Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Gowok Tradisi Pernikahan Jawa Kuno? Ini Penjelasannya

Gowok: Kamasutra Jawa (dok. internet)
Gowok: Kamasutra Jawa (dok. internet)
Intinya sih...
  • Istilah gowok berasal dari tradisi Jawa kuno yang kontroversial
  • Gowok adalah perempuan berusia 30-an yang memberikan pendidikan seksual kepada calon pengantin laki-laki
  • Tradisi gowokan sudah tidak ada lagi, karena edukasi seks di era modern lebih terbuka dan penting untuk hubungan pernikahan yang sehat
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Istilah gowok akhir-akhir ini cukup menarik perhatian khalayak. Pasalnya, istilah yang mungkin belum banyak orang ketahui ini muncul dalam sebuah judul film terbaru besutan sutradara, Hanung Bramantyo, yakni Gowok: Kamasutra Jawa. Film yang baru saja dirilis pada 5 Juni 2025 ini dibintangi sejumlah aktor dan aktris ternama, seperti Reza Rahadian, Lola Amaria, hingga Raihaanun. Film ini mengangkat sebuah tradisi kuno pernikahan di dalam kebudayaan Jawa, dengan menyoroti kisah seorang perempuan yang berprofesi sebagai seorang gowok.

Nah, kira-kira, apa itu gowok tradisi pernikahan Jawa kuno? Berikut jawaban selengkapnya untukmu.

Pengertian gowok dalam tradisi pernikahan Jawa kuno

Gowok: Kamasutra Jawa (dok. MVP Pictures/Gowok: Kamasutra Jawa)
Gowok: Kamasutra Jawa (dok. MVP Pictures/Gowok: Kamasutra Jawa)

Gowok tampaknya menjadi salah satu istilah yang cukup awam bagi sebagian masyarakat. Sebab, istilah ini mengacu pada sebuah tradisi Jawa kuno yang dianggap cukup kontroversial, yang berasal tepatnya dari daerah pedalaman Banyumas. Mengutip jurnal bertajuk Gowokan, Persiapan Pernikahan Laki-Laki Banyumas (2010) milik Dyah Siti Septiningsih, gowok diartikan sebagai perempuan berusia 30-an yang bertugas untuk memberikan pendidikan seksual kepada calon pengantin laki-laki sebelum ia melangsungkan pernikahan.

Tugas gowok

Gowok: Kamasutra Jawa (dok. MVP Pictures/Gowok: Kamasutra Jawa)
Gowok: Kamasutra Jawa (dok. MVP Pictures/Gowok: Kamasutra Jawa)

Seorang gowok bertugas untuk mengajarkan laki-laki bagaimana etika di dalam rumah tangga, serta memuaskan istri secara seksual, dengan cara mengenalkan titik-titik sensitif pada tubuh perempuan, berikut mengenai kesehatan organ reproduksi. Tradisi yang dikenal sebagai gowokan ini nyatanya lahir dari anggapan masyarakat Jawa kuno bahwa laki-laki yang akan berperan sebagai kepala rumah tangga mesti memiliki kemampuan untuk membimbing istrinya dengan baik.

Di zaman dulu, saat seorang laki-laki (umumnya yang datang dari keluarga dengan status sosial tinggi) akan menikah, keluarganya akan mencarikan gowok untuk memberinya ‘bimbingan pranikah.’ Namun, seorang gowok tentunya memerlukan keahlian dalam menjalankan tugasnya, yang paling penting adalah mampu mengendalikan dirinya dengan baik.

Sistem pengupahan gowok

Gowok: Kamasutra Jawa (dok. MVP Pictures/Gowok: Kamasutra Jawa)
Gowok: Kamasutra Jawa (dok. MVP Pictures/Gowok: Kamasutra Jawa)

Seorang gowok yang telah melaksanakan tugasnya tentunya akan mendapatkan upah dari keluarga calon pengantin laki-laki. Untuk besarannya sendiri sebenarnya bisa sangat beragam, karena umumnya disesuaikan dengan kesepakatan yang telah ditetapkan bersama.

Mengutip laman Historia, selain mendapatkan upah berupa uang, gowok juga bisa turut mendapatkan beras, kelapa, dan lain sebagainya. Ada pula yang menyebutkan upah bagi gowok setara dengan nilai mahar yang nantinya akan diberikan untuk calon pengantin perempuan.

Bagaimana tradisi gowokan saat ini?

Gowok: Kamasutra Jawa (dok. Dapur Films / Gowok: Kamasutra Jawa)
Gowok: Kamasutra Jawa (dok. Dapur Films / Gowok: Kamasutra Jawa)

Jika ditarik ke masa kini, tradisi gowokan bisa dikatakan sudah tidak ada lagi. Hal ini tentunya disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari perkembangan zaman, hingga nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi ini yang bertentangan dengan norma-norma agama. Di sisi lain, tradisi ini juga cenderung merendahkan harkat martabat perempuan.

Edukasi seks di era modern

Sex Education Oleh Cottonbro Studio(https://www.instagram.com/cottonbro)
Sex Education Oleh Cottonbro Studio(https://www.instagram.com/cottonbro)

Di era modern seperti saat ini, edukasi tepat mengenai hubungan seks di Indonesia sudah lebih terbuka dan bisa didapatkan melalui sosialisasi dari sekolah, lembaga-lembaga, psikolog, maupun seorang konselor pernikahan. Berbeda dengan masa lalu, di mana edukasi seks kerap kali dikaitkan dengan hal-hal berbau pornografi. Padahal, pendidikan mengenai seks berbeda halnya dengan pornografi dan sangat penting untuk diberikan agar seseorang mampu menjaga dirinya sendiri, memahami konsekuensi dari hubungan seksual, juga demi meningkatkan kesadaran tentang kesehatan organ seksual.

Terutama bagi pasangan yang hendak menikah, edukasi seks pranikah tentunya sangat penting untuk didapatkan. Karena pasangan suami istri mesti memahami fungsi dari organ reproduksi, tentang perencanaan kehamilan, hingga bagaimana cara berkomunikasi secara lebih terbuka mengenai seksualitas. Dengan begitu, mereka akan mendapatkan kepuasan seksual karena adanya keterbukaan di antara satu sama lain, yang mana menciptakan hubungan pernikahan yang lebih sehat dan harmonis.

Jadi, itulah ulasan mengenai arti gowok tradisi pernikahan Jawa kuno. Bagaimana pendapatmu mengenai hal ini, Bela?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Windari Subangkit
EditorWindari Subangkit
Follow Us

Latest in Relationship

See More

5 Zodiak Paling Langka di Dunia, Zodiakmu Salah Satunya?

05 Des 2025, 10:20 WIBRelationship