5 Fakta dan Sinopsis Film ‘Panggil Aku Ayah’, Kisah Ayah dan Anak

- Sinopsis film Panggil Aku Ayah: Kisah Dedi, penagih utang, yang hidup bersama Intan dan Tatang, membentuk ikatan keluarga baru yang mengubah hidup mereka.
- Keluarga tak harus sedarah: Hubungan Dedi dan Intan tumbuh menjadi ikatan ayah dan anak yang hangat, menunjukkan bahwa keluarga tidak harus sedarah.
- Kisah ayah dan anak penuh haru: Meskipun bukan ayah kandung, hubungan emosional Dedi dan Intan menunjukkan bagaimana cinta tumbuh dalam kondisi yang tidak diharapkan.
Film-film Korea tak kalah menarik dari dramanya. Banyak film Korea yang akhirnya di-remake atau adaptasi oleh negara lain, salah satunya di Indonesia. Kini, ada film terbaru dari Visinema Studios, Panggil Aku Ayah, yang merupakan remake dari film Korea berjudul Pawn.
Film tersebut rencananya akan tayang pada 7 Agustus 2025 mendatang. Dibintangi oleh Ringgo Agus Rahman, Myesha Lin, Sita Nursanti, dan Boris Bokir, teaser trailer-nya mampu membuat kamu berkaca-kaca. Berikut beberapa fakta dan sinopsis dari film Panggil aku Ayah.
1. Sinopsis film Panggil Aku Ayah
Panggil Aku Ayah berkisah tentang Dedi (Ringgo Agus Rahman), seorang penagih utang yang harus hidup bersama Intan (Myesha Lin), anak kecil yang dijadikan jaminan oleh ibunya, Rossa (Sita Nursanti), karena terlilit utang dan harus bekerja sebagai TKI.
Bersama sepupunya, Tatang (Boris Bokir), Dedi menjalani hari-hari baru bersama Intan—sebuah hubungan yang awalnya terpaksa, namun lambat laun tumbuh menjadi ikatan yang mengubah hidup mereka.
2. Keluarga tak harus sedarah

Intan dan Dedi yang awalnya bersama karena kondisi. Dedi bahkan merasa Intan adalah beban dan hanya cara untuk memaksa ibunya melunasi utang dengan cepat. Namun, akhirnya mampu menerima satu sama lain. Intan yang polos membuat Dedi dan Tatang luluh dan timbul rasa sayang serta ingin melindungi membuat mereka menjadi lebih dekat layaknya ayah dan anak sedarah.
Ditampilkan dengan rasa haru dan humor hangat, film ini akan mengajak penonton menemukan kembali arti keluarga—bahwa untuk menjadi saudara atau keluarga, tidak harus sedarah. Kebersamaan yang dilalui seperti sebuah kebiasaan membuat rasa nyaman dan sayang itu tumbuh dengan sendirinya membentuk makna keluarga.
3. Kisah ayah dan anak yang penuh haru

Walau bukan ayah dan anak kandung, tapi kisah mereka bisa menyentuh hati setiap orang khususnya yang merindukan sosok ayah. Intan dan Dedi menampilkan kedekatan ayah dan anak yang hangat walau dalam kesederhanaan. Ketika situasi menjadi rumit dan mereka terancam harus berpisah, Dedi dan Tatang menyadari kalau keduanya telah terikat secara emosional dengan Intan. Ini menggambarkan bagaimana cinta dan kasih sayang dapat tumbuh dalam kondisi yang paling tidak diharapkan dan mengubah hidup semua orang yang terlibat.
4. Kolaborasi Visinema dan CJ ENM

Disutradarai oleh Benni Setiawan, peraih Piala Citra untuk Sutradara Terbaik, Panggil Aku Ayah adalah adaptasi dari Pawn, film Korea Selatan yang diproduksi oleh CJ ENM pada tahun 2020. Dalam proyek ini, CJ ENM juga berperan sebagai ko-produser bersama Visinema Studios. Ini menandai kolaborasi strategis antara dua kekuatan industri kreatif dari Korea Selatan dan Indonesia yang bersatu dalam menghadirkan kisah keluarga yang menyentuh, menghibur, dan relevan lintas budaya.
“Panggil Aku Ayah adalah bagian dari komitmen Visinema Studios dalam menghadirkan cerita keluarga yang tidak hanya menghibur, tapi juga memantik pemikiran dan percakapan. Di film ini, kami ingin mengajak penonton memaknai arti keluarga sesungguhnya, bahwa keluarga bisa tumbuh dari kasih yang hadir melalui pertemuan tak terduga, tidak hanya dari hubungan darah,” kata Anggia Kharisma, produser film dan juga Chief Content Officer Visinema Studios.
5. Lebih melokal dengan nilai Indonesia

Diadaptasi dari film Korea, Panggil Aku Ayah disesuaikan dengan konteks budaya dan sosial agar sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia. Esensi filmnya tetap sama, mengharukan tentang ikatan keluarga alternatif. Beberapa dialognya, setting, dan nuansa humor akan lebih menyesuaikan dan lebih dekat dengan selera penonton Indonesia.
Itulah fakta dan sinopsis film Panggil Aku Ayah. Siap untuk menantikannya?