Apa itu Google Beam? Teknologi Video Call 3D yang Lebih Nyata

Google Beam adalah teknologi video call 3D tanpa perangkat wearable
HP Dimension, display premium hasil kolaborasi dengan Google, dilengkapi dengan fitur canggih untuk pengalaman video call yang lebih manusiawi
Google Beam akan menyasar segmen enterprise mulai akhir 2025 dan kemungkinan masuk ke penggunaan personal dalam beberapa tahun ke depan
Pernah membayangkan video call yang terasa real banget, seolah kamu benar-benar duduk berhadapan dengan lawan bicaramu? Bukan cuma sekadar wajah di layar, tapi benar-benar seperti berada di satu ruangan yang sama. Nah, Google kini mewujudkan pengalaman itu melalui teknologi terbarunya bernama Google Beam.
Google Beam adalah inovasi komunikasi virtual berbasis AI dan teknologi visual imersif yang menjanjikan revolusi besar dalam cara kita terhubung secara digital. Dulunya dikenal sebagai Project Starline, kini Google Beam hadir dengan kemampuan canggih untuk mengubah video call biasa menjadi pertemuan yang terasa nyata dan lebih manusiawi. Lebih jauh mengenal Google Beam dari mulai kolaborasi hingga kegunaannya di publik.
Apa itu Google Beam?

Google Beam memanfaatkan kombinasi teknologi light field display dan AI volumetrik. Dengan kata lain, sistem ini dapat menangkap dan mengonversi gambar 2D dari kamera menjadi representasi visual 3D yang presisi dan penuh kedalaman. Hasilnya? Kamu bisa melihat lawan bicara dengan eye contact yang alami, gerakan tubuh yang detail, dan kedalaman visual yang terasa nyata, semua itu tanpa perlu kacamata VR atau perangkat wearable lainnya.
Pengalaman ini memberikan nuansa emosional dan koneksi yang lebih kuat, sangat cocok untuk situasi kerja hibrida, sesi interview penting, hingga percakapan jarak jauh dengan orang tersayang. Dalam uji coba internal Google, penggunaan Beam meningkatkan fokus peserta hingga 14% dan retensi informasi hingga 28%. Ini menunjukkan bahwa visual yang lebih nyata dapat membawa dampak nyata pula pada kualitas komunikasi kita.
Kolaborasi eksklusif: HP Dimension

Untuk menghadirkan Beam secara luas ke dunia nyata, Google menggandeng HP dalam kolaborasi eksklusif. Hasilnya adalah perangkat HP Dimension, sebuah display premium berukuran 65 inci dengan desain futuristik.
Perangkat ini dilengkapi dengan enam kamera ultra-presisi, lighting otomatis yang menyesuaikan pencahayaan wajah, dan speaker spatial audio yang mampu menciptakan kesan suara seolah datang dari arah pengguna lawan bicara. Bisa dibilang, HP Dimension adalah gabungan antara teknologi konferensi masa depan dan kenyamanan ruang meeting profesional.
Hingga kini, beberapa perusahaan besar seperti Salesforce, Deloitte, dan NEC telah mulai menguji dan menggunakan teknologi ini dalam ekosistem kerja mereka. Meski perangkatnya dibanderol dengan harga sekitar USD 24.999 (sekitar Rp 400 jutaan), belum termasuk langganan lisensi Beam, perusahaan-perusahaan ini melihat nilai investasi jangka panjang pada peningkatan efisiensi dan kualitas komunikasi internal mereka.
Lebih dari sekadar video call biasa

Google Beam tidak hanya fokus pada peningkatan visual. Dalam pengembangannya, teknologi ini juga akan disinkronkan dengan platform komunikasi besar seperti Zoom, Google Meet, hingga Webex, membuatnya fleksibel untuk diintegrasikan dengan alat kolaborasi yang sudah populer.
Yang tak kalah menarik, Beam akan dilengkapi fitur speech-to-speech translation secara real-time, memungkinkan pengguna dari berbagai negara dan bahasa untuk tetap terhubung tanpa batas. Bayangkan kamu sedang berdiskusi dengan kolega dari negara lain, semua pembicaraan akan diterjemahkan dengan suara dan ekspresi tetap terjaga, memberi kesan komunikasi yang tetap autentik.
Kapan bisa digunakan publik?

Saat ini, Google Beam masih terbatas pada segmen enterprise. Peluncuran komersialnya ditargetkan mulai akhir 2025, dan kemungkinan besar akan lebih dahulu menyasar sektor bisnis dan profesional. Namun, dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat, tak menutup kemungkinan teknologi ini akan masuk ke ranah penggunaan personal dalam beberapa tahun ke depan.
Google juga dikabarkan tengah mempertimbangkan bentuk mini dari perangkat ini untuk penggunaan pribadi atau keluarga. Bayangkan reuni keluarga jarak jauh, panggilan dengan pasangan LDR, atau bahkan sesi coaching virtual yang terasa face to face.
Keunggulan teknologi Beam

Berikut ini beberapa keunggulan dari teknologi Beam:
Kehadiran Nyata di Meeting
Tes menunjukkan bahwa Beam meningkatkan kesan non-verbal sebesar 39%, fokus peserta 14%, dan daya ingat hingga 28%, dibanding video call 2D.Hemat perangkat wearable
Kamu tidak perlu bingung dengan headset VR atau hardware berat—cukup duduk di hadapan layar Beam .Terjemahan Real-Time
Beam akan mendukung speech translation di Google Meet, memungkinkan percakapan lintas bahasa berlangsung alami tanpa kehilangan intonasi dan ekspresi.
Google Beam ditargetkan meluncur ke enterprise mulai akhir 2025, terutama via HP serta integrasi dengan Zoom , Google Meet bahkan Webex . Rencana jangka panjangnya: membawa teknologi ini ke rumah-rumah, menjadi alternatif panggilan video tradisional .
Google Beam bukan sekadar peningkatan dari video call biasa—ia adalah lompatan besar menuju komunikasi digital yang terasa lebih manusiawi. Dengan teknologi 3D tanpa perangkat wearable, audio spasial, dan dukungan AI penerjemahan, Beam siap mendefinisikan ulang arti “berada di ruangan yang sama” meski berjauhan.
Walau saat ini masih mahal dan terbatas untuk perusahaan besar, potensinya untuk merambah ke penggunaan lebih umum sangat besar. Siapkan dirimu—video call di masa depan segera terlihat seperti fantasi, tapi kini menjadi kenyataan lewat Google Beam.