Lagi-lagi, sebuah thread horor viral kembali diproduksi menjadi film. Sebuah thread yang diunggah akun Twitter @Jeropoint bukan hanya sukses menakuti, namun juga berhasil menarik perhatian co-produser film Amrit Punjabi.
Punya judul yang sama seperti thread terdahulunya, film Di Ambang Kematian disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis dengan skenario yang ditulis oleh Erwanto Alphadullah. Dua karakter utama, Nadia dan bapak, diperankan oleh Taskya Namya dan Teuku Rifnu Wikana.
Jalan cerita film “Di Ambang Kematian”
Film Di Ambang Kematian mengisahkan teror mistis yang dialami sebuah keluarga. Apalagi, setelah ibunda (Kinaryosih) dari Nadia (Taskya Namya) dan Yoga (Wafda Saifan), meninggal dengan cara yang mengenaskan di tahun 2002.
Selama 20 tahun setelah kepergian Ibunya, sang Kakak, menjadi sosok yang menantang dan kritis terhadap Ayahnya, karena ingin tahu kebenaran di balik kematian sang Ibu. Belum lagi, banyaknya aturan yang ada di rumah dari ayahnya yang merupakan pemuja sesat dan mempunyai tempat khusus untuk melakukan ritual di rumahnya.
Selalu ingin mencari tahu kebenaran yang terjadi. Apakah Yoga dan Nadia akhirnya bisa membuka takbir kebenaran di balik teror mistis yang terjadi?
Tantangan untuk memproduksi film yang sudah diketahui jalan ceritanya
Mengadaptasi sebuah thread yang telah dibaca lebih dari 10 juta kali, tentu penonton sedikit banyak telah mengetahui jalan cerita yang akan disuguhkan. Tak menampik, Amrit Punjabi mengakui jika hal tersebut memang menjadi tantangan terbesar saat memproduksi film ini.
“Cuman pas saya bertanya dengan Jero, penulisnya, memang ada beberapa hal yang belum diceritain di thread itu. Jadi, saya ngerasa ini cukup untuk membuat sesuatu yang masih mengejutkan,” ungkapnya.
Azhar Kinoi Lubis menambahkan, “Sebenarnya yang sangat berat, ini aku baru pertama kali bikin film horor tapi diangkat dari kisah nyata. PR terbesarnya adalah bagaimana kita bisa menghidupkan tulisan yang ada menjadi visual. Biar tidak hanya menjadi sesuatu yang bukan hanya mendokumentasikan tulisan tapi saat kita menonton apa yang pernah kita baca itu menjadi hidup.”