Memang, pengukuran terhadap tingkat dan kualitas kecerdasan seseorang harus dilakukan secara objektif dengan melihat nilai hasil. Entah hasil dari suatu ujian maupun tes tertentu. Akan tetapi, nilai tersebut sebenarnya tidak benar-benar menentukan potensi yang ada.
Terbukti dari beberapa ilmuwan dunia yang mampu menciptakan sesuatu, namun nyatanya meninggalkan sedikit jejak kegagalan di bidang pendidikan. Sebut saja, fisikawan teoretis kenamaan Albert Einstein yang diketahui sempat gagal dalam ujian masuk sekolah.
Dengan begitu, kegagalan tidak sepenuhnya menentukan tingkat kecerdasanmu. Siapa tahu, kamu sebenarnya belum membuka kotak pandora yang membuktikan kejeniusanmu. Meski begitu, ada tanda-tanda yang sudah memperlihatkan potensi tersebut, lho!
1. Berbicara dengan diri sendiri
Sebagian besar orang tentu memiliki pemikirannya tersendiri terhadap segala sesuatu. Beberapa orang mengungkapkannya secara publik, sebagian menyimpannya dalam hati. Namun, seorang yang jenius cenderung mendiskusikannya dengan diri sendiri.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara verbal maupun menuliskannya dalam jurnal atau catatan tertentu. Tujuannya untuk menganalisa lebih lanjut dan melakukan proses mengoreksi terhadap setiap pendapat maupun teori-teori yang muncul dari otak.
2. Cenderung ingin tahu mengenai segala sesuatu
Seperti yang kamu ketahui, kecenderungan ingin tahu mengenai segala sesuatu biasa disebut dengan istilah 'kepo.' Yup, konotasi kata tersebut terkesan negatif. Namun, tahukah kamu? Jika seseorang kepo terhadap hal-hal yang bersifat educating, they may be genius!
Kamu dapat menilainya dari jenis-jenis konten yang ingin diketahui serta tindak lanjut yang meliputi proses researching maupun browsing. Nah, khusus pada tahap researching, pertanyaan-pertanyaan pasti akan bercabang dari satu pertanyaan ke lainnya.