Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Penting! Ini 5 Tips Menyimpan Dana Darurat Buat Kamu Kaum Muda

Yuk, mulai dari sekarang!

Dina Lathifa

Emergency fund atau dana darurat, menjadi topik hangat di kala pandemi ini. Wabah penyakit yang menyerang dunia ini mengakibatkan sebagian besar orang menghadapi sejumlah kesulitan, seperti kehilangan pekerjaan, pemotongan gaji, bangkrutnya bisnis dan sebagainya. Banyak yang kemudian merasa bahwa situasi ekonominya berubah drastis, dari yang memiliki banyak materi menjadi nggak punya hampir sepeser pun, dari yang bebas berbelanja menjadi terlilit utang.

Atas kondisi seperti ini, banyak yang menyadari pentingnya memiliki dana darurat untuk bertahan hidup dalam situasi nggak terduga. Melansir dari Forbes, dana darurat adalah dana yang tersimpan di dalam rekening terpisah yang hanya kamu gunakan untuk kepentingan darurat. Jadi, dana ini dapat berbeda dari tabungan pendidikan, misalnya. Jika ingin memiliki dana darurat, bagaimana memulainya? Ada beberapa tips yang dapat kamu coba.

1. Berapa jumlah uang yang harus kamu sisihkan?

Pexels.com/Karolina Grabowska

Umumnya, adalah aman jika kamu dapat menyimpan dana darurat sebesar total pendapatanmu selama 3-6 bulan. Jadi kalau penghasilanmu sekitar Rp5 juta per bulan, dana darurat amanmu sebesar Rp30 juta. Namun, kamu nggak perlu terpaku pada rumus tersebut jika terasa berat.

Kamu dapat menjadikan besaran dana darurat tersebut sebagai tujuan jangka panjang. Intinya adalah, kamu harus berhasil memulai dan membiasakan diri untuk menyisihkan penghasilanmu demi simpanan dana darurat.

Sebagai awal, coba untuk menyisihkan 5-10% uang dari total penghasilanmu sebulan. Dengan penghitungan ini, butuh waktu sekitar 10-20 bulan untuk bisa mendapatkan total dana darurat Rp30 juta.

2. Buat perencanaan keuangan

Pexels.com/Karolina Grabowska

Kamu sudah bertekad menyisihkan 5-10% penghasilan untuk dana darurat. Namun, apakah sisa penghasilan itu cukup untuk uang makan dan transportasi selama sebulan? Maka, kamu harus membuat perencanaan keuangan. Melansir dari Incharge.org, tuliskan besar penghasilan dan pengeluaran sebulan. Kalau perlu, sampai rincian terkecil, seperti jajan kopi susu dan belanja online harus kamu catat. Dengan begitu, kamu tahu seberapa besar pengeluaranmu dan alokasinya. (Pasti kamu akan kaget dengan hasilnya!)

3. Memotong beban pengeluaran

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Pengeluaran merupakan beban dalam neraca keuangan, yang mana di antaranya adalah uang makan harian, uang transportasi, uang pulsa, uang jajan kopi, uang belanja online, uang berlangganan aplikasi streaming, dan pengeluaran lainnya. Untuk bisa menyisihkan dana darurat, kamu harus memotong pengeluaranmu tersebut. Hindari memotong pengeluaran pokok, seperti uang bayar tagihan listrik, uang makan dan uang transportasi. Kamu dapat memotong beban dari pengeluaran jenis hiburan atau kebutuhan sekunder atau tersier.

Memang berat, mungkin kamu harus berhenti belanja online, mengurangi jajan kopi, atau memesan makanan secara online. Namun, demi kebebasan finansial di masa depan, ini harus kamu lakukan, Bela. Ada cara lain untuk memotong biaya pengeluaran, salah satunya adalah dengan beralih belanja barang lebih murah untuk menghemat pengeluaran.

4. Mencari sumber pendapatan tambahan

Pexels.com/Vlada Karpovich

Untuk menambah jumlah dana darurat yang ingin disisihkan, coba untuk mencari penghasilan tambahan. Dua cara umumnya adalah menjadi freelance atau berjualan. Kamu dapat memilih salah satu atau keduanya, namun sesuaikan jadwalmu dengan waktu kerja purnawaktumu, ya! Juga, jangan sampai menyita waktu istirahat sehingga justru dapat membuatmu jatuh sakit.

5. Menyimpannya di tempat yang aman

Pexels.com/Michael Steinberg

Lalu, bagaimana cara menyimpan dana darurat? Pada dasarnya, kamu ingin memiliki dana darurat yang bisa langsung digunakan ketika terjadi keadaan genting. Maka, pilihan seperti rekening bank biasa atau deposito merupakan tempat yang aman karena mudah mencairkan dana tersebut. Namun, keduanya nggak memberikan bunga yang cukup tinggi, terutama rekening bank biasa.

Pilihan lainnya adalah menyimpannya dalam bentuk tabungan emas. Ini menjadi alternatif yang sedang digemari karena rendahnya risiko harga turun. Namun, pilih tabungan emas batangan, bukan emas perhiasan untuk menghindari pemotongan biaya per gram pada saat penjualan di kemudian hari.

Jika ingin mendapatkan bunga tinggi, kamu bisa menyimpannya dalam bentuk reksa dana, obligasi dan saham. Namun jika kurang awam dengan alternatif ini, ada baiknya untuk meminta panduan dari orang atau lembaga terpercaya, seperti bank. Kamu bisa menabung dan mendapatkan dana darurat dalam jumlah tinggi ketika harga sedang naik. Tetapi ketika sedang anjlok, kamu dapat mengalami kerugian.

Itulah beberapa tips untuk memulai menyimpan dana darurat. Dengan situasi pandemi seperti ini, ada baiknya untuk memulai menyimpan dana darurat. Meski terkesan telat, lebih baik daripada nggak memulainya sama sekali, Bela. Mulai menyimpan dana darurat secara rasional. 

Selain itu, usahakan untuk membuat dana darurat terpisah, yaitu dana darurat ketika menghadapi kesulitan ekonomi dan dana darurat untuk kebutuhan tak terduga (contoh: renovasi rumah). 

IDN Media Channels

Latest from Working Life