Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

5 Perbedaan Antara Sesak Napas Karena Anxiety dan Infeksi Virus Corona

Jangan panik dulu, Bela

Dina Lathifa

Sesak napas adalah salah satu gejala yang dialami ketika terinfeksi virus corona. Namun, bukan berarti setiap orang yang mengalami sesak napas tandanya positif COVID-19, Bela. Di sisi lain, gangguan anxiety juga memiliki gejala yang sama ketika rasa cemas menyerang dirinya. 

Karena itu, penderita anxiety merasa kebingungan ketika mereka merasakan sesak napas. Apa ini sesak napas karena kecemasan yang melanda atau justru mengalami gejala virus corona?

Apa kamu penderita anxiety? Sekilas, sulit untuk membedakan sesak napas karena anxiety dan sesak napas sebagai gejala COVID-19. Namun, melansir dari Bustle, ada beberapa cara untuk mengetahui perbedaan sesak napas antara dua penyakit tersebut. Apa saja?

1. Melihat gejala lainnya selain sesak napas

Pexels.com/Polina Tankilevitch

Para ahli kesehatan mengakui jika memang sulit untuk melihat perbedaan antara sesak napas karena panic attack dan sesak napas karena infeksi virus corona. Karena itu, ia menyarankan untuk mencoba mengamati gejala lain selain sesak napas. 

Jika seseorang mengalami gejala seperti batuk-batuk, demam, atau nyeri tubuh, bisa jadi orang tersebut mengalami gejala COVID-19, bukan anxiety. Bahkan, gejala seperti ini rentan dialami oleh orang-orang yang mengalami gangguan paru-paru seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis, atau perokok.

2. Sesak napas karena anxiety ada perbedaannya

Pinterest.com/Boldsky

Sesak napas yang menjadi gejala anxiety memiliki perbedaan yang perlu kamu perhatikan. Ini terjadi karena respon alamiah tubuh pada pergerakan hormon stres dalam tubuh. Pergerakan hormon ini mendorong paru-paru untuk bernapas lebih cepat, menyuplai lebih banyak oksigen ke otak. 

Para ahli mengatakan kalau sesak napas karena cemas ini adalah self-limiting, artinya nggak akan bertambah buruk setelah terjadi lebih dari beberapa hari. Jika rasa cemas berlalu, napas akan kembali menjadi lebih tenang.

3. Tingkat pernapasan yang berbeda

pexels.com/VisionPic .net

Ahli kesehatan mengatakan jika tingkat pernapasanmu cepat dan pendek, kamu merasa pusing namun dapat mengambil napas yang lebih dalam, boleh jadi itu adalah sesak napas yang terjadi karena anxiety. Namun jika napasmu pelan dan berusaha mengambil lebih banyak udara, paru-paru terasa lebih berat, penuh dan sakit, boleh jadi itu terkait dengan virus corona.

Kalau kamu merasa kurang yakin, coba ambil napas yang dalam beberapa kali. Gangguan kecemasan cenderung akan menjadi lebih tenang ketika kamu memperlambat detak jantung secara alami. 

Namun jika nggak dapat mengambil napas secara mendalam dan gejala nggak meningkat, kamu atau orang terdekat dapat menghubungi dokter untuk menanyakan langkah penanganan terbaik.

4. Sesak napas karena corona menimbulkan sakit dada

Pexels.com/Freestocks.org

Pendeknya mengambil napas karena terjangkit virus corona juga cenderung memburuk seiring berjalannya waktu. Terkadang, pasien virus corona mengalami tekanan dada yang kencang, napas pendek yang terjadi secara sering dan biasanya memburuk. 

Selain itu, pasien virus corona akan merasa kekurangan napas dan lelah hanya dengan berjalan beberapa langkah. Virus corona dikenal merusak dan menginflamasi bagian dalam paru-paru, membuatnya susah untuk melebar dan juga dapat menyebabkan pneumonia. Gangguan ini mengisi paru-paru dengan cairan dan dapat menyebabkan suara berderak ketika bernafas.

5. Ketakutan virus corona dapat memicu anxiety

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Wabah virus corona yang terjadi di Indonesia turut menyebarkan rasa takut dan cemas pada sebagian orang. Rasa takut ini kemudian dapat memicu anxiety atau panic attack dalam diri dan salah satu gejala yang dialami adalah sesak napas. 

Banyak orang yang memiliki riwayat gangguan kecemasan atau gangguan kesehatan mental lainnya turut merasakan sesak nafas dan mengira kalau dirinya mengalami gejala COVID-19. Pemikiran ini dapat memperburuk kondisi diri sendiri.

Jika mengalami sesak napas namun tahu kalau kamu memiliki riwayat gangguan Anxiety, coba untuk mengatur napas dan menenangkan diri. Kamu dapat mencari tahu panduan dari ahli tentang tata cara menenangkan diri karena gangguan kecemasan. 

Namun jika mengalami sesak napas dan merasa pernah melakukan kontak dengan seseorang yang berstatus positif COVID-19, ada baiknya untuk menghubungi dokter untuk bertanya perihal kondisimu.

Sulit untuk membedakan sesak napas karena gangguan anxiety dengan sesak napas karena infeksi corona, terutama ketika sedang mengalami sesak napas itu sendiri. Semoga informasi ini dapat membantumu untuk lebih mudah membedakannya. 

Namun, perlu diingat kalau penderita anxiety bisa saja terjangkit infeksi corona. Karena itu, selalu jaga kebersihan dirimu. Jika sesak napas menyerang, amati tingkat napas dan mengingat kembali riwayat kegiatanmu sebelumnya. Jika pernah keluar rumah atau melakukan kontak dengan orang berstatus positif orona, sangat disarankan untuk menghubungi dokter untuk memeriksakan diri.

IDN Media Channels

Latest from Health