Ini Sejarah Tradisi Pengantin Perempuan Bawa Buket Bunga di Pernikahan

- Tradisi buket bunga sudah ada sejak zaman kuno, melambangkan awal baru dan kesuburan
- Pada Abad Pertengahan, buket bunga digunakan untuk menutupi bau buruk dan mengusir roh jahat
- Buket bunga pernikahan populer saat era Victoria dan menjadi aksesori indah di zaman modern
Ketika menikah, biasanya pengantin perempuan akan membawa sebuah buket bunga sepanjang acara. Nantinya, buket tersebut akan dilemparkan kepada para tamu lajang yang hadir. Orang yang menerimanya dikatakan akan menyusul untuk menikah. Di era sekarang ini, mereka mungkin juga akan mendapat hadiah dari sang pengantin.
Lantas, kapan sih tradisi pengantin perempuan ini membawa buket bunga? Kira-kira apa makna di baliknya? Berikut sejarah dan tradisi pengantin perempuan membawa buket bunga di pernikahan.
1. Menandakan awal baru di zaman kuno

Tradisi membawa buket bunga ini sudah ada dari zaman kuno. Orang Yunani, Romawi kuno, dan Mesir sudah menggunakan buket tersebut selama pernikahan. Awalnya mereka justru membawa rempah-rempah yang harum untuk mengusir nasib buruk selama pernikahan.
"Praktik pengantin membawa karangan bunga sudah ada sejak jaman dahulu kala," kata Maxine Owens, seorang perangkai bunga pernikahan dan pendiri Max Owens Design.
"Orang Yunani dan Romawi kuno, bahkan Mesir, membawa rempah-rempah yang harum untuk mengusir nasib buruk selama pernikahan," lanjutnya.
Namun, rangkaian bunga ini jauh lebih kecil daripada rangkaian bunga yang ada di perayaan modern saat ini. Bunga-bunga tersebut melambangkan sebuah awal yang baru dan membawa harapan akan kesuburan, kebahagiaan, dan kesetiaan.
2. Di Abad Pertengahan digunakan untuk menutupi bau badan

Pada Abad Pertengahan, karangan bunga pengantin juga memiliki tujuan lain, yaitu untuk menutupi bau badan atau bau kematian di sekitarnya selama wabah mematikan zaman itu. Tumbuhan lain yang menyengat seperti bawang putih dan rempah-rempah, juga sering ditambahkan ke dalam buket tersebut untuk mengusir roh jahat dan menjauhkan nasib buruk dari pengantin baru.
Tumbuhan adas manis juga sangat populer kala itu sebagai ramuan nafsu yang dikonsumsi oleh pengantin selama resepsi. Ini dianggap dapat meningkatkan hasrat seksual. Selama waktu ini, tradisi lempar buket bunga juga mulai dilakukan. Di zaman tersebut, menyentuh pengantin perempuan atau mendapatkan sepotong gaun pengantinnya dianggap membawa keberuntungan.
Jadi, banyak orang yang mengerumuni sang pengantin dan terjadi kekacauan. Akibatnya, lempar buket diciptakan sebagai strategi untuk mengurai kekacauan tersebut, sehingga pengantin perempuan dapat meninggalkan upacara pernikahannya dengan aman.
3. Zaman Victoria jadi pembuat tren hingga saat ini

Pada era Victoria, bunga menjadi bagian penting dari buket pernikahan dan hal ini terus berlanjut hingga saat ini. Buket bunga yang ada sekarang ini dipopulerkan oleh Sang Ratu ketika ia menikah dengan Pangeran Albert. Pada saat itu, Victoria membawa tussie-mussie, sekuntum bunga bundar kecil di dalam sebuah wadah yang dipenuhi lumut dan bunga jeruk.
"Baru pada zaman Victoria kita melihat lahirnya buket bunga pernikahan seperti yang kita kenal sekarang," kata Max Owens.
Pada zaman Victoria, sepasang kekasih sering mengirimkan bunga yang berbeda sebagai cara untuk mengekspresikan cinta mereka. Setiap bunga memiliki arti yang berbeda, dan pertukaran bunga ini menjadi populer dan dikaitkan dengan cinta yang romantis.
Bunga menjadi bagian dari upacara pernikahan karena asosiasi romantis ini. Pengantin perempuan dengan hati-hati memilih bunga yang mewakili perasaan mereka, dan bunga yang akan dibawanya di acara pernikahan tersebut, menjadi “bunganya” selama sisa hidupnya.
4. Di zaman modern sebagai aksesori yang indah

Di era modern, membawa buket bunga bukan lagi untuk menyembunyikan bau yang tidak sedap atau menjauhkan dari roh jahat. Ini justru menjadi sebuah aksesori yang indah, yang memperkuat dekorasi pernikahan lainnya. Tapi, para pengantin masih mengedepankan simbolisme dan makna dari bunga-bunga tersebut. Jadi, kebanyakan mereka memilih bunga yang sesuai dengan harapan atau perasaan pasangan tersebut.
5. Tips memilih buket bunga

Dalam memilih buket bunga, kamu tak perlu sesuai dengan pakaian pengantinmu, tetapi pastikan desainnya sesuai dengan gaya dan formalitas busana yang kamu kenakan. Perhatikan agar ukuran buket bunga tidak mengalahkan pakaianmu. Untuk gaun pengantin berpotongan ramping, buket harus sedikit lebih kecil dari lebar tubuh sehingga gaun pengantin masih bisa terlihat saat kamu memegang buket di depannya.
Itu dia sejarah dari tradisi pengantin perempuan membawa bunga pernikahan.



















