Sejarah Busana Pengantin Berwarna Putih, Dipopulerkan Ratu Victoria

- Berawal dari pernikahan Ratu Victoria
- Diikuti para pemimpin Eropa lainnya
- Jadi standar gaun pengantin pada abad ke-20
Pernah nggak kamu mempertanyakan kenapa baju pengantin harus berwarna putih? Kenapa hanya pengantin yang boleh memakai warna putih di pesta pernikahannya dan para tamu harus memakai warna lain? Serta sejak kapan sih baju pengantin harus berwarna putih? Kalau pernah, artikel ini dibuat untuk kamu.
Gaun pengantin yang berwarna putih ini menjadi tren karena ratu pencinta fashion, Ratu Victoria, mengutip dari Vogue. Zaman dulu, para pengantin mengenakan gaun beragam warna, seperti merah atau warna cerah lainnya. Tapi, ketika sang Ratu menikah, ia memilih warna putih yang akhirnya berkembang sampai sekarang.
Biar lebih jelas, yuk simak sejarah gaun pengantin berwarna putih yang populer hingga sekarang.
1. Berawal dari pernikahan Ratu Victoria

Selama hidupnya, Ratu Victoria membuat dua tren mode utama, yakni pakaian warna hitam pekat untuk berkabung dan gaun pengantin berwarna putih. Meskipun warna hitam telah digunakan di dunia Barat untuk berkabung sejak zaman Romawi, Ratu Victoria membuatnya semakin populer karena alasan di baliknya.
Sebelum era Victorian, para pengantin umumnya mengenakan gaun pengantin dalam berbagai warna, dengan merah sebagai salah satu yang paling populer, sementara gaun putih dipakai oleh perempuan yang berada di pengadilan.
Agar tampil mencolok di hari pernikahannya dengan Pangeran Albert pada 10 Februari 1840, Sang Ratu pencinta mode ini memilih gaun dan mahkota bunga yang tidak biasa. Gaun tersebut terbuat dari sutra satin warna krem Spitalfields dengan hiasan renda Honiton di leher dan lengan. Punya area pinggang yang ramping, rok crinoline yang penuh, dan hiasan renda, yang kini dianggap sebagai siluet gaun pengantin klasik di dunia Barat.
2. Diikuti para pemimpin Eropa lainnya

Seiring dengan menyebarnya kabar pernikahan Ratu Victoria dan gaun putihnya yang ikonik itu, para pemimpin Eropa lainnya pun jadi mengikuti jejaknya. Gaun-gaun baru tersebut tampak sangat mewah, apalagi pada abad ke-19, mencuci pakaian merupakan hal yang melelahkan, dan gaun putih sulit untuk dijaga kebersihannya. Di era itu, gaun pengantin dikenakan beberapa kali sepanjang hidup. Bahkan, Ratu Victoria mengenakan gaunnya untuk acara-acara lain.
3. Jadi standar gaun pengantin pada abad ke-20

Meskipun gaun pengantin Ratu Victoria memainkan peran penting dalam memperkenalkan gaun pengantin putih, namun baru pada pertengahan abad ke-20 warna putih menjadi standar gaun pengantin. Kemunculan media massa, majalah mode, dan film Hollywood semakin memperkuat asosiasi antara gaun putih dan pernikahan.
Kala itu, gaun pengantin putih menjadi umum di kalangan pasangan menikah kelas menengah di Eropa dan Amerika Serikat. Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat pasca Perang Dunia II dan produksi pakaian menjadi lebih murah, gaun pengantin putih sekali pakai dan acara pesta mewah untuk memamerkan gaun tersebut menjadi bagian khas dari upacara pernikahan.
Tren ini semakin kuat setelah banyak public figure dunia yang memakainya di hari pernikahan mereka. Seperti rekaman film dan foto Grace Kelly dalam gaun pengantinnya yang terbuat dari renda, sutra, mutiara, dan tulle pada tahun 1956. Tak lupa gaun pengantin ikonik Lady Diana Spencer dan Pangeran Charles pada tahun 1981, hingga gaun milik Kate Middleton dan Meghan Markle.
Justru, dalam kerajaan Inggris, perempuan yang menikah dalam keadaan single akan memakai gaun berwarna putih. Sementara mereka yang sudah pernah menikah, tidak diperkenankan memakai gaun berwarna putih.
4. Lambangkan kemurnian dan ketulusan

Seiring dengan meningkatnya popularitas gaun putih untuk pernikahan, maka ada simbolisme baru juga yang muncul. Warna putih mulai melambangkan kemurnian dan ketulusan, selain kekayaan. Warna putih juga terlihat bagus dalam fotografi hitam-putih atau bernuansa sepia pada masa itu.
Hingga kini, gaun pengantin putih tetap menjadi simbol abadi dan ikonik dari cinta dan komitmen. Meskipun, kini pengantin juga bisa memilih warna lainnya untuk hari pernikahan mereka, tapi warna putih masih tetap bertahan. Di Indonesia sendiri, busana pengantin berwarna putih lekat dengan upacara pernikahan keagamaan yang seolah menjadi tradisi tak tertulis.
5. Berkembang dengan banyak model

Busana pengantin perempuan dengan warna putih saat ini tak hanya sebatas pada gaun. Di Indonesia misalnya, beberapa memilih kebaya berwarna putih untuk upacara pernikahan agama. Gaunnya pun tak hanya ball gown, tapi juga berkembang dengan gaya lain seperti mermaid, A Line, empire dan lainnya. Hiasannya pun semakin beragam dengan sentuhan floral, mutiara, hingga batu permata lainnya.
Itu dia sejarah gaun pengantin perempuan berwarna putih.



















