Kekayaan Liliana Saputri, dari Tambang hingga Akusisi Saham KFC

Liliana Saputri adalah anak sulung dari Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam, taipan asal Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Ia dikenal sebagai bagian dari generasi baru pewaris konglomerasi Jhonlin Group—grup usaha raksasa milik Haji Isam yang bergerak di sektor pertambangan, perkebunan, logistik, dan kini merambah industri makanan. Liliana tak hanya aktif di balik layar, tetapi juga memegang jabatan komisaris dan pemegang saham di sejumlah perusahaan afiliasi Jhonlin Group.

Lulusan Business Management and Leadership dari Santa Monica College, Los Angeles (2018) ini mulai dikenal luas saat menjadi pengendali sekaligus Komisaris Utama PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN), emiten sawit milik keluarga yang melantai di bursa pada 2020. Saat IPO PGUN berlangsung, Liana baru berusia 22 tahun, menandai kiprah awalnya di bursa saham Indonesia bersama adiknya, Jhony Saputra.

Kekayaan Liliana Saputri bersumber dari keterlibatannya dalam gurita bisnis milik sang ayah, terutama melalui konglomerasi Jhonlin Group. Grup ini memiliki bisnis yang tersebar di berbagai sektor, mulai dari pertambangan batu bara, perkebunan kelapa sawit, pelayaran, logistik, hingga industri makanan dan energi. Liliana dan adiknya diketahui menjadi pemegang saham utama dan pengendali dalam sejumlah perusahaan strategis milik keluarga.

Salah satu sumber kekayaan terbesar Liliana adalah dari kepemilikan saham di PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) melalui dua perusahaan pengendali: PT Citra Agro Raya (CAR) dan PT Araya Agro Lestari (AAL). Pada puncak valuasi awal 2023, kekayaan gabungan Liliana dan Jhony dari PGUN mencapai Rp6,53 triliun, dengan porsi masing-masing sekitar Rp3,26 triliun. Namun, akibat pelemahan harga saham dan aksi divestasi, nilai kekayaan mereka menyusut menjadi sekitar Rp2,24 triliun pada pertengahan 2025.

Selain dari sektor perkebunan dan pertambangan, Liliana juga memperluas sumber kekayaannya ke industri pangan melalui PT Shankara Fortuna Nusantara (SFN). Perusahaan ini fokus pada perdagangan besar daging ayam dan produk olahannya, dan menjadi kendaraan Liliana dalam melakukan pembelian saham JAI.

Selain terjun di dunia bisnis, Liana Saputri juga dikenal sebagai penggemar otomotif sejati. Ia mengoleksi sejumlah mobil mewah, salah satunya BMW M850i xDrive First Edition—edisi langka yang hanya diproduksi 400 unit di dunia, dan disebut-sebut hanya satu unit yang beredar di Indonesia. Mobil ini ditaksir bernilai sekitar Rp3,5 miliar. Koleksi lainnya mencakup Mercedes-Benz G-Class dan McLaren 650S, mobil sport dengan mesin V8 twin-turbo 3.800 cc bertenaga 650 PS.

Namun bagi Liliana, otomotif bukan sekadar gaya hidup. Ia aktif terlibat dalam dunia balap, baik di sirkuit aspal maupun lintasan off-road, sebagai bagian dari Jhonlin Racing Team, tim balap milik keluarganya. Tak hanya ikut serta, Liana juga berprestasi—terbukti dengan raihannya sebagai Juara 1 Nasional Speed Offroad 2018 - Non Seeded, yang dianugerahkan melalui IMI Awards 2018. Berbagai momen balap dan kesehariannya kerap ia bagikan melalui akun Instagram pribadinya, @lianajhonlin12.

Pada akhir Juni 2025, Liliana Saputri mencuri perhatian publik setelah PT SFN—perusahaan yang didirikan bersama suaminya, Putra Rizky Bustaman, dan kolega mereka—resmi membeli 15 persen saham PT Jagonya Ayam Indonesia (JAI) dari PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), emiten yang mengelola jaringan KFC di Indonesia. Nilai transaksi pembelian saham mencapai Rp54,44 miliar untuk 41.877 saham JAI.

Menariknya, penilai independen menilai transaksi ini tidak wajar karena nilai pasar saham yang dibeli hanya sekitar Rp21,72 miliar. Artinya, harga pembelian SFN berada 150 persen di atas batas atas nilai wajar menurut POJK 35/2020. Meski begitu, manajemen FAST menyebut aksi ini tetap memberi manfaat, karena mereka masih menjadi pemegang saham pengendali JAI dengan porsi 55 persen. FAST juga melihat peluang kolaborasi rantai pasok dan efisiensi operasional melalui keterlibatan SFN yang bergerak di industri sejenis.

Dengan akuisisi ini, Liliana Saputri menunjukkan langkah strategis memperluas pengaruh bisnisnya ke sektor pangan nasional. Tak hanya menjadi penerus Haji Isam, Liliana tampak siap menjadi pemain baru yang diperhitungkan di dunia bisnis Indonesia. Kalau ada informasi lain yang kamu tahu, bisa tulis lewat kolom komentar, Bela!