Setelah sukses menghipnotis para pencinta film dengan teknik pengambilan gambar screen-to-screen lewat film Searching di tahun 2018, Sony Pictures kembali menghadirkan film dengan teknik serupa yang kisahnya jauh lebih mind-blowing.
Masih seputar mencari seseorang berbekal bantuan dunia maya, Missing menyajikan pengalaman menonton yang berbeda dari biasanya. Meski premis yang diangkat adalah masalah yang sederhana, namun cara penyelesaiannya membuat kita enggan beralih dari layar.
So, siap mencari 'sesuatu' yang hilang di Missing, Bela?
Sinopsis: mencari ibu yang hilang dari balik layar
Missing berkisah tentang June Allen (Storm Reid), gadis berusia 18 tahun yang tidak begitu akrab dengan ibunya, Grace Allen (Nia Long). Seperti kebanyakan Gen-Z pada umumnya, June sangat akrab dengan gadget dan bahkah 24/7 hidupnya tak lepas dari gawai. Baik itu ponsel, hingga laptop yang menemaninya setiap hari.
Suatu hari, Grace memutuskan untuk berlibur bersama pacar barunya, Kevin (Ken Leung) yang dikenalnya melalui aplikasi pencari jodoh. Grace kemudian meminta June untuk menjemput mereka di bandara pada tanggal 20 Februari, sepulangnya dari Kolombia nanti.
June pun menuruti perkataan ibunya dan menjemput sesuai dengan jadwal yang sudah mereka sepakati. Sayangnya, setelah berjam-jam menunggu di bandara, June sama sekali tidak melihat ibunya. Bahkan, ponselnya juga nggak aktif dan mulai membuat June khawatir.
Berkat bantuan Heather (Amy Landecker), pengacara sekaligus sahabat Grace, June mulai mencari keberadaan ibunya. Tapi, semakin June mencari tahu soal Grace, semakin banyak rahasia yang terungkap. June pun menyadari kalau selama ini Grace menutupi banyak hal yang tak ingin June ketahui.
Screenlife thriller yang membuat terpana
Secara formula, Missing memang mengadopsi penuh teknis film terdahulunya, Searching. Kita akan mengikuti cerita dengan tampilan dari layar ke layar dengan detail yang sangat dipikirkan begitu matang.
Detail inilah yang membuat kita paham soal lokasi, hingga waktu kejadian dari film tersebut. Misalnya, tampilan layar MacBook dan iPhone menjadi penunjuk waktu masa kini. Sementara itu, ketika cerita berpindah ke masa lalu (flashback) kita akan melihat tampilan berupa rekaman handycam dan desktop Windows 2007.
Bukan cuma tampilan layarnya, Nicholas D. Johnson sang sutradara juga bahkan sampai memikirkan detil tata letak aplikasi yang super berantakan milik June, folder yang tersusun rapi milik Grace, hingga logo aplikasi yang sangat mudah dikenali.
Kisah yang rumit, namun enjoy untuk disaksikan
Jika membaca sinopsisnya, mungkin kita akan berpikir jika kisah dari film ini sangatlah rumit. Setelah menonton filmnya, saya memang merasa film ini cukup rumit. Tapi, entah mengapa saya begitu enjoy menikmati setiap scene yang tampil di layar lebar.
Story telling yang bagus, hingga cara penyampaian cerita menggunakan screen-to-screen yang relate dengan kehidupan kita yang tak lepas dari layar membuat film ini sama sekali nggak terasa membosankan.
Kesan manusiawi yang begitu masuk akal dari film ini adalah terlihat dari setiap adegan yang divisualisasikan. Yakni, bagaimana cara June mengetik menggunakan laptop yang begitu cepat; seringnya Javier (Joaquim de Almeida) typo saat mengetik layaknya orang tua saat menggunakan gawai; hingga kebiasaan Grace yang selalu menggunakan asisten virtual karena malas mengetik layaknya ibu-bekerja yang sibuk. Semua adegan terasa manusiawi dan membuatnya lekat dengan kehidupan masa kini yang tak lepas dari gawai, kan?
Pelajaran untuk kita supaya mengikuti perkembangan dunia digital
Berbeda dengan Searching yang menampilkan sisi gelap media sosial, Missing justru sebaliknya. Menjadi seseorang yang tech-savvy dan akrab dengan media sosial sebagai teman sehari-hari ternyata tak seburuk yang dibayangkan. Bayangkan saja, jika June tidak begitu lihai berselancar di dunia maya, mungkin ia tak akan pernah menemukan petunjuk di mana ibunya menghilang. Atau, ia tak pernah tahu bahwa ada bahaya mengancam jika ia tidak mahir menggali banyak informasi dari luasnya dunia digital.
Dengan penggunaan yang bertanggung jawab dan digunakan sebagaimana mestinya, media sosial dan dunia digital tidak seburuk yang dipikirkan banyak orang. Kita bisa mendapat teman baru, pekerjaan, bahkan meminta bantuan di saat dalam keadaan darurat.
Terlepas dari kisahnya yang memang rumit, Missing sayang untuk dilewatkan. Pengalaman menonton film screenlife thriller akan jauh lebih terasa dan nggak kalah menegangkan dibanding film biasa.