Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta tentang Marsinah, Buruh Perempuan yang Akhirnya Diakui Sebagai Pahlawan Nasional

Marsinah. (id.m.wikipedia.org)
Marsinah. (id.m.wikipedia.org)
Intinya sih...
  • Marsinah adalah buruh perempuan yang gugur setelah memperjuangkan kenaikan upah buruh di Sidoarjo tahun 1993.
  • Kasus pembunuhannya menjadi simbol pelanggaran HAM pada masa Orde Baru yang hingga kini belum tuntas.
  • Tahun 2025, Marsinah akhirnya mendapat gelar Pahlawan Nasional sebagai bentuk pengakuan atas perjuangannya untuk keadilan sosial.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setelah lebih dari tiga dekade menjadi simbol perjuangan buruh Indonesia, nama Marsinah kini resmi mendapat pengakuan dari negara. Pada 10 November 2025, Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada sosok buruh perempuan asal Nganjuk ini.

Perjuangannya yang tak kenal takut membela hak-hak pekerja membuatnya dikenang sebagai suara keberanian di tengah represi rezim Orde Baru. Yuk, simak kisah lengkap dan fakta-fakta menarik tentang Marsinah yang patut kita ingat bersama.

1. Buruh pabrik yang diculik dan dibunuh karena memperjuangkan hak

Monumen Pahlawan Buruh Marsinah di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. (inanews.co.id)
Monumen Pahlawan Buruh Marsinah di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. (inanews.co.id)

Marsinah adalah karyawan di PT Catur Putera Surya (CPS), sebuah pabrik jam tangan di Porong, Sidoarjo. Ia dikenal vokal dalam memperjuangkan nasib rekan-rekannya, terutama soal kenaikan upah minimum tahun 1993.

Saat pemerintah meminta perusahaan menaikkan gaji buruh sebesar 20 persen, pihak manajemen PT CPS menolak. Hal ini membuat Marsinah dan para pekerja melakukan aksi mogok kerja pada 3–4 Mei 1993.

Sebagai salah satu juru runding, Marsinah menuntut kenaikan gaji dari Rp1.700 menjadi Rp2.250 per hari serta tunjangan kehadiran Rp550. Namun, situasi berubah mencekam pada 5 Mei 1993, ketika Komando Distrik Militer 0816/Sidoarjo memanggil 13 buruh dan memaksa mereka mengundurkan diri. Malam itu, Marsinah pergi ke Kodim untuk mencari tahu kabar teman-temannya, dan tak pernah kembali lagi.

Hingga pada 9 Mei 1993, jasad Marsinah ditemukan di sebuah gubuk kecil di Nganjuk. Hasil otopsi menunjukkan ia telah disiksa dan dibunuh secara brutal. Kasus ini pun mengguncang publik dan membuka mata banyak orang tentang kerasnya perjuangan buruh di masa itu.

2. Hidup sederhana sedari kecil

WhatsApp Image 2025-11-10 at 11.17.12 (1).jpeg
Keluarga pahlawan nasional, Marsinah. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Marsinah lahir di Desa Nglundo, Nganjuk, pada 10 April 1969. Ia tumbuh dalam keluarga sederhana dan kehilangan ibunya di usia tiga tahun. Diasuh oleh neneknya, Puirah, dan bibinya, Sini, Marsinah kecil dikenal rajin membantu menjual jagung dan gabah demi bertahan hidup.

Selepas mengenyam pendidikan di SMA Muhammadiyah 1 Nganjuk, Marsinah sempat bermimpi jadi sarjana hukum, tapi keterbatasan biaya membuatnya urung kuliah. Ia kemudian merantau ke Surabaya dan bekerja di pabrik plastik sambil berjualan nasi bungkus.

Ia juga sempat diterima bekerja di pabrik sepatu Bata di Surabaya pada tahun 1989, kemudian pindah setahun setelahnya di PT CPS Sidoarjo, tempat yang kelak menjadi saksi bisu perjuangan dan pengorbanannya.

3. Tragedi yang melukai HAM di era Orde Baru

potret demo usut kasus Marsinah
Potret demo usut kasus Marsinah. (dok. common.wikimedia.org/Elma Adisya)

Pembunuhan Marsinah menjadi salah satu kasus pelanggaran HAM paling kelam di masa Orde Baru. Penyelidikan awal dilakukan secara tertutup, dan sejumlah petinggi PT CPS dijadikan tersangka. Namun, terungkap setelahnya bahwa mereka disiksa agar mengaku bersalah.

Mahkamah Agung akhirnya membebaskan seluruh terdakwa karena bukti lemah, sementara dugaan keterlibatan aparat militer tetap membayangi. Banyak pihak menilai kasus ini sebagai rekayasa untuk menutupi pelaku sebenarnya.

Dunia internasional ikut bereaksi, seperti federasi buruh global hingga AFL-CIO dari Amerika Serikat mengecam keras dan menekan Indonesia atas pelanggaran HAM ini.

4. Desakan agar kasus Marsinah diusut tuntas

Seorang demonstran mengibarkan bendera bergambar Marsinah, Jakarta, Mei 2018. (id.wikipedia.org)
Seorang demonstran mengibarkan bendera bergambar Marsinah, Jakarta, Mei 2018. (id.wikipedia.org)

Meski Soeharto sempat berjanji akan menuntaskan kasus ini, hingga kini pelaku intelektual di balik pembunuhan Marsinah belum pernah terungkap. Selama lebih dari 30 tahun, berbagai organisasi buruh dan aktivis HAM terus menyerukan agar kasus ini dibuka kembali.

Marsinah kini menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan struktural. Namanya hidup di setiap aksi Hari Buruh, setiap poster perjuangan, dan di setiap hati para pekerja yang menolak menyerah atas hak mereka.

5. Marsinah akhirnya resmi diakui sebagai pahlawan nasional

Kakak Marsinah, Marsini (kiri) dan adik Marsinah, Wijiati (kanan) menghadiri acara penganugerahan gelar pahlawan nasional pada Senin (10/11/2025), di Istana Negara, Jakarta. (Foto: suarasurabaya.net/Farid Kusuma)
Kakak Marsinah, Marsini (kiri) dan adik Marsinah, Wijiati (kanan) menghadiri acara penganugerahan gelar pahlawan nasional pada Senin (10/11/2025), di Istana Negara, Jakarta. (Foto: suarasurabaya.net/Farid Kusuma)

Setelah bertahun-tahun diperjuangkan, pengakuan negara akhirnya datang. Marsinah kini resmi menjadi pahlawan nasional atas jasanya dalam memperjuangkan hak-hak buruh dan kebebasan berserikat.

Sebelum gelar ini disahkan, berbagai pihak telah mendorong proses pengusulan, mulai dari Pemkab Nganjuk, Kementerian Sosial, hingga organisasi buruh nasional. Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, bahkan berziarah ke makam Marsinah untuk menghormati perjuangannya.

Selain itu, Marsinah telah dianugerahi Penghargaan Hak Asasi Manusia Yap Thiam Hien dan kisahnya diabadikan dalam berbagai karya, seperti film Marsinah, Cry Justice (2001) garapan Slamet Rahardjo, lagu-lagu dari musisi seperti Marjinal dan Mus Mulyadi, hingga pentas teater Marsinah Menggugat karya Ratna Sarumpaet. Sebuah monumen juga berdiri di Nganjuk sebagai tanda perjuangan abadi seorang buruh yang menolak diam terhadap ketidakadilan.

Meski menjadi kisah yang tragis, Marsinah meninggalkan jejak perjuangan yang membakar semangat generasi pekerja berikutnya. Ia terus dikenang sebagai simbol perjuangan buruh perempuan dan hak asasi manusia di Indonesia.

Bagaimana menurutmu, apakah perjuangan Marsinah sudah mendapat keadilan yang layak?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Niken Ari Prayitno
EditorNiken Ari Prayitno
Follow Us

Latest in Career

See More

16 Twibbon Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 Lengkap Gratis

14 Des 2025, 11:35 WIBCareer