Dilaksanakan empat rakaat dengan dua kali salam.
Diawali dengan niat salat sunnah mutlak dua rakaat.
Setelah membaca surah Al-Fatihah, bacalah:
Surah Al-Kautsar sebanyak 17 kali
Surah Al-Ikhlas sebanyak 5 kali
Surah Al-Falaq sebanyak 1 kali
Surah An-Nas sebanyak 1 kali pada setiap rakaat
Lanjutkan salat seperti biasanya hingga salam
Tutup dengan doa memohon perlindungan dari bala.
Salat Rebo Wekasan: Niat, Tata Cara, dan Waktunya

- Niat Salat Rebo Wekasan jatuh pada Rabu, 20 Agustus 2025, dengan pelaksanaan malam atau pagi Rabu.
- Tata cara Salat Rebo Wekasan dilakukan empat rakaat dengan doa perlindungan dari bala menurut keterangan Syekh Abdul Hamid.
- Salat Rebo Wekasan dianjurkan sebagai salat sunnah mutlak oleh sebagian ulama, namun ditolak oleh sebagian lain karena tidak ada dalil shahih.
Bagi sebagian umat Islam di Nusantara, Rabu terakhir di bulan Safar memiliki makna khusus. Hari ini dikenal sebagai Rebo Wekasan, sebuah momen yang diyakini penuh ujian dan bala sehingga banyak orang memperbanyak doa serta ibadah untuk memohon perlindungan Allah SWT. Tradisi ini tidak hanya sebatas ritual keagamaan, tetapi juga menyatu dengan budaya masyarakat yang diwariskan turun-temurun.
Meskipun pelaksanaannya menuai beragam pandangan di kalangan ulama, amalan Rebo Wekasan tetap menjadi perhatian. Sebagian melaksanakannya dengan salat sunnah mutlak, sebagian lainnya memilih doa tolak bala, dan ada pula yang memaknainya sebagai momentum memperkuat silaturahmi serta doa bersama. Kalau ingin tahu informasi lengkapnya, mari simak dalam artikel berikut ini, Bela!
Niat Salat Rebo Wekasan

Berdasarkan Kalender Hijriah 1447 H terbitan Kemenag RI, Rebo Wekasan 2025 jatuh pada Rabu, 20 Agustus 2025. Sebagian ulama menganjurkan pelaksanaannya pada malam Rabu, sementara sebagian lainnya pada Rabu pagi. Terdapat amalan berupa Salat Rebo Wekasan yang dapat dikerjakan dengan niat salat sunnah mutlak, berikut niat yang bisa dibaca:
Lafaz Arab:
أُصَلِّيْ سُنَّةً رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatan rak'ataini lillâhi ta'âla
Artinya:
"Saya niat sholat sunnah dua rakaat karena Allah ta'ala."
Tata cara Salat Rebo Wekasan

Menurut keterangan Syekh Abdul Hamid dalam Kanz Al-Najah Wa Al-Surur, Salat Rebo Wekasan dilakukan sebanyak empat rakaat dengan tata cara sebagai berikut:
Hukum melaksanakan Salat Rebo Wekasan

Syekh Abdul Hamid menganjurkan Salat Rebo Wekasan dengan niat salat sunnah mutlak, bukan ibadah khusus. Menurutnya, seorang muslim boleh memperbanyak salat sunnah tanpa ikatan waktu tertentu. Pandangan ini diperkuat sabda Rasulullah SAW: “Tidak ada penyakit menular. Tidak ada kepercayaan datangnya malapetaka di bulan Safar. Tidak ada kepercayaan bahwa orang mati itu rohnya menjadi burung yang terbang” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sebaliknya, KH. Hasyim Asy’ari menolak pelaksanaannya sebagai ibadah sunnah. Bahkan, ia menilai Salat Rebo Wekasan bisa dihukumi haram bila diyakini sebagai ibadah khusus karena tidak memiliki dalil shahih. Karena itu, sebagian ulama menempatkannya lebih sebagai tradisi masyarakat ketimbang ibadah yang disyariatkan.
Doa Rebo Wekasan

Selain salat, amalan lain yang dianjurkan adalah memperbanyak doa tolak bala. Salah satu doa yang diajarkan para ulama berbunyi:
اللّهُمَّ إِنِّي أسْأَلُكَ بِأَسْمَائِكَ الحُسْنَى، وَبِكَلِمَاتِكَ التّامّاتِ وَبِحُرْمَةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ - صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَنْ تَحْفَظَنِي وَأَنْ تُعَافِيَنِي مِنْ بَلَائِكَ، يَا دَافِعَ البَلاَيَا، يَا مُفَرِّجَ الهَمِّ، وَيَا كَاشِفَ الغَمِّ، اكْشِفْ عَنِّي مَا كُتِبَ عَلَيَّ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مِنْ هَمٍّ أَوْ غَمٍّ؛ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وَصَلَّى اللّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا.
Allāhumma innī asaluka bi-asmāika al-ḥusnā, wa bi-kalimātika al-tammāt, wa bi-ḥurmat nabiyyika Muḥammad ṣallallāhu ʿalayhi wa sallam, an taḥfaẓanī wa an tuʿāfiyanī min balāika, yā dāfiʿal-balāyā, yā mufarriǧal-hamm, wa yā kāshifal-ghamm, ikshif ʿannī mā kutiba ʿalayya fī hādhihis-sanah min hamm aw ghamm; innaka ʿalā kulli shay’in qadīr, wa ṣallallāhu ʿalā sayyidinā Muḥammad wa ʿalā ālihī wa ṣaḥbihī wa sallam taslīman.
Artinya:
"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan nama-nama-Mu yang indah, dengan kalimat-kalimat-Mu yang sempurna, dan dengan kemuliaan Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, agar Engkau menjaga dan menyelamatkan diriku dari cobaan-Mu. Wahai Zat yang menolak bala, yang melapangkan kesusahan, dan yang mengangkat kesedihan, jauhkanlah dariku segala hal yang telah ditetapkan pada tahun ini berupa duka atau kesulitan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad, keluarganya, serta para sahabatnya."
Doa ini diyakini sebagai ikhtiar spiritual untuk memohon keselamatan dan perlindungan kepada Allah SWT.
Tradisi Rebo Wekasan di masyarakat Indonesia

Di berbagai daerah, Rebo Wekasan diperingati dengan doa bersama, pembacaan ayat suci, hingga ritual adat. Tradisi ini memperlihatkan perpaduan antara ajaran Islam dan budaya lokal. Meski sebagian ulama berbeda pendapat mengenai hukumnya, masyarakat tetap memaknainya sebagai sarana mempererat silaturahmi dan meningkatkan doa kepada Allah SWT.
Sholat dan doa Rebo Wekasan merupakan amalan yang berkembang di tengah masyarakat Muslim, khususnya di Indonesia. Sebagian memandangnya sebagai sunnah mutlak, sebagian lain menolaknya karena tidak ada dalil shahih. Namun, yang pasti setiap doa dan ibadah yang diniatkan karena Allah SWT adalah bentuk ikhtiar untuk mendekatkan diri kepada-Nya.



















