- Dilarang keluar rumah dan berpergian jauh dikarenakan bisa mendatangkan kesialan atau musibah.
- Larangan mengadakan pesta pernikahan atau hajatan seperti sunatan dan syukuran.
- Larangan pindah tempat tinggal pada malam satu Suro karena dapat mengundang berbagai musibah. Mulai dari gangguan kesehatan, kerugian harta, hingga masalah lain.
- Memulai atau melanjutkan pembangunan rumah yang dipercaya bisa mendatangkan kesialan bagi pemilik rumah.
- Berbicara buruk atau kotor pada malam satu Suro dianggap bisa menjadi kenyataan bila diucapkan.
- Berbicara dengan berisik karena diyakini bisa mengganggu para makhluk gaib.
Ada Apa Dengan Malam 1 Suro? Dianggap Mistis dan Sakral

Pertanyaan ada apa dengan malam 1 Suro sering membuat penasaran. Sebab, malam 1 Suro identik dengan malam yang memiliki nuansa mistis, dengan berbagai pantangan dan ritual.
Sesuai namanya, malam 1 Suro bertepatan pada malam menjelang tanggal 1 Suro dalam penanggalan Jawa atau 1 Muharram dalam penanggalan Hijriah. Waktu ini juga dipercaya sebagai momen yang penuh energi spiritual dan rawan gangguan gaib.
Keyakinan ini juga lahir karena malam 1 Suro dikenal sebagai malam tahun baru Jawa. Di momen tersebut, pergantian tahun baru juga dianggap sebagai pergantian siklus kehidupan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
1. Ritual pada malam 1 Suro

Membicarakan ada apa dengan malam 1 Suro, peringatan ini tidak lepas dari berbagai macam upacara dan ritual. Sebab, malam 1 Suro dianggap malam yang suci serta bulan yang penuh rahmat. Banyak masyarakat Jawa memanfaatkan waktu ini untuk mendekatkan diri pada Tuhan dan membersihkan diri dan jiwa.
Oleh sebab itu, tidak jarang, mereka melakukan upacara individu, seperti tirakat, perenungan diri, atau lelaku. Upacara tersebut tidak hanya dilakukan secara individu, tetapi juga dalam kelompok. Contohnya seperti kegiatan selametan khusus yang dilaksanakan selama satu minggu penuh
Sementara dari segi mistis, malam 1 Suro menjadi momen yang tepat untuk melakukan ritual supranatural. Salah satunya adalah dengan mengunjungi tempat sakral dan keramat dengan tujuan untuk memperoleh kekayaan, pelaris, bahkan jodoh.
Tidak hanya itu, ada juga aktivitas melempar sesajen, kurban ke laut, dan membersihkan benda pusaka. Tak jarang, masyarakat Jawa juga melakukan ritual mandi di sungai atau laut saat malam 1 Suro. Tujuannya untuk membersihkan diri dari aura negatif dan kesialan.
2. Pantangan pada saat malam 1 Suro

Sebagai malam di mana aktivitas gaib meningkat, masyarakat Jawa meyakini tentang adanya larangan di malam 1 Suro. Pantangan tersebut muncul dengan tujuan untuk menghindari hal buruk dan melindungi diri dari makhluk halus.
Pasalnya menurut kepercayaan Jawa, pada malam tersebut pintu alam gaib terbuka lebar sehingga makhluk gaib cenderung lebih aktif. Untuk menghormati mereka, banyak masyarakat yang memilih berdiam diri di rumah. Sebab, segala sesuatu yang dilakukan pada malam 1 Suro dianggap bisa berdampak besar, baik secara spiritual maupun fisik.
Sebagian masyarakat Jawa juga percaya siapa pun yang melanggar pantangan atau pamali akan mendapat konsenkuensi. Konsenkuensi tersebut umumnya mencakup gangguan makhluk gaib, tertimpa masalah dan kesialan, serta kecelakaan atau musibah.
Berikut adalah daftar larangan malam satu Suro yang dianggap keramat.
3. Tradisi malam 1 Suro

Malam 1 Suro tahun 2025 ini diperingati pada Kamis malam, 26 Juni 2025. Menariknya, peringatan Malam Satu Suro tahun ini juga bertepatan pada Jumat Kliwon.
Perlu diketahui bahwa tanggal 1 Suro bertepatan dengan Tahun Baru Islam, yakni pada 1 Muharam 1447 Hijriah yang jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025. Dalam menyambut malam 1 Suro, masyarakat Jawa menjalankan ragam tradisi yang masih lestari hingga kini.
Lantas, ada apa dengan malam 1 Suro yang berkaitan dengan tradisi? Berikut ini adalah tradisi malam 1 Suro yang masih dilaksanakan sebagai bagian dari identitas budaya dan spiritual masyarakat Jawa.
- Pawai Obor 1 Suro
Pawai Obor 1 Suro dilakukan dengan cara menggelar pawai obor. Para peserta pawai nantinya akan berjalan kaki sambil membawa obor dan melantunkan doa sambil mengenakan pakaian tradisional atau busana muslim. Pawai ini melambangkan penerangan batin untuk menyambut tahun baru di penanggalan Jawa maupun Hijriah. - Upacara Bubur Suro
Tradisi Upacara Bubur Suro sering ditemukan di daerah Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah. Upacara ini dilaksanakan dengan memberikan bubur putih dengan lauk khas. Nantinya, bubur kemudian dibagikan kepada warga sekitar. Upacara Bubur Suro menjadi simbolisasi sedekah dan doa keselamatan agar terhindar dari marabahaya. - Ngadulag (Bedug Sunda)
Daerah tradisi Ngadulag atau lomba bedug umumnya ditemukan di daerah Jawa Barat, terutama Sukabumi. Tradisi ini digelar menjelang malam 1 Suro sebagai bentuk doa dan semangat spiritual menyambut pergantian tahun. - Kirab Malam 1 Suro
Di Solo, Keraton Surakarta biasanya menggelar Kirab Malam 1 Suro dengan mengarak pusaka dan kerbau bule yang sakral. Kerbau bule adalah kerbau albino atau berwarna putih yang menjadi simbol spiritual. Kirab dilaksanakan dengan melantunkan doa dan laku spiritual. Ritual ini menjadi bentuk penghormatan terhadap leluhur dan harapan akan keselamatan serta keberkahan. - Tapa Bisu 1 Suro
Sementara di Yogyakarta, pihak keraton biaanya akan menyelenggarakan tradisi Tapa Bisu. Tradisi ini melambangkan perenungan serta pengendalian diri. Mereka akan berjalan kaki mengelilingi benteng keraton sejauh 7 kilometer tanpa berbicara. Ritual ini dipimpin oleh abdi dalem Keraton Yogyakarta.
Itu dia penjelasan mengenai ada apa dengan malam 1 Suro yang masih dipercaya oleh masyarakat Jawa. Semoga artikel ini bisa menjawab rasa penasaranmu ya, Bela.



















