Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

'Curhat' Ardhito Pramono Soal Album Terbarunya, 'Wijayakusuma'

Biasanya menciptakan lagu berbahasa Inggris

Zikra Mulia Irawati

Ardhito Pramono kembali meramaikan industri musik Tanah Air dengan full album perdananya, Wijayakusuma. Melalui Aksara Records, ia merilis sebuah karya yang cukup filosofis dengan mengusung makna bunga wijayakusuma.

"Wijayakusuma itu bunga yang sakti, bisa membangkitkan dan menghidupkan lagi semangat yang udah mati. Akhirnya kita decide, oke, wijayakusuma-lah yang akan jadi key di album ini," katanya.

Gunakan bahasa Indonesia

Tak seperti rilisan-rilisan sebelumnya, Ardhito kali ini menggunakan bahasa Indonesia untuk delapan lagu yang terdapat di album teranyarnya. Bukan tanpa alasan, ia mengaku khawatir musisi-musisi Indonesia akan melupakan bahasanya sendiri selama berkarya.

"Gue melihat banyak sekali dampak kurang baik dari karya gue selama ini yang menggunakan bahasa Inggris. Misalnya, teman-teman musisi baru yang akhirnya ikut memilih menggunakan bahasa Inggris dalam karyanya. Gue tidak ingin bahasa kita lenyap digantikan oleh bahasa asing dalam sebuah pengkaryaan," jelasnya.

Selain itu, Narpati Awangga alias Oomleo selaku pengarahnya selama memproduksi Wijayakusuma memberikan pengetahuan-pengetahuan baru seputar musik Indonesia. Dalam diskusinya, laki-laki itu berusaha menggerakkan hati Ardhito agar tak melulu berkarya dengan kultur asing karena namanya pun "Indonesia banget".

"Nama lo tuh bukan John Michael, Michael Frank, apa lah segala macem. Nama lo tuh Ardhito Pramono yang sangat Jawa sekali dan sangat Indonesia sekali. Pernah nggak, sih, berpikir bahwa lo akan mengadaptasi sebuah kultur yang memang membawa lo?" kenang Oomleo soal perbincangannya dengan sang penyanyi awal 2019 lalu.

Rangkuman lima dekade musik Indonesia

instgram.com/ardhitopramono

Album yang dikerjakan selama lebih dari satu tahun ini merangkum musik Indonesia setidaknya selama lima dekade. Hal ini tercermin dari musisi dan penyanyi yang menjadi inspirasinya selama menggarap Wijayakusuma.

Bersama Gusti Irwan Wibowo, Erikson Jayanto, dan Hezky Y.H. Nainggolan, Ardhito mengeksplorasi musik-musik milik Keenan Nasution, Margie Segers, Chrisye, Rafika Duri, Dian Pramana Poetra, Rien Djamain, Utha Likumahuwa, hingga Candra Darusman.

Keluar dari zona nyaman

Bagi Ardhito, lagu berbahasa Indonesia memiliki kesulitan tersendiri. Dalam lagu "Kesan Pertama" misalnya. Lagu yang dinyanyikannya bersama Gusti Irwan Wibowo itu memiliki chord progression yang cukup kompleks. Namun, ia senang dirinya mampu menciptakan sebuah karya baru di luar yang biasa dibuatnya.

"Akhirnya gue berhasil menembus comfort zone gue," ujarnya.

Sudah dengar keseluruhan albumnya, Bela? Mana yang jadi favoritmu?

IDN Media Channels

Latest from Inspiration