6 Larangan Malam Satu Suro yang Dianggap Keramat

Malam satu Suro adalah malam pertama dalam penanggalan Jawa yang bertepatan dengan 1 Muharam pada kalender Hijriah. Bagi masyarakat Jawa, malam ini memiliki makna spiritual yang sangat kuat dan dianggap sakral atau keramat. Bahkan, ada beberapa larangan malam Satu Suro yang masih diyakini oleh masyarakat hingga kini.
Konon buat mereka yang melanggar, maka akan mendapat kesialan dalam hidupnya. Lantas, pantangan apa saja yang sebaiknya dihindari saat malam Satu Suro? Simak pembahasannya berikut ini.
1. Dilarang keluar rumah dan berpergian jauh

Larangan malam Satu Suro yang paling dikenal oleh masyarakat Jawa ialah tidak dianjurkan untuk keluar rumah atau berpergian jauh. Hal ini dikarenakan ada kepercayaan bahwa malam tersebut membawa energi negatif sehingga keluar rumah bisa mendatangkan kesialan atau musibah.
Selain itu, beredar mitos bahwa malam Satu Suro adalah waktu di mana makhluk halus berkeliaran dan mencari tumbal untuk pesugihan atau kesaktian. Oleh karena itu, masyarakat menganggap malam satu Suro berbahaya dan sebaiknya dihindari untuk aktivitas di luar rumah.
2. Larangan mengadakan pesta pernikahan atau hajatan

Menikah pada bulan Suro, terutama di malam satu Suro, dianggap bisa membawa risiko bagi kehidupan rumah tangga. Masyarakat percaya bahwa mereka yang menikah di waktu tersebut akan terkena kesialan dan ketidakbahagiaan. Kepercayaan serupa juga berlaku untuk hajatan atau acara besar lain, seperti sunatan, syukuran, dan sebagainya.
Menurut keyakinan, yang diperbolehkan mengadakan hajatan hanyalah sultan atau raja. Sementara, untuk rakyat biasa diyakini tidak sopan jika ikut melaksanakan hajat tertentu di bulan ini. Tak heran, jika banyak keluarga yang memilih menunda hajatan demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Tidak boleh pindah rumah

Tak hanya keluar rumah, pindah rumah juga menjadi larangan malam satu Suro yang perlu kamu perhatikan. Pasalnya, larangan ini diyakini bisa membawa malapetaka atau kesialan besar, lho.
Pindah tempat tinggal pada malam satu Suro dapat mengundang berbagai musibah. Mulai dari gangguan kesehatan, kerugian harta, hingga masalah lain yang sulit dihindari bagi mereka yang melanggar pantangan tersebut.
4. Dilarang membangun rumah

Jika sebelumnya pindah rumah tidak diperbolehkan, membangun rumah juga dilarang. Di masyarakat Jawa, khususnya Solo dan Yogyakarta, membangun rumah pada malam satu Suro dianggap pantangan keras. Memulai pembangunan rumah di malam yang sakral ini bisa mendatangkan kesialan bagi pemilik rumah.
Risiko yang dipercaya bisa mencakup gangguan kesehatan, kesulitan ekonomi, dan rezeki tersendat. Oleh karena itu, orang-orang memilih menunda pembangunan rumah hingga waktu yang dianggap lebih baik dan aman.
5. Dilarang berbicara atau berisik

Pada malam satu Suro, masyarakat Jawa, terutama di sekitar Keraton Yogyakarta biasanya akan menjalani ritual Tapa Bisu sebagai bentuk penghormatan dan refleksi diri. Ritual ini melibatkan orang-orang berpuasa berbicara, makan, minum, dan merokok sepanjang malam.
Adapun tujuan dari ritual Tapa Bisu ialah menjaga kesucian malam Satu Suro dengan menciptakan suasana hening dan penuh perenungan. Selain itu, ritual ini diyakini mampu memperkuat koneksi spiritual dengan alam dan makhluk gaib.
6. Dilarang berkata kasar atau buruk

Dikarenakan malam Satu Suro adalah waktu yang sangat sakral, maka masyarakat dianjurkan untuk menjaga ucapan dan menghindari kata-kata kasar atau negatif. Konon, ucapan buruk atau kotor pada malam tersebut bisa menjadi kenyataan.
Larangan malam Satu Suro ini juga dikaitkan dengan kepercayaan bahwa para makhluk gaib akan keluar dan mencari manusia-manusia yang lalai. Maka dari itu, pastikan kamu berbicara yang baik dan positif agar terhindar dari dampak negatif, ya!
Itu dia enam larangan malam satu Suro yang masih dipercaya oleh masyarakat Jawa. Larangan-larangan tersebut tentunya berakar dari mitos dan kepercayaan turun-temurun masyarakat. Apakah kamu juga percaya akan hal-hal di atas, Bela?



















