Aplikasi Foto Canggih yang Jadi Sorotan Terkait Masalah Privasi, Apa Itu FotoYu?

- FotoYu adalah aplikasi yang menggunakan teknologi AI dan pengenalan wajah untuk mencari foto diri pengguna di basis data fotografer lain.
- Aplikasi ini juga digunakan sebagai platform jual beli hasil jepretan, terutama di kalangan komunitas olahraga seperti pelari.
- Namun, FotoYu menghadapi kritik karena potensi pelanggaran privasi akibat pengumpulan data biometrik tanpa izin pengguna.
Belakangan ini, FotoYu ramai diperbincangkan di media sosial. Aplikasi yang disebut-sebut bisa menemukan foto seseorang hanya dengan teknologi pengenalan wajah ini menuai rasa penasaran sekaligus kekhawatiran publik.
Banyak yang menganggapnya sebagai terobosan baru di dunia fotografi digital, tapi tak sedikit juga yang waswas soal isu privasi di balik kecanggihannya. Lantas, sebenarnya apa itu FotoYu, bagaimana cara kerjanya, dan kenapa bisa menimbulkan kontroversi?
Platform untuk mencari foto diri lewat teknologi AI

FotoYu adalah platform marketplace dokumentasi yang mempertemukan fotografer (kreator) dan pengguna (disebut Yuser). Lewat sistem berbasis AI dan pengenalan wajah (facial recognition), pengguna bisa menemukan foto dirinya yang diambil oleh fotografer lain, bahkan di acara yang mereka hadiri tanpa sadar sedang difoto.
Aplikasi ini dikembangkan oleh PT Super Giga Generasi, dan sudah tersedia di Google Play Store maupun App Store. FotoYu sendiri menawarkan fitur bernama RoboYu, sebuah sistem pencarian otomatis yang bisa menelusuri wajah pengguna dari ribuan foto di basis datanya.
Begitu sistem menemukan kemungkinan kecocokan, pengguna akan mendapat notifikasi berupa pertanyaan, “Is this you?” dan tinggal memilih "Yeah" atau "Nope" untuk mengonfirmasi apakah foto tersebut benar miliknya.
Fitur-fitur yang menarik perhatian

Dalam praktiknya, FotoYu tidak hanya digunakan untuk mencari foto diri, tapi juga menjadi ruang jual beli hasil jepretan. Para kreator bisa mengunggah foto hasil dokumentasi acara dan memperoleh penghasilan ketika pengguna membeli versi tanpa watermark.
FotoYu juga banyak digunakan di kalangan komunitas olahraga, terutama pelari. Melansir IDN Times, beberapa event lari di Indonesia telah bekerja sama dengan FotoYu agar peserta bisa langsung menemukan foto mereka di aplikasi tanpa harus mencari satu per satu di media sosial fotografer.
Untuk melindungi karya para kreator, FotoYu juga menerapkan larangan tangkapan layar (screenshot) pada foto berbayar. Selain itu, data wajah dan lokasi pengguna diklaim telah dienkripsi sehingga hanya pemilik akun yang bisa mengaksesnya.
Dari inovasi menjadi kontroversi

Di balik kecanggihannya, FotoYu kini menghadapi gelombang kritik. Menurut laporan CNBC Indonesia, sejumlah orang menemukan foto mereka beredar di aplikasi tanpa pernah memberikan izin. Foto-foto tersebut diambil di ruang publik dan dijual dalam versi berbayar, sehingga menimbulkan perdebatan soal pelanggaran hak privasi.
Masalahnya bukan soal foto saja, tapi juga data biometrik yang dikumpulkan. Hal ini dikarenakan sistem FotoYu yang bergantung pada pengenalan wajah dan data lokasi, para pakar keamanan siber menilai risikonya cukup tinggi. Jika data wajah ini bocor, dampaknya bisa sangat luas, termasuk potensi penyalahgunaan untuk kepentingan lain, seperti peniruan identitas atau deepfake.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) turut menyoroti kasus ini. Mereka menegaskan bahwa foto wajah termasuk kategori data pribadi, dan siapapun yang menyebarkan atau mengomersialisasikannya tanpa izin bisa terjerat UU Perlindungan Data Pribadi (PDP) dan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Bagaimana menyikapi FotoYu?

Fenomena FotoYu menjadi pengingat bahwa teknologi, seberapapun canggihnya, tetap butuh etika dan regulasi yang jelas. Kecerdasan buatan bisa bekerja dengan baik jika manusia yang mengatur di baliknya juga bijak dalam memakainya.
Oleh karena itu, sebelum ikut mencoba, ada baiknya pengguna untuk tetap berhati-hati sebelum memberikan izin akses kamera, lokasi, atau data wajah pada aplikasi apapun. Membaca kebijakan privasi dan memahami bagaimana data kita digunakan adalah langkah kecil yang bisa melindungi diri di dunia digital yang berkembang pesat ini.
FotoYu memang menjadi terobosan baru yang cerdas, tetapi setiap inovasi selalu datang bersama tanggung jawab besar. Bagaimana pendapatmu, Bela?



















