Perempuan dikenal sebagai makhluk yang mampu mengambil berbagai macam peranan yang sangat penting dalam kehidupan sosial. Kemampuan multitasking perempuan bisa terlihat dari perannya sebagai istri sekaligus ibu, menjalani usaha atau bekerja di kantor, hingga masih bisa memecah konsentrasi dengan mengurus keperluan suami hingga rumah tangga.
Namun, perlu diketahui bahwa posisi perempuan tetap rentan di kehidupan sosial. Tanpa terkecuali dunia perkantoran. Sehingga, perempuan harus cukup bijak dalam memiliki kantor yang sebaiknya mendukung kontribusi perempuan sebagai pekerja.
Berikut adalah tanda-tanda yang mengindikasikan apabila suatu kantor mendukung pekerja perempuan. Apakah kamu menemukannya di kondisi kantormu?
Setiap individu manusia memang memiliki hak asasi manusia. Namun, sadarkah kamu? Kebutuhan perempuan pada hakikatnya berbeda dengan kebutuhan laki-laki. Sebut saja hal-hal yang bersifat genetik seperti haid, hamil, melahirkan dan kebutuhan sejenis lainnya.
Atas dasar itu, UU Ketenagakerjaan memberikan hak-hak dasar pekerja perempuan yang meliput cuti untuk alasan-alasan tersebut. Dengan kata lain, sebuah perusahaan dikatakan baik dan mendukung pekerja perempuan apabila memberlakukan hak-hak tersebut.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, perempuan memiliki kebutuhan yang berbeda atas dasar kondisi fisiknya. Mulai dari proses haid, kehamilan, melahirkan, menyusui dan lainnya. Masing-masing harus memperoleh dukungan yang maksimal dari perusahaan.
Selain pemberian cuti, perusahaan sebaiknya menyediakan fasitilas pendukung kebutuhan perempuan. Mulai dari ruang laktasi bagi pekerja yang tengah menyusui, hingga fasitilas khusus antar-jemput bagi perempuan yang bekerja hingga larut malam.
Perkembangan emansipasi wanita di zaman modern ini telah membuktikan bahwa perempuan memang mengambil peranan penting di kehidupan sosial. Akan tetapi, hal tersebut sayangnya belum meminimalkan isu yang membuat perempuan rentan.
Salah satu isu yang masih menjadi perhatian publik adalah isu kekerasan seksual yang kerap terjadi, termasuk di dunia perkantoran. Untuk menghindarinya, perusahaan harus memberlakukan SOP untuk penanganan kasus kekerasan seksual.
Di dunia perkantoran, perempuan memang dikenal sebagai sosok pekerja yang cenderung multitasking. Namun, kualitas tersebut tetap tidak membuat perempuan manapun terhindar dari masalah-masalah perkejaan seperti, glass ceiling.
Glass ceiling merupakan hambatan tidak terlihat yang cenderung dialami oleh perempuan atau kelompok minoritas untuk menempati posisi atas. Untuk mengantisipasinya, perusahaan wajib mendukung peningkatan jenjang karier pekerja perempuan.
Kehamilan merupakan proses alamiah yang akan dihadapi oleh perempuan yang telah menikah. Termasuk perempuan yang mendedikasikannya untuk tetap bekerja di suatu perusahaan. Sehingga, dukungan bagi mereka harus diberikan oleh perusahaan tersebut.
Tidak hanya pemberian cuti hamil, perusahaan sebaiknya turut memberikan akses konsultasi gratis dengna dokter kandungan dan bidan yang disediakan oleh perusahaan. Atau dengan kata lain, kemudahan akses untuk proses medis yang dibutuhkan.
Note: Dukungan terhadap ibu hamil berlaku pada pekerja pria yang istrinya diketahui akan melalui proses kehamilan, seperti pemberian cuti untuk pasca-melahirkan dan bantuan medis.
Menyandang beragam peran penting dalam kehidupan sosial, perempuan dapat menjadi seorang ibu yang bekerja atau working mom. Dalam hal ini, perempuan dapat menghadapi momen-momen untuk tetap mengawasi anaknya ketika tidak ada yang menjaga di rumah.
Di sinilah, perusahaan sebaiknya membuat langkah atau terobosan kebijakan untuk memperbolehkan pekerja perempuan membawa anaknya ke kantor. Akan jauh lebih baik jika sebuah perusahaan menyediakan ruang khusus untuk anak-anak yang harus dibawa ke kantor.
Apakah kantormu memenuhi tanda-tanda di atas?