Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Review ‘Wonka’: Kisah Lain Willy Wonka yang Tak Kalah Magis

Film liburan yang menyenangkan untuk ditonton

Niken Ari Prayitno

Bagi sebagian dari kita, sosok Willy Wonka tak lepas dari aktor Johnny Depp. Sebab, ia sangat sukses memerankan tokoh tersebut melalui film yang rilis di tahun 2005, Charlie and The Chocolate Factory. Melihat bagaimana Willy Wonka sukses membangun pabrik cokelat terbesar di dunia, sampai jutaan orang rela bersaing mendapatkan golden ticket, membuat kita bertanya, bagaimana kisah di balik itu? Apa yang Wonka lakukan sampai bisa membuat pabrik cokelat paling menakjubkan di dunia?

Well, meski tak berhubungan langsung dengan kisah dalam Charlie and The Chocolate Factory, dalam Wonka kita akan dibawa mengikuti kisah yang jauh. Jauh sebelum Willy Wonka berhasil mendirikan pabriknya sendiri. Atau bisa dibilang, ini adalah langkah pertama Wonka untuk mewujudkan mimpinya membuat pabrik.

Sinopsis: ketika seorang pesulap memiliki mimpi untuk mendirikan pabrik cokelat

Dok. Warner Bros.

Willy Wonka (Timothée Chalamet) akhirnya bisa tiba di sebuah kota di mana Galeries Gourmet berada. Galeries Gourmet adalah sebuah plaza yang di dalamnya terdapat toko dari tiga pembuat cokelat terbesar di dunia, yakni Slugworth (Paterson Joseph), Prodnose (Matt Lucas) and Fickelgruber (Mathew Baynton). Wonka memiliki mimpi untuk bisa membangun pabrik dan toko cokelatnya sendiri. 

Di tengah usaha Wonka dalam mewujudkan impiannya, pasangan Mrs. Scrubbit (Olivia Colman) dan Bleacher (Tom Davis) menjebaknya hingga membuat Wonka memiliki utang yang sangat besar. Namun, di tengah kesulitannya ini, ia dipertemukan dengan teman senasibnya. Mereka adalah Noodle (Calah Lane), Abacus Crunch (Jim Carter), Piper Benz (Natasha Rothwell), Larry Chucklesworth (Rich Fulcher), dan Lottie Bell (Rakhee Thakrar).

Bersama orang-orang baru ini, Wonka bukan hanya berusaha menyelesaikan urusannya dengan Mrs. Scrubbit. Tapi, juga perlahan mewujudkan mimpinya untuk membangun pabrik cokelatnya sendiri. 

Sinematografi yang fantastis dan memanjakan mata

Dok. Warner Bros.

Berbicara soal Wonka, tentu tak lepas dari membahas visual atau sinematografinya yang begitu memanjakan mata. Warna-warna pastel menghiasi layar sepanjang 116 durasi film berjalan. 

Meski mengambil setting waktu di tahun 1920-an, kostum yang digunakan nggak monoton dan hanya di warna-warna earth tone. Justru, pakaian-pakaian yang dikenakan para tokohnya penuh dengan warna yang memukau.

Belum lagi beragam cokelat dan permen khas buatan Wonka yang anti-mainstream. Nama yang beragam, warna yang mencolok, serta komposisi yang aneh, membuat setiap permen dan cokelat di sini membuat kita ingin ikut mencicipinya juga.

Film musikal dengan lagu yang lebih beragam

Dok. Warner Bros.

Jika dalam film Charlie and The Chocolate Factory lagu-lagu yang muncul selalu dibawakan oleh Oompa-Loompa, berbeda dengan film ini. Dalam Wonka, lagu-lagu dibawakan oleh hampir semua tokoh yang terlibat. Bisa dibilang, masing-masing dari tokoh mendapatkan setidaknya satu kali bagian untuk menyanyi. 

Mulai dari lagu pembuka yang dibawakan oleh Timothée, lagu kesedihan Oompa-Loompa yang cokelatnya dicuri oleh Willy Wonka, lagu licik saat tiga pengusaha cokelat bersekongkol untuk menjatuhkan Wonka, dan masih banyak lagi.

Salah satu penampilan terbaik Timothée Chalamet, meski film ini terancam diboikot

Dok. Warner Bros.

Sebagai penggemar film fantasi-musikal, film ini begitu magis. Di tangan sutradara Paul King (Paddington), Wonka berhasil menghidupkan kembali nuansa film liburan yang penuh dengan keajaiban khas universe Charlie and The Chocolate Factory. Terlebih lagi, pemilihan casts yang tepat bagi setiap tokohnya, membuat Wonka semakin hidup.

Menurut saya, Wonka menjadi salah satu film terbaik bagi Timothée. Dalam film ini, ia tidak hanya berakting dan mampu menghidupkan sosok Willy Wonka yang legendaris. Tapi, ia juga menyanyi dan menari untuk film ini. Alhasil, Wonka menjadi film terbaiknya tahun ini yang mampu membius siapa saja yang menontonnya.

Namun di Indonesia sendiri, film ini terancam kena boikot karena ulah Timothée sendiri. Hal ini bermula pada tanggal 12 November 2023 lalu saat ia muncul di Saturday Night Live (SNL). Dalam acara tersebut, Timothée berpartisipasi dalam sandiwara yang diduga meremehkan konflik yang tengah terjadi di Gaza, Palestina.

Terlepas dari kontroversinya, pilihan untuk menonton Wonka ada di tanganmu, Bela.

IDN Media Channels

Latest from Inspiration