Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

8 Alasan Menelepon Lebih Baik daripada Chatting dalam Hubungan Asmara

No. 6 penting banget!

Astri Amalia

Chatting atau bertukar pesan tampaknya jadi bentuk komunikasi yang sangat diandalkan saat ini. Walaupun banyak orang memilih chatting untuk berhubungan, tapi ternyata mengirimkan pesan teks bukanlah sebuah bentuk komunikasi terbaik. Komunikasi via telepon rupanya dianggap lebih baik dan efektif daripada berkirim pesan.

Dalam hubungan romantis, aktivitas menelepon disebut lebih mampu menjaga keutuhan hubungan dibandingkan komunikasi via chatting. Lantas, apa alasan menelepon lebih baik dari chatting dalam hubungan romantis? Melansir Bustle, simak ulasannya berikut ini.

1. Dengan mendengar suara, kamu dapat mengartikan pesan lebih baik

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Menurut seorang penulis buku Don't Roll Your Eyes: Making In-laws Into Family bernama Dr. Ruth Nemzoff, saat kamu menelepon seseorang, kamu nggak cuma menyampaikan kata-kata seperti halnya saat chatting, tapi juga menunjukkan nada dan kecepatan suara agar maksud pesan dapat diterima orang lain dengan lebih baik.

"Menelepon atau komunikasi tatap muka lebih baik daripada bertukar pesan, karena dalam bertukar pesan, ada isyarat non-verbal yang hilang," kata Carrie Sharpe seorang konsultan komunikasi dan pembicara kepada Bustle.

"Melihat ekspresi wajah dan bahasa tubuh membantu kita memahami motivasi dan niat pembicara. Isyarat non-verbal ini membantu memberi sinyal arti sebenarnya di balik kata-kata yang diucapkan. Perubahan suara juga membantu kita memahami pesan sebenarnya. Kata-kata tertulis, baik dalam bentuk pesan atau e-mail, dapat dengan mudah disalahpahami. Kesalahpahaman inilah yang mampu menyebabkan keretakan dalam hubungan. Karena (saat chatting) kita tidak dapat melihat atau mendengar seseorang berbicara, sehingga banyak terjadi misinterpretasi dari makna sebuah pesan," tambahnya.

2. Konflik lebih mudah muncul saat chatting

unsplash.com/Olena Kamenetska

Menurut Laura L. Ryan, seorang terapis keluarga dan pernikahan berlisensi, serta terapis Imago bersertifikasi yang berbasis di Austin, Texas, 80% komunikasi manusia bersifat non-verbal. Ketika chatting, kita nggak bisa melihat wajah, mendengar suara, dan mengamati postur serta perilaku orang lain yang bersangkutan, maka informasi yang kita tangkap cenderung lebih mudah disalahartikan.

"Pesan terasa lebih menuduh, konflik menjadi lebih panas, dan kemarahan meningkat dengan cepat. Jika Anda memiliki konflik yang ingin Anda diskusikan, saya sangat menyarankan untuk melakukannya secara langsung. Jika Anda melihat konflik muncul selama chatting, segera akhiri aktivitas bertukar pesan, lalu coba telepon atau bertemu secara langsung untuk menyelesaikan permasalahan," ujar Laura.

Seorang pakar hubungan bernama April Masini mengatakan ada beberapa orang yang meminta saran darinya dalam forum saran hubungan gratis di AskApril.com. Salah satunya menjelaskan bahwa ia dan pacarnya bertengkar via teks karena suatu alasan. Hal tersebut pun akhirnya menjadi pemicu perpisahan di antara keduanya.

"Bertengkar melalui pesan teks meningkat dan memicu perpisahan. Ia lalu meminta penjelasan kepada saya atas apa yang terjadi. Saya menjelaskan bahwa berkirim pesan itu sangat mudah, sangat cepat, dan merupakan cara tercepat untuk meningkatkan drama", ujar April.

"Pembaca lain di forum saya mengajak pacarnya membicarakan tentang status hubungan delapan bulannya melalui teks. Percakapan itu ternyata menyebabkan perpisahan. Dia menanyakan apakah hubungannya sudah berakhir, karena ia ingin kembali bersama pacarnya. Dalam kedua kasus ini, menelepon dan berbicara satu sama lain di waktu yang nyata, atau berbicara secara langsung, jauh lebih baik daripada mengirim pesan teks, dan kedua hubungan ini mungkin tidak akan berakhir jika mereka tidak mengandalkan chatting dengan reaktif saat berkomunikasi," tambahnya.

3. Panggilan telepon dapat memperkuat koneksi dan keintiman

Pexels.com/Karolina Grabowska

Selanjutnya, menelepon lebih memperkuat koneksimu dan membangun keintiman dengan pasangan dibanding chatting. Mendengar reaksi, perubahan nada, dan suara pasangan akan membantumu lebih memahaminya secara emosional, termasuk juga meningkatkan keterampilan komunikasimu dengannya.

Dalam sebuah sesi percakapan dengan Bustle, CEO Crated With Love, Tyler Turk, mengungkapkan walaupun chatting lebih cepat dan nyaman, tetapi hal itu dapat menciptakan dialek basi dan monoton di antara pasangan. Alih-alih memahami respons pasangan secara emosional terhadap komentar atau pertanyaan tertentu, kamu hanya mengetahui apa yang ia katakan, tetapi nggak tahu apa yang sebenarnya ia rasakan.

"Terutama dalam hubungan baru, sangat penting bagi Anda untuk memaksimalkan peluang untuk tidak hanya membangun keintiman, tetapi juga untuk menghindari situasi apa pun yang mungkin menghalanginya," ucap Tyler.

4. Kamu mengenal gaya komunikasi seseorang lewat telepon

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Menurut seorang psikolog yang berbasis di Manhattan, New York, Dr. Joseph Cilona, pada tahap awal kencan dengan seseorang yang baru, chatting dengan berlebihan dapat memberikan dampak yang cukup negatif.

"Bertukar pesan dan komunikasi elektronik lainnya sangat sering mengakibatkan kesalahpahaman, miskomunikasi, salah tafsir, asumsi yang salah, keputusan terburu-buru, dan komplikasi negatif lainnya dan hambatan dalam hubungan baru. Kita kehilangan semua informasi yang sangat penting tentang emosi seseorang yang dikomunikasikan melalui hal-hal seperti nada suara serta gaya komunikasi yang lebih panjang dan lengkap yang kita gunakan saat berbicara dengan seseorang," kata Dr. Joseph.

"Begitu banyak yang dapat diperoleh sejak awal dalam suatu hubungan hanya dengan berbicara dengan seseorang lewat telepon, daripada mengirim pesan secara berlebihan, dan banyak masalah yang tidak perlu dapat diminimalkan atau dihindari," tambahnya.

5. Kualitas komunikasi hilang karena chatting

Pexels.com/Mikhail Nilov

Bagi Michael Horvat, seorang terapis pernikahan dan keluarga berlisensi yang berspesialisasi dalam terapi pasangan, nuansa, intonasi, emosi, dan penekanan pada sebuah kalimat bisa hilang saat pesan diungkapkan lewat teks.

Emoji atau tanda seru sebenarnya bisa membantu kita dalam menyampaikan emosi atau niat yang diungkapkan lewat pesan teks. Namun tetap saja, emoji nggak bisa menggantikan emosi atau maksud yang ditujukkan seseorang secara lengkap seperti halnya saat menelepon.

6. Untuk benar-benar mengenal seseorang, kamu perlu berbicara dengannya

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Alasan menelepon lebih baik dari chatting dalam hubungan romantis selanjutnya adalah, chatting nggak memungkinkanmu mendengar reaksi pasangan dengan cara yang sama seperti menelepon. Jadi, untuk benar-benar mengenal pasanganmu, kamu perlu berbicara dengannya.

Kamu bisa saja berkencan berbulan-bulan lamanya dengan mengandalkan chatting, tapi besar kemungkinan kalau kamu belum sepenuhnya mengenal pasanganmu.

7. Nggak ada ekspektasi respons yang cepat dalam panggilan telepon

unsplash.com/Sebastian Mark

Menurut Anita A. Chlipala, seorang pakar kencan dan hubungan serta terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, chatting dapat merusak hubungan karena harapan satu pasangan terhadap tingkat kecepatan respons.

"Klien saya merasa sakit hati karena pasangannya tidak menanggapi pesan teks, tetapi mereka dapat melihat postingan media sosialnya. Jadi mereka bertanya-tanya, 'Jika Anda punya waktu untuk mengunggah sesuatu di media sosial, mengapa Anda tidak menanggapi pesan saya? Dia jelas tidak peduli.' Ekspektasi seperti ini pasti akan menyakiti. Kedua pasangan harus memiliki ekspektasi yang realistis karena banyak variabel yang dapat menyebabkan situasi seperti ini (seperti pasangan sedang menunggu untuk menelepon alih-alih mengirim pesan)," ungkap Anita.

8. Seseorang lebih memberikan perhatiannya lewat telepon, dibandingkan pesan teks

lifeofpix.com/rawpixel.com

Seorang psikiater, psikoanalis, dan co-author Irrelationship: How We Use Disfunctional Relationships To Hide From Intimacy bernama Grant H. Brenner MD berpendapat bahwa komunikasi lebih jelas dan lebih efisien melalui panggilan telepon daripada saat mengirim pesan teks.

"Miskomunikasi lebih kecil kemungkinannya saat berbicara dibandingkan dengan bertukar pesan, karena ucapan lebih cepat sehingga Anda dapat berbicara lebih banyak dalam jumlah waktu yang sama. Apabila ada sesuatu yang tidak jelas atau membingungkan, daripada memperhatikan dan meminta klarifikasi, orang lebih cenderung menganggap apa yang dimaksud orang lain (dalam pesan teks)," ujar Grant.

Berbicara di telepon memungkinkanmu melakukan klarifikasi dengan cepat pada pasangan, jika ada ucapan yang membuatnya bingung, begitupun sebaliknya.

Nah, jadi itulah 8 alasan menelepon lebih baik dari chatting dalam hubungan romantis. Semoga artikel ini bermanfaat untukmu ya, Bela!

IDN Media Channels

Latest from Dating