Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

3 Cara Mengolah Santan Agar Lebih Sehat dan Tetap Nikmat

Kini tak perlu takut lagi, santan bisa jadi sehat juga lohh

Natasha P.

Di Indonesia, santan kerap kali digunakan sebagai bahan untuk memasak, dari makanan ringan hingga makanan berat. Pada makanan berat, santan biasa digunakan pada opor, kari, dan soto dan merupakan bahan wajib pada resep makanan tersebut. Sedangkan pada makanan ringan, santan biasa digunakan pada cookies, kue, dan pudding.

Selain menambah rasa gurih dan "nendang", santan juga bisa memberikan tekstur pada masakan lho, Bela! Santan juga sudah melekat pada masakan Indonesia di seluruh provinsi. 

Namun perlu diketahui, dalam memasak santan ini ternyata tak boleh dilakukan secara sembarangan karena bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh. Dengan mengolah santan dengan baik dan tepat, tidak menyebabkan risiko naiknya kolesterol jahat dalam tubuh.

Selain itu, kolesterol jahat dalam tubuh dapat meningkatkan risiko terkena penyakit, seperti stroke, jantung koroner, dan penyumbatan pembuluh darah.

Nah, kali ini Popbela akan merangkum 3 cara mengolah santan agar sehat bagi tubuh. Yuk disimak!

1. Dimasak lebih dari 3 menit

ekkyblog.com

Dikutip dari Kompas.com, santan mengandung asam lemak dan trigliserda yang mudah dibakar oleh tubuh. Santan juga mengandung lemak baik yang melindungi organ tubuh dari kerusakan dan membangun sel dan memproduksi hormon, sehingga tubuh bisa berfungsi dengan baik.

Namun, apabila cara memasaknya salah, maka akan bisa membuat lemak baik menjadi lemak jenuh.

Ahli Gizi RS Indriati Solo Baru, Rista Yulianti Mataputun, S.Gz, mengatakan "santannya bisa dimasukkan terakhir dan jangan terlalu lama dipanaskan. Misal, seperti masak sayur lodeh, jadi yang terakhir dimasukkan adalah santannya.”

Hal ini karena lemak jenis jenuh ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL), yang dapat menyebabkan risiko penyakit penyumbatan pembuluh darah dan penyakit berbahaya lainnya. Selain itu, memasak santan kurang dari 3 menit dapat meminimalkan perubahan lemak sehat menjadi kolesterol jahat.

2. Tidak dipanaskan berkali-kali

unsplash.com

Tak jarang kita memanaskan santan berkali-kali supaya dapat dinikmati lagi dalam kondisi hangat. Padahal memanaskan santan berkali-kali dapat menyebabkan lemak baik menjadi lemak jahat yang dapat meningkatkan risiko kolestrol dalam tubuh.

Santan yang dipanaskan terus menerus akan berubah menjadi minyak. Lapisan minyak ini berbahaya karena kandungan lemak jahat.

Tak hanya itu saja, memasak santan hingga mendidih juga tidak baik karena dapat menyebabkan kolesterol tinggi bila dikonsumsi.

3. Tidak mencampurkan santan dengan makanan tinggi kolesterol

unileverfoodsolutions.co.id

Makanan khas Indonesia seperti soto babat, opor telur, gulai kambing sering kali menjadi hidangan favorit masyarakat. Banyak orang mengatakan bahwa makanan tersebut mengandung tinggi kolesterol dan disarankan untuk tidak sering makan makanan bersantan. Padahal sebenarnya kandungan tinggi kolesterol pada hidangan tersebut terjadi karena pengolahan bersama bahan makanan lain yang tinggi kolesterol.

Selain itu, makanan bersantan juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan apabila dikonsumsi bersamaan dengan nasi berjumlah banyak. Tak hanya dapat menaikkan berat badan, hal tersebut juga menyebabkan peningkatan gula darah seseorang. Hal itu karena nasi mengandung karbohidrat dan gula.

Agar gizi yang didapat seimbang, sebaiknya tambahkan sayur-sayuran seperti kol, nangka muda atau kacang panjang ke dalam masakan. Selain menyehatkan, sayuran juga bisa menetralisir lemak di dalam masakan.

Nah, itu tadi 3 cara mengolah santan agar lebih sehat. Menurut Medical News Today, santan sebenarnya merupakan bahan makanan yang menyehatkan. Lemak jenuh dalam santan dapat menyehatkan jantung. Dengan pengolahan yang baik dan benar, maka santan bisa tak perlu ditakutkan lagi!

IDN Media Channels

Latest from Food