Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Mengenal Grooming, Saat Laki-Laki Berpacaran dengan Anak di Bawah Umur

Sulit membedakan grooming dengan romansa

Anatasia Anjani

Aktor Kriss Hatta menjadi perbincangan publik setelah membuat pernyataan mengejutkan soal dirinya mengencani anak berusia 14 tahun. Pernyataan itu sontak menjadi perdebatan warganet karena dinilai tidak pantas.

Alasan Kriss Hatta mengencani perempuan yang lebih muda 20 tahun darinya agar mudah dikendalikan. Tidak seperti anak berusia 20 tahun yang agak sulit dikendalikan karena sudah mulai dewasa.

Merespons hal itu, Komisioner KPAI Retno Listyarti mengkritik pernyataan Kriss Hatta yang dinilai kontroversial, apalagi saat mantan suami Hilda Fitria itu berencana menikahi kekasihnya tersebut. Menurut Retno, hal itu berpotensi pada glorifikasi pernikahan usia anak.

Secara umum, ada istilah yang tepat untuk menggambarkan fenomena Kriss Hatta yang memacari anak usia di bawah umur, dikenal dengan grooming.

Grooming termasuk eksploitasi seksual anak, di mana pihak yang lebih kuat menggunakan kekuatan mereka, baik secara fisik, finansial, atau emosional, atas seorang anak atau remaja. Grooming dapat berpotensi pada pelecehan anak secara seksual atau emosional.

Kamu masih bingung dengan grooming? Perhatikan tanda-tanda berikut supaya dapat memahami lebih jauh, ya!

1. Siapa pun bisa menjadi korban

Pinterest

Anak di bawah umur rentan mengalami grooming karena kenaifan mereka. Menurut ahli hubungan seksual, Marlowe Garrison, grooming dapat terjadi pada usia berapa pun.

“Grooming sangat berkaitan dengan tipuan, rasa aman, dan budaya. Dimulai menargetkan orang yang rentan kemudian pelaku membangun kepercayaan,” kata Marlowe yang dikutip dari Allure.

2. Dimulai dengan persahabatan

internet

Grooming dimulai dengan membangun rasa persahabatan antara pelaku dan korban. Hal itu dilakukan agar pelaku dapat mengenal korban dengan cukup baik untuk mengetahui apa yang mereka sukai.

Pelaku akan mencari berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan dari korban untuk menarik minat mereka. Pendekatan itu bisa juga dilakukan melalui media sosial, seperti menuliskan komentar baik di unggahan korban.

3. Pelaku sering mengumbar janji manis

Mubi

Keramahan pelaku biasanya mendorong korban untuk lengah dan menganggapnya sebagai seorang yang baik hati. Begitu korban luluh, pelaku akan membantu mereka dan melakukan sesuatu untuknya, sehingga orang tersebut merasa berhutang budi pada pelaku.

Setelah pelaku memenuhi janji dan menunjukkan kepercayaan, mereka akan mulai meminta kembali, namun semuanya dilakukan pelan-pelan. Grooming adalah proses yang lambat dan itulah sebabnya secara psikologis ini bisa sangat merusak mental.

4. Korban dijadikan tempat curhat

Pinterest

Biasanya, pelaku mencoba menjaga hubungan dengan korban yang bersifat pribadi sejak awal. Hal ini dikarenakan kerahasiaan dikembangkan sejak awal untuk menarik aspek non seksual dari hubungan.

Setelah hubungan berlanjut, pelaku akan mencoba memisahkan korban dari orang-orang terdekat. Ini dilakukan agar pelaku bisa mengontrol korban sepenuhnya.

5. Grooming sulit dibedakan dari romansa

PORT.hu

Lambatnya proses membangun kepercayaan dan kerahasiaan antara korban dan pelaku mengakibatkan sulit menganggap grooming sebagai kejahatan. Satu hal yang perlu diwaspadai adalah keinginan untuk bertemu dari pelaku terhadap korban.

Pelaku menghabiskan banyak waktu untuk membangun hubungan dengan pertemuan yang akan mengarah pada romansa. Lambat laun, korban merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan hubungan yang dijalaninya.

6. Korban bisa lepas dari hubungan ini

imDb

Jika kamu menyadari hubungan ini terlalu kasar dan mengontrol, kamu bisa keluar darinya. Itu dimulai dari menyadari sesuatu yang tidak beres. Ketika kamu menyadarinya, mulailah berbicara pada profesional.

Dengan bantuan profesional, kamu bisa menentukan langkah selanjutnya harus seperti apa.

7. Dukung selalu korban

Pexels/ SHVETS production

Jika kamu memiliki kenalan yang terjebak dalam hubungan grooming, mulailah ajak dia untuk mencari pertolongan profesional. Tanyakan bagaimana keadaannya dan hal yang bisa kamu lakukan untuk mendukungnya.

Penting untuk diingat untuk tidak menyalahkan korban, percaya padanya, tunjukkan dukungan, serta cari pertolongan untuk korban dan untuk pendamping.

Nah, itulah hal yang harus kamu ketahui soal grooming. Semoga dapat dipahami, ya, Bela!

IDN Media Channels

Latest from Dating