Apakah Bela telah mengetahui adanya fenomena Makkah menghijau? Kawasan yang terkenal dengan gurun pasir tandus itu jadi perbincangan masyarakat lantaran baru-baru ini memperlihatkan kondisi yang tak biasa. Dataran pasir tersebut, menjadi penuh rumput akibat dari hujan yang sempat mengguyur terus-menerus.
Melansir dari akun Twitter, @theholymosques, terlihat penampakan Makkah menghijau itu pada Senin (9/1/2022).
Menurut Arabia Weather, terlihat dari citra satelit NASA yang menampakkan tanah Makkah, Jeddah, dan Madinah yang berubah menjadi dataran hijau usai hujan yang terus mengguyur beberapa hari terakhir.
Penampakan ruang hijau yang menutupi beberapa wilayah Arab Saudi bagian barat menjadi hal yang tak biasa lantaran selama ini terkenal sebagai tempat beriklim gurun yang kering.
Berbicara soal Mekkah yang menghijau karena guyuran hujan, lain halnya dengan salah satu wilayah ini yang ternyata turun salju tebal. Daerah tersebut berada di bagian utara Arab Saudi yang merupakan pegunungan tinggi, yakni Provinsi Tabuk—berjarak 1.000 km dari Makkah.
Salju tersebut sempat turun sejak 25 Desember tahun 2021lalu hingga menutup semua bagian Pegunungan Al-Lawz dan Alaqan Al-Dhahr pada dua hari setelahnya. Selain itu, daerah lain yang juga merasakannya, di antaranya Arar, Turaif, Hazm Al-Jalamid, Al-Jouf, dan Al-Qurayyat.
Diketahui, salju di Arab Saudi ini bukan pertama kalinya. Wilayah tersebut pernah mengalami hujan salju lebat pada 2018 silam. Turunnya salju di kawasan ini terjadi karena adanya tekanan tinggi udara dengan suhu sangat rendah yang bergerak berpusat di atas wilayah gurun. Kemudian, tingkat kelembaban yang tinggi menimbulkan terjadinya salju, melansir dari Middle East Monitor.
Pengaruh cuaca dingin dengan dorongan udara lembap dari dataran Eropa yang berdekatan dengan bagian utara Arab Saudi rupanya juga menjadi alasan terjadinya salju.
Melansir dari CNN Indonesia, para ahli juga menyebut tumbuhnya tanaman hijau di daerah gurun bisa terbantu modifikasi teknologi. Sebuah studi pada 2018 mengungkapkan penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga angin (PLTB) dalam jumlah besar dapat membantu penghijauan di gurun.
Para peneliti memanfaatkan efek PLTS dan PLTB yang dapat meningkatkan panas dan kelembapan di area sekitar Gurun Sahara yang memengaruhi potensi tumbuhnya tanaman.
"Peningkatan curah hujan ini, pada gilirannya, mengarah pada peningkatan tutupan vegetasi, menciptakan siklus yang positif," kata Yan Li, co-lead peneliti studi, peneliti postdoctoral bidang sumber daya alam dan ilmu lingkungan di University of Illinois, mengutip dari LiveScience.
"Pemanasan malam hari yang lebih besar terjadi karena turbin angin dapat meningkatkan proses pencampuran vertikal dan menurunkan udara yang lebih hangat dari atas," tulis para peneliti dalam studi tersebut.
Selain itu, para peneliti menemukan peningkatan hujan rata-rata sebanyak 0,25 milimeter per hari di daerah dengan PLTB.