5 Fakta dan Sinopsis Film 'Gowok: Kamasutra Jawa', Membahas Ilmu Seks!

- Film Gowok: Kamasutra Jawa mengangkat profesi gowok dalam budaya Jawa.
- Mengandung nilai-nilai luhur dari karya sastra Jawa klasik, film ini menyoroti makna cinta dan pernikahan ala Jawa kuno yang tetap relevan di masa kini.
- Gowok: Kamasutra Jawa membalik narasi perempuan dalam budaya patriarkal, menampilkan perempuan sebagai subjek utama yang berkuasa atas tubuh dan ilmunya.
Film terbaru garapan Hanung Bramantyo, Gowok: Kamasutra Jawa, siap tayang di bioskop Indonesia mulai 5 Juni 2025. Membawa kisah yang unik, berani, dan menyentuh akar budaya Jawa, film ini mengangkat profesi gowok, sebuah tradisi yang di zaman sekarang sudah jarang sekali dibicarakan secara terbuka.
Berikut Popbela sudah merangkum beberapa fakta menarik serta sinopsis lengkap dari Gowok: Kamasutra Jawa. Yuk, simak sampai habis!
1. Mengupas profesi seksual tradisi Jawa

Film ini berani menampilkan sisi budaya Jawa yang sudah hampir hilang, yaitu profesi gowok. Dalam tradisinya, gowok adalah perempuan dewasa yang memiliki peran penting dalam mendidik laki-laki sebelum menikah. Profesi ini mulai muncul sekitar abad ke-15 dan dianggap terhormat karena tujuannya adalah membentuk laki-laki yang lebih bertanggung jawab dan menghargai pasangannya.
Lewat Gowok: Kamasutra Jawa, penonton diajak menyelami bagaimana seni menggugah gairah dan kepuasan batin dikemas secara halus dalam bingkai budaya. Film ini membuka ruang diskusi yang sensitif, namun penting mengenai seksualitas dan posisi lelaki dalam hubungan.
2. Sarat nilai filosofis rumah tangga

Gowok: Kamasutra Jawa mengandung nilai-nilai luhur dari karya sastra Jawa klasik, seperti Serat Centhini, Wulangreh, dan Nitimani. Melalui referensi tersebut, film ini menyampaikan bahwa hubungan suami-istri bukan hanya soal ranjang, tapi juga menyangkut ikatan batin, etika, dan keselarasan spiritual.
Penonton diajak merenungi makna cinta dan pernikahan dari kacamata budaya Jawa yang penuh kelembutan sekaligus kedalaman makna yang menjadi pelajaran rumah tangga a la Jawa kuno yang tetap relevan di masa kini.
3. Peran perempuan sebenarnya

Film ini bisa dibilang sangat progresif karena membalik narasi umum tentang peran perempuan dalam budaya patriarkal. Di tengah masyarakat yang masih sering menempatkan perempuan sebagai objek, Gowok: Kamasutra Jawa justru menampilkan perempuan sebagai subjek utama yang berkuasa atas tubuh dan ilmunya.
Dalam tradisi gowok, laki-laki justru "berguru" pada perempuan demi menjadi pasangan yang lebih peka. Inilah bentuk pemberdayaan yang otentik dari nilai lokal, di mana perempuan tak hanya dihargai, tapi juga menjadi pusat ilmu dan kehidupan.
4. Ada kisah cinta segitiga

Di balik latar budaya dan ajaran seksual, Gowok: Kamasutra Jawa juga menyajikan kisah cinta segitiga yang rumit. Tapi, bukan cinta segitiga biasa karena kisahnya melibatkan dua generasi yang membawa luka masa lalu ke masa kini.
5. Berlatar era tahun 90-an

Satu hal yang membuat film ini makin menarik adalah latar waktu yang dipilih, yaitu era 1955 sampai 1965. Dalam periode ini, Indonesia sedang dalam gejolak sosial dan budaya, dan suasana itu tergambar kuat dalam nuansa cerita. Mulai dari properti, kostum, hingga sinematografi semuanya dibuat setia pada zaman itu.
Menariknya, dialog dalam film ini menggunakan dialek Jawa Ngapak. Hal ini bukan hanya memberi warna lokal yang kuat, tapi juga membawa penonton lebih dekat dengan nuansa asli kehidupan masyarakat Jawa pedesaan yang hangat dan egaliter.
Sinopsis Gowok: Kamasutra Jawa

Film ini berpusat pada sosok Ratri, seorang perempuan muda yang dibesarkan oleh Nyai Santi, seorang gowok legendaris. Sejak kecil, Ratri tak tahu siapa ayahnya. Namun, ia tumbuh menjadi perempuan cerdas dan berwibawa berkat didikan Nyai Santi. Ia mewarisi ilmu gowokan, yang tak hanya mengajarkan soal fisik, tapi juga kepekaan dan empati dalam hubungan.
Konflik muncul saat Kamanjaya, cinta lama Ratri, datang membawa putranya, Bagas. Tak tahu-menahu soal masa lalu ayahnya, Bagas justru jatuh hati pada Ratri. Perlahan, hubungan mereka berubah dari murid-guru menjadi relasi yang lebih dalam, tapi juga penuh dilema. Apakah Ratri bisa menepis bayang-bayang masa lalu dan melanjutkan hidupnya? Atau justru terperangkap dalam cinta yang tak semestinya?
So, itulah rangkuman soal fakta serta sinopsis film Gowok: Kamasutra Jawa. Jangan lupa untuk nonton, ya!



















