi untuk cita-citaku yang tinggi dan besar. Ia tidak akan membuatku mempertanyakan apa yang salah denganku. Ia tidak akan membuatku kehilangan kepercayaan diri padahal berat badanku masih ideal. Ia tidak akan membuatku menyesal telah meninggalkan kamu. Tak mengertikah kamu, setiap wanita terlahir dengan kecantikannya masing-masing? Tak pahamkah kamu, setiap wanita memiliki kelebihan yang jauh lebih penting daripada penampilan fisiknya? Tak sadarkah kamu, setiap wanita dianugerahi dengan kekuatan yang jauh lebih besar dari egomu? Semoga di masa yang akan datang, pikiranmu akan terbuka dan kamu akan memahami isi suratku ini.