6 Tren Pernikahan yang Dipopulerkan oleh Ratu Victoria

- Menikah secara terbuka, di depan umum agar rakyat dapat ikut merayakan
- Gaun putih untuk pengantin, simbol kesucian dan kesuburan yang dipopulerkan oleh Ratu Victoria
- Pernikahan kerajaan juga bisa berdasarkan cinta, menepis stereotip bahwa pernikahan hanya untuk memperkuat kerajaan
Pernikahan Ratu Victoria dan Pangeran Albert merupakan pernikahan paling fenomenal pada masanya. Keduanya pertama kali bertemu di ulang tahun Ratu Victoria yang ke-17. Keduanya saling jatuh cinta sejak pandangan pertama dan menikah pada 10 Februari 1840.
Albert kala itu tak dapat melamar Victoria karena ia telah menjadi Ratu Inggris, sampai akhirnya Victoria sendiri yang melamarnya. Dari pernikahan tersebut, banyak tren yang dibuat oleh pasangan berpengaruh ini. Mulai dari gaun pengantin hingga cincin tunangan modern saat ini, berikut tren pernikahan yang dipopulerkan oleh Ratu Victoria.
1. Menikah secara terbuka

Mengutip dari H For History, Ratu Victoria adalah ratu pertama yang mengadakan pernikahan di depan umum, sehingga rakyatnya dapat ikut merayakan. Secara tradisional, pernikahan kerajaan diadakan secara pribadi dan pada malam hari. Orang tua Victoria sendiri menikah di Kew Palace, sebuah rumah kecil yang tersembunyi di Kew Gardens.
Namun, Victoria mengubah tradisi tersebut. Ia berjalan dengan kereta kuda kerajaan di jalan-jalan saat menuju ke tempat pernikahan, maupun kembali ke istana sebagai sepasang suami istri. Hal tersebut akhirnya menjadi tradisi kerajaan Inggris hingga saat ini. Kala itu, prosesi berangkat dari Istana Buckingham ke Istana St. James, dan kemudian menuju Kastil Windsor.
Rute ini juga yang diikuti dalam prosesi pernikahan Pangeran William dan Pangeran Harry. Pangeran William dan Kate berangkat dari Westminster Abbey ke Istana Buckingham, sedangkan Harry dan Megan melintasi kota Windsor.
2. Gaun putih untuk pengantin

Dahulu, perempuan yang memakai gaun putih adalah mereka yang dijatuhi hukuman. Pengantin perempuan justru mengenakan gaun mewah berwarna-warni. Pengantin kerajaan selalu mengenakan jubah resmi berwarna merah dan emas. Namun, Victoria ingin menikah sebagai seorang perempuan biasa, bukan sebagai ratu, jadi dia memilih mengenakan gaun putih sederhana yang terbuat dari satin dengan hiasan renda Honiton.
Alih-alih mengenakan mahkota atau tiara yang indah milik kerajaan, dia malah mengenakan rangkaian bunga jeruk di rambutnya untuk menahan veil-nya. Pilihan tersebut bersifat simbolis, dengan bunga jeruk melambangkan kesucian dan kesuburan. Ia mengenakan mahkota safir dan berlian, yang dirancang oleh suaminya, Pangeran Albert, dalam potret-potret setelah pernikahan. Baik gaun maupun tiara sederhananya itu jadi tren pernikahan hingga saat ini. Bahkan, kini pengantin perempuan sangat lekat dengan gaun putih.
3. Tunjukkan pernikahan kerajaan juga bisa berdasarkan cinta

Biasanya pernikahan kerajaan dilakukan untuk memperkuat kerajaan. Namun, ratu Victoria dan Pangeran Albert menepis stereotip tersebut. Pernikahan kerajaan secara tradisional merupakan acara yang cukup serius dan formal. Akan tetapi, Ratu Victoria tidak ragu untuk mengekspresikan perasaannya.
Ia melanggar tradisi dan bertemu dengan calon suaminya pada pagi hari pernikahan, dan dicatat bahwa ia berlari ke pelukannya saat tiba di Istana Buckingham. Victoria tampak emosional selama upacara pernikahan, dan setelah itu mereka meninggalkan kapel sambil berpegangan tangan.
Tindakan kasih sayang ini tentu saja tidak lazim sebelum pernikahan mereka. Karena keberanian Victoria inilah yang membuat banyak orang kini bisa melihat tatapan penuh cinta antara pasangan kerajaan. Victoria dan Albert adalah pasangan kerajaan pertama yang menunjukkan kepada rakyat bahwa pernikahan kerajaan juga bisa didasarkan pada cinta.
4. Cincin berlian untuk pernikahan

Meski Ratu Victoria langsung yang melamar Albert karena statusnya sebagai Ratu serta rasa cintanya yang besar, tapi Pangeran Albert pun juga telah melamarnya. Ia melamar sang ratu dengan cincin emas berbentuk ular yang melambangkan cinta abadi. Cincin berbentuk tersebut pun menjadi barang wajib bagi calon pengantin perempuan. Cincin tunangan berbahan emas, yang berpadu dengan berlian dan permata pun menjadi tren hingga saat ini.
Di era Victoria pada pertengahan abad ke-20 ini juga, cincin pernikahan berlian menjadi populer untuk dimiliki dan dikenakan. Hal tersebut sehubungan dengan kecintaan Ratu Victoria pada berlian.
5. Resepsi pernikahan dengan makan-makan

Pernikahan di era Victoria ini berlangsung dari pagi hari sampai sebelum jam tiga sore. Setelah upacara pernikahan, mereka mengadakan resepsi. Tamu-tamu akan disambut oleh pasangan pengantin baru. Para tamu akan makan hidangan sambil berdiri. Undangan yang hadir pun akan mendapat suvenir pernikahan berupa kue atau Bonbonniere.
6. Buket bunga pernikahan

Bunga menjadi bagian penting dari buket pernikahan yang terus berlanjut hingga saat ini sejak pernikahan sang ratu. Buket bunga yang umum digunakan pada masa sekarang ini dipopulerkan olehnya. Pada saat itu, Ratu Victoria membawa tussie-mussie, sekuntum bunga bundar kecil di dalam sebuah wadah yang dipenuhi lumut dan bunga jeruk selaras dengan tiaranya. Di masa pemerintahan Ratu Victoria, bunga menjadi cara untuk mengekspresikan cinta para pasangan. Setiap bunga memiliki makna tertentu yang menggambarkan perasaannya.
Itulah deretan tren pernikahan yang dipopulerkan oleh Ratu Victoria dari pernikahannya dengan Pangeran Albert. Kamu mau ikuti atau ciptakan tren baru?



















