Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Hebat! 3 Perempuan Ini Hadirkan Inovasi Baru di Bidang Teknologi

Nggak kalah dengan laki-laki kan?

Niken Ari Prayitno

Bidang STEM (science, technology, engineering, and mathematic) memang dikenal sebagai bidangnya laki-laki karena banyaknya laki-laki yang berkarier di bidang tersebut. Namun, saat ini tidak hanya laki-laki, perempuan juga bisa kok berkarya di dunia teknologi. Bahkan kita juga bisa menciptakan inovasi hebat di bidang teknologi.

Menurut laporan studi dari UNESCO dan Korean Women’s Development Institute tahun 2015, sejumlah ilmu terkait bidang STEM di perguruan tinggi Indonesia sebenarnya telah diminati oleh banyak perempuan. Jumlah mahasiswa perempuan Indonesia yang lulus dari bidang sains sudah mencapai angka 52%, namun hanya 30% perempuan yang akhirnya berkiprah di bidang tersebut.

Meski masih sedikit perempuan yang berkarier di bidang teknologi tersebut, namun bukan berarti mereka tidak bisa menorehkan prestasi. Seperti tiga perempuan ini. Mereka berhasil menghadirkan inovasi baru di bidang teknologi. Siapa saja mereka?

1. Gabriella Kawilarang

Popbela.com/Tokopedia

Berawal dari ketertarikannya di industri teknologi, Gabriella Kawilarang (25) telah mempersiapkan dirinya untuk memasuki industri tersebut sejak duduk di bangku kuliah. Menurutnya, tiga bidang yang perlu ditekuni untuk bisa terjun di industri teknologi adalah bisnis, teknologi dan desain produk. Gabriella akhirnya mengambil double degree pada jurusan IT Management dan Business di Babson College, Amerika Serikat.

Salah satu produk yang pernah Gabriella kembangkan adalah Gala Dana Palu (tokopedia.com/galadanapalu). Dalam waktu dua hari, Gabriella dan tim membangun sebuah layanan penggalangan donasi untuk masyarakat Palu dan Donggala yang tertimpa bencana gempa bumi dan tsunami. Berkat layanan ini, Tokopedia berhasil mengumpulkan Rp6 miliar dari 53.000 pendonor untuk para korban bencana.

Gabriella meyakini bahwa satu-satunya kunci untuk para perempuan yang ingin mendalami bidang teknologi adalah usaha dan kemauan yang kuat. “Saya sudah memperkirakan bahwa mayoritas mahasiswa di jurusan kuliah saya adalah laki-laki, tapi saya kaget rasionya bisa sampai 2:40. Culture shock pasti ada, dan saran saya cuma satu, kalau tertarik untuk belajar IT, jangan pikirkan hal lainnya. Mungkin butuh penyesuaian sekitar 1-2 minggu, tapi setelahnya kamu akan mengingat kolegamu berdasarkan karya, bukan gender.”

2. Enjelyna Pardede

Popbela.com/Tokopedia

Enjelyna Pardede (24) adalah seorang Database Administrator di Tokopedia. Datang dengan background sebagai seorang developer lulusan Institut Teknologi Del, Medan, tidak membatasi Enjelyna untuk memperluas bidang keilmuannya dengan bekerja di dunia database system dan website server.

“Selama ini, masyarakat cenderung memiliki mindset bahwa laki-laki bisa lebih fokus dan cepat dalam menguasai keilmuan di bidang teknologi dibandingkan perempuan, namun kenyataannya tidak begitu. Dulu di kampus saya, jurusan engineering justru diminati mayoritas oleh perempuan. Kita juga berkolaborasi dalam menciptakan ide-ide beragam inovasi teknologi,” ungkap Enjelyna.

Salah satu project besar yang pernah Enjelyna pegang adalah promo terbesar Tokopedia di tahun 2018, yaitu Ramadan Ekstra. Enjelyna dan tim ditugaskan untuk menjaga server tetap kuat saat traffic pengguna sangat padat dan berpotensi untuk down dan Enjelyna beserta tim berhasil menjaga server saat promo Ramadan Ekstra berlangsung. Selama periode promo, yaitu Mei 2018, website Tokopedia dikunjungi oleh 332 juta pengguna. Transaksi pada puncak promo tersebut setara dengan transaksi kumulatif lima tahun pertama berdirinya Tokopedia.

3. Miranti Rahmani

Popbela.com/Tokopedia

Salah satu perempuan yang telah menekuni data dan coding sejak dini adalah Miranti Rahim (30), Business Intelligence di Tokopedia. Perempuan kelulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Sistem Informasi ini bertanggung jawab dalam menyediakan data untuk pengembangan beragam fitur dan produk di Tokopedia, bekerja sama dengan Data Analyst, Finance dan Business Development.

“Dulu saya nggak bisa coding, tapi pekerjaan saya di Tokopedia justru mengharuskan untuk belajar coding. Dari situlah saya sadar bahwa ternyata bisa menemukan cara belajar tersendiri ketika bekerja. Kita bisa menjadikan sesuatu yang tadinya tidak kita sukai menjadi challenge tersendiri. Yang membuat data menarik, hard skill dan soft skill juga diasah. Dari mulai pemahaman bisnis, kenapa user minta data tertentu, dan sebagainya,” ungkap Miranti.

Salah satu fitur yang menjadi tanggung jawab dari Miranti adalah fitur Tiket Pesawat di Tokopedia. Miranti membantu tim dalam menyediakan data in tools untuk rekonsiliasi produk. Khususnya per tahun 2018, Miranti bertanggung jawab pada data pengembangan fitur Tiket Pesawat di Tokopedia dari penerbangan domestik ke internasional.

Miranti menjelaskan bahwa masih banyak perempuan Indonesia yang memiliki passion dan skill yang dibutuhkan di industri teknologi, tetapi tidak percaya diri atau masih segan untuk terjun ke ranah teknologi. Padahal, menurutnya yang terpenting adalah kemauan yang kuat untuk berkontribusi.

“Kalau kita mau kaji lebih dalam, masih banyak kesempatan yang bisa digali. Jangan takut terintimidasi dengan bidang keilmuan yang didominasi oleh laki laki. Menjadi seorang perempuan itu sama sekali bukan hambatan untuk terjun ke industri teknologi. Kita tidak akan pernah tau kalau tidak mencoba. Mulai aja dulu,” tutup Miranti.

Berminat mengembangkan karier di bidang teknologi juga, Bela?

TOPIC

    IDN Media Channels

    Latest from Inspiration