Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

10 Rekomendasi Film Dokumenter Terbaik Sepanjang Masa

Ada film Indonesia yang masuk nominasi Oscar

Natasha Cecilia Anandita

Film dokumenter hampir sama pentingnya dengan jurnalisme investigatif, karena menampilkan data-data yang sebenarnya. Dalam film dokumenter, terdapat isu penting yang disampaikan dan dapat dijadikan sarana edukasi.

Pembuatan filmnya pun tak sembarang. Riset mendalam dengan para narasumber kompeten serta mengedepankan kejujuran dalam produksinya, memerlukan waktu yang bisa menahun dalam proses pembuatan sebuah dokumenter. 

Kumpulan film dokumenter terbaik

Pexels.com/KyleLoftus

Seiring dengan kemajuan dunia, lahir reality show yang hampir menyaingi film dokumenter. Tapi kenyataannya banyak reality show sendiri yang fiktif atau sudah tersusun oleh skrip. Lalu muncul pula dokudrama, sebuah genre dokumenter di mana pada beberapa bagian film disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail.

Banyak film-film dokumenter yang menuai pro dan kontra, terlebih karena banyak berkaitan dengan isu sosial dan politik. Sehingga, Popbela pun merangkum 10 rekomendasi film dokumenter terbaik sepanjang masa" href="https://www.popbela.com/career/inspiration/natasha-cecilia-anandita/film-dokumenter-terbaik-sepanjang-masa" target="_blank" rel="noopener">rekomendasi film dokumenter terbaik sepanjang masa yang wajib kamu tonton.

1. Fahrenheit 9/11 (2018)

Film dokumenter berjudul Fahrenheit 9/11 merupakan salah satu film terbaik sepanjang masa. Film ini diadaptasi dari buku karangan Ray Bradbury berjudul Fahrenheit 451 yang dipublikasikan tahun 1953.

Film ini menceritakan kondisi Amerika Serikat yang berada dalam dunia distopia pasca insiden terorisme 11 September, 2001 serta mengacu pada pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016.

Fahrenheit 9/11 ditulis, disutradarai, dan disusun oleh pengamat politik Michael Moore dan bergenre kontroversial dan semi konspirasi.

2. The Cove (2009)

Selanjutnya adalah The Cove yang disutradarai oleh Louie Psihoyos. Film ini berpusat pada perburuan lumba-lumba di Jepang. Menceritakan mantan pelatih lumba-lumba sirkus yang beralih profesi menjadi seorang aktivis. Dalam film dokumenter ini, kamu diperlihatkan betapa kejamnya dunia pelatihan dan pembantaian lumba-lumba di balik layar.

Film ini dianugerahi Academy Award untuk Film Dokumenter Terbaik pada tahun 2010. Dokumenter satu ini berisi ajakan bertindak untuk menghentikan pembunuhan dan penangkapan lumba-lumba massal, mengubah praktik penangkapan ikan di Jepang, serta menginformasikan serta mendidik masyarakat tentang penangkaran dan meningkatnya bahaya keracunan merkuri dari mengonsumsinya.

3. Oceans (2009)

Oceans merupakan film dokumenter terbaik asal Prancis yang diproduksi oleh Jacques Perrin. Kamu yang pecinta laut pasti akan menyukai film satu ini. Pasalnya, dokumenter Oceans bercerita tentang kehidupan laut yang memanjakan mata dengan pemandangan laut biru.

Jika banyak film dokumenter memiliki biaya produksi yang tidak terlalu banyak, film Oceans meraup biaya pembuatan mencapai US$80 juta. Film ini diambil di 50 tempat berbeda di beberapa laut ternama di seluruh dunia, sehingga membutuhkan 4 tahun masa syuting.

4. The Times of Harvey Milk (1984)

Jauh ke belakang, film dokumenter terbaik adalah The Times of Harvey Milk yang mengisahkan tentang perjuangan seorang tokoh kontroversial, Harvey Milk. Lelaki ini adalah seorang politikus San Fransisco yang berani hidup terbuka sebagai seorang gay.

Dalam dokumenter ini diperlihatkan jelas usaha keras Milk untuk membangun komunitas aman bagi kaumnya dan mendukung kaum LBGTQ+ di Amerika Serikat, yang kala itu masih merupakan hal tabu.

Walaupun kini sudah wafat, film dokumenternya masih mendapatkan perhatian dari pecinta film dokumenter serta meraih penghargaan Academy Award untuk Fitur Dokumenter Terbaik pada tahun 1985, dan dianugerahi Penghargaan Juri Khusus di Festival Film Sundance pertama.

Bahkan, hadir pula film Milk (2008) yang diperankan oleh Sean Penn sebagai Harvey, serta turut didukung oleh Emile Hirsch, Josh Brolin, Diego Luna, serta James Franco.

5. I Am Not Your Negro (2016)

I Am Not Your Negro merupakan dokumenter dan kritik sosial yang membahas sejarah rasisme di Amerika Serikat. Disutradarai oleh Raoul Peck, berdasarkan manuskrip James Baldwin yang belum selesai, Remember This House.

Film yang dinarasikan oleh aktor Samuel L. Jackson ini, mengeksplorasi sejarah rasisme di Amerika Serikat melalui ingatan Baldwin tentang pemimpin hak-hak sipil Medgar Evers, Malcolm X, dan Martin Luther King Jr., serta pengamatan pribadinya tentang sejarah Amerika.

Menyuguhkan cerita yang bermutu tinggi dan difilmkan dengan sangat baik membuat film ini masuk dalam nominasi Oscar tahun 2016.

6. Searching For Sugar Man (2012)

Dokumenter satu ini menceritakan tentang musisi yang tidak terkenal di Amerika Serikat, namun sangat dikagumi dan menginpirasi banyak orang di Afrika Selatan. Sixto Rodriguez adalah nama dari musisi tersebut. Ia kurang populer di dunia terlebih di Amerika, namun di Afrika Selatan namanya begitu dipuja, bahkan konon di sana nama Sixto Rodriguez lebih tenar dibandingkan Elvis maupun Bob Dylan.

Ia hanya menelurkan dua album sepanjang kariernya dan keduanya pun dapat dikatakan gagal  di pasaran, tetapi begitu terkenal di Afrika Selatan. Bagi para masyarakat Afrika Selatan, lagu-lagu milik Rodriguez sudah memberikan inspirasi yang luar biasa baik pada para musisi atau lebih pentingnya kepada para pejuang anti-apartheid, bahkan menjadikannya anthem untuk anti-apartheid.

Searching For Sugar Man sendiri bercerita tentang usaha Stephen 'Sugar' Segerman dan Craig Bartholomew Strydom, dua orang fans Sixto Rodriguez dari Cape Town untuk mencari sang idola di akhir tahun 90-an. Hal ini karena keberadaan Rodriguez selalu menjadi misteri. Data mengenai dirinya begitu jarang, hampir tidak ada orang yang mengenalnya secara personal, dan banyak rumor bertebaran tentang sosok tersebut.

Alur cerita yang mengesankan itu membawa dokumenter ini memenangkan BAFTA Award for Best Documentary di 66 British Academy Film Awards di London, dan memenangkan Academy Award untuk Best Documentary Feature di Academy Awards ke 85 di Hollywood.

7. Kurt Cobain: Montage of Heck (2015)

Dokumenter satu ini mengangkat di balik kehidupan seorang Kurt Cobain, pentolan band Nirvana. Naik turun kehidupannya, hubungannya dengan Courtney Love, cerita dari para personel band Nirvana, perjuangannya dengan narkoba, hingga akhir hidup Kurt di usia 27 tahun, ditampilkan dalam dokumenter ini.

Film ini juga mencakup karya seni Kurt Cobain serta musik dan kolase suara yang disusun olehnya. Banyak musik dan kolase suara dirilis pada soundtrack film, Montage of Heck: The Home Recordings.

8. Miss Americana (2020)

Setelah Kurt Cobain, film dokumenter terbaik berikutnya mengisahkan tentang musisi Taylow Swift. Berjudul Miss Americana, dokumenter ini menampilkan sisi kehidupan di balik layar dan titik terendah kehidupan Taylor Swift.

Dokumenter ini disutradarai dan disusun oleh Taylor sendiri dengan bantuan Lana Wilson. Taylor memperlihatkan kegiatan apa saja yang ia lakukan selama masa hiatus 3 tahun di dokumenter ini. Drama pertikaian Taylor, Kanye West, dan Kim Kardashian pun dibahas di sini. Beberapa lagu serta potongan videonya saat manggung di beberapa negara pun juga terselip dalam Miss Americana. Swifties sudah nonton filmnya, belum?

9. Jagal (The Act of Killing) (2012)

Berasal dari Indonesia, film The Act of Killing, atau dalam Bahasa Indonesia diberi judul Jagal, adalah film karya Joshua Oppenheimer. Film dokumenter berdurasi 122 menit ini  menayangkan kisah sejarah yang terjadi pada tahun 1965-1966 di Indonesia. Jagal sempat menjadi viral dan kontroversial di Indonesia karena menyoroti kisah para algojo pada masa itu.

Para algojo yang bertugas menghukum para simpatisan PKI diperlihatkan pada film ini. Dokumenter ini menyorot bagaimana pelaku pembunuhan anti-PKI yang terjadi pada tahun 1965–1966, memproyeksikan dirinya ke dalam sejarah untuk menjustifikasi kekejamannya sebagai perbuatan heroik.

Meski banyak pro dan kontra, film ini mendapatkan banyak pujian serta beragam penghargaan internasional, termasuk Best Documentary di ajang BAFTA 2013. Film ini juga memiliki rating tinggi di berbagai platform streaming.

10. The Look of Silence / Senyap (2014)

Terakhir adalah sequel dari film Jagal yang rilis pada tahun 2014 dan masuk dalam nominasi Oscar. Film dokumenter ini menjadi film Indonesia pertama yang masuk dalam nominasi Oscar di kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik.

Berjudul The Look of Silence atau Senyap, film karya sutradara Amerika, Joshua Oppenheimer ini memiliki tema sentral pembantaian massal 1965-1966. Film Senyap pertama diputar di Indonesia pada 10 Desember 2014 secara serentak di berbagai kota, sebagai bagian dari peringatan Hari HAM Sedunia.

Itulah 10 rekomendasi film dokumenter terbaik sepanjang masa yang bisa kamu tonton untuk menambah wawasanmu. Jadi, mau mulai dari yang mana?

IDN Media Channels

Latest from Inspiration