Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Tuduh WHO Tak Bisa Tangani Corona, Donald Trump Hentikan Pendanaan

Di situasi seperti ini masih saling menyalahkan

Rosa Folia

Di tengah pandemi corona seperti saat ini, sebaiknya kita saling membantu satu sama lain agar wabah segera dapat diatasi. Namun, hal sebaliknya justru dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Ia menyalahkan Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tak bisa menangani virus corona dan tidak transparan.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan penghentian pendanaan kepada organisasi kesehatan dunia (WHO), pada Selasa waktu setempat (14/4). Pada saat yang sama, pihaknya juga akan melakukan evaluasi ulang terhadap badan PBB yang berkantor di Jenewa, Swiss, tersebut.

Trump mengatakan, evaluasi akan mencakup soal "peran WHO dalam salah urus dan menutupi penyebaran virus corona secara buruk".

Berdasarkan data yang dihimpun John Hopkins University, kasus COVID-19 di seluruh dunia saat ini mencapai hampir dua juta dan lebih dari 125.000 kematian.

1. Trump menuduh WHO membantu Tiongkok yang dianggap tidak transparan soal COVID-19

ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts

"Seandainya WHO melakukan tugasnya untuk mengirim pakar-pakar medis ke Tiongkok untuk menilai secara obyektif situasi di lapangan, dan mengkritik sikap tidak transparan Tiongkok, wabah bisa dikurung di sumbernya dengan kematian yang sangat sedikit," kata Trump di Gedung Putih, seperti dikutip CNN.

Menurutnya, Amerika Serikat selama ini memberikan dana sebesar Rp6,2 triliun sampai Rp7,8 triliun. Sedangkan Tiongkok, kata Trump, "berkontribusi kurang lebih Rp626 miliar."

Keputusan Trump ini pun disebut sebagai puncak rasa tidak percayanya kepada PBB atau lembaga internasional lain yang sudah terjadi sejak ia menjabat.

2. Trump disebut mencari kambing hitam atas kegagalannya mengatasi pandemik virus corona

ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts

Namun, Senator Chris Murphy dari Partai Demokrat yang menjadi anggota Komite Senat Urusan Luar Negeri, menilai Trump sedang mencari kambing hitam. Ia melihat memang WHO dan Tiongkok "melakukan kesalahan", tapi Trump juga berusaha untuk mengarahkan telunjuknya ke tempat lain agar kegagalannya sendiri tidak dibicarakan.

"Sekarang ada upaya yang sangat terkoordinasi di antara Gedung Putih dan aliansi-aliansi mereka untuk mencoba mencari kambing hitam, atas kesalahan-kesalahan fatal yang dilakukan Presiden selama masa awal dari virus tersebut," kata Murphy, seperti dikutip dari IDNTimes.com. Ia juga menyoroti bagaimana Trump sempat memuji Tiongkok.

Pada 24 Januari 2020, Trump mengucapkan rasa terima kasih kepada Presiden Xi Jinping.

"Tiongkok sudah bekerja sangat keras untuk mengurung virus corona. Amerika Serikat sangat mengapresiasi usaha dan transparansi mereka. Ini akan berhasil. Secara khusus, atas nama masyarakat Amerika Serikat, saya ingin berterima kasih kepada Presiden XI!" cuitnya.

3. Media Amerika Serikat sebut Trump menyepelekan virus corona

ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis

Amerika Serikat sendiri tercatat sebagai negara dengan kasus virus corona paling banyak yaitu lebih dari 608.000, dengan total kematian sebanyak hampir 26.000. Ini menjadikan negara tersebut sebagai episentrum virus corona. Sebelumnya, Tiongkok sebagai negara asal virus corona, kemudian Italia, yang mengumumkan kasus dan kematian terbesar.

Trump pun menuding WHO tidak becus karena menolak pembatasan perjalanan dari Tiongkok. Sikap WHO itu, menurut Trump, "berbahaya". Ia menyalahkan WHO atas keputusan Gedung Putih yang tidak memberlakukan pelarangan perjalanan bagi orang-orang yang datang dari Tiongkok pada awal wabah.

Pernyataan Trump didukung oleh Menteri Luar Negeri Mike Pompeo. Dalam sebuah wawancara televisi, ia mengatakan, saat ini WHO tidak mampu menjalankan tanggung jawabnya. Oleh karena itu, lanjut Pompeo, pemerintah perlu membuat "perubahan fundamental" atau "mengambil keputusan berbeda" untuk melindungi masyarakat Amerika Serikat.

Akan tetapi, media di negara itu memandang Trump yang justru meremehkan virus corona. Sejak Januari hingga Februari, Gedung Putih tidak melakukan apa pun selain pembatasan masuknya penumpang dari Tiongkok.

Ketika kasus pertama virus corona diidentifikasi pada Januari, Donald Trump berkata kepada CNBC: "Ini hanya satu orang dari Tiongkok, dan kita bisa mengendalikannya. Ini akan baik-baik saja."

Semoga saja ke depannya, Trump bisa fokus membahas strategi bagaimana caranya mengatasi pandemi ini daripada harus menuduh pihak lain, ya Bela.

Disclaimer: artikel ini sudah pernah tayang di laman IDNTimes.com dengan judul "Tuding WHO Salah Urus COVID-19, Donald Trump Hentikan Pendanaan"

IDN Media Channels

Latest from News