Si kutu loncat, mudah bosan, atau menginginkan semuanya serba instan menjadi stereotip yang melekat erat pada generasi Y atau generasi millennials. Meski nggak selamanya benar, namun stereotip tersebut sedikit banyak mempengaruhi karakter generasi Y.
Generasi yang memiliki populasi terbanyak di dunia ini juga mendominasi dunia kerja. Bahkan beberapa kantor dan working space dibuat senyaman mungkin mengikuti karakter generasi Y. Benar nggak sih kalau generasi Y adalah generasi yang hanya suka bersenang-senang? Berikut ini stereotip generasi Y, generasi yang lahir di tahun 1981-1995.
1. Sering Pindah-Pindah Kerja
Generasi Y sering diibaratkan sebagai sosok kutu loncat. Alasan stereotip ini melekat pada generasi Y adalah mudahnya mereka berpindah pekerjaan dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Sebenarnya bukan mereka nggak loyal pada satu perusahaan, kesempatan untuk mendapatkan penghasilan serta fasilitas kantor yang lebih baik, menjadi alasan mereka dengan mudahnya berpindah dari satu kantor ke kantor yang lain. Hal ini membuat generasi di atasnya, sering memandang remeh generasi Y, padahal sebenarnya mereka juga memiliki kemampuan yang nggak kalah ok lho.
2. Generasi Instan
Stereotip lainnya yang melekat pada generasi Y adalah generasi yang serba instan. Maksudnya mereka menginginkan segala sesuatunya berjalan dengan cepat tanpa harus bekerja keras untuk mendapatkannya. Memang hal ini terkesan negatif karena membuat generasi Y terlihat sebagai generasi yang kurang bekerja keras untuk mencapai impiannya. Namun, bukan salah generasi Y juga jika mereka terbiasa menginginkan semuanya serba instan dan nggak menghargai proses. Generasi Y lahir dengan beragam teknologi canggih di sekitarnya yang memudahkan pekerjaan mereka. Sehingga, apa yang mereka inginkan dapat cepat terlaksana dan nggak membutuhkan waktu lama dalam prosesnya.