- Kepribadian: Anak yang pemalu bisa merasa gugup berjalan di depan banyak orang, sedangkan anak yang lebih percaya diri mungkin justru senang mendapat perhatian.
- Kematangan: Ada anak usia 3 tahun yang bisa melakukannya dengan tenang, tapi ada juga yang usia 6 tahun masih sulit fokus. Semua tergantung masing-masing anak.
- Peran keluarga: Banyak pasangan memilih keponakan, anak, sepupu, atau anak baptis sebagai pembawa cincin, sekaligus untuk menghormati ikatan keluarga dan membuat acara lebih hangat.
Ring Bearer Adalah Pembawa Cincin Pernikahan, Ini Penjelasannya!

- Ring bearer adalah pembawa cincin pernikahan yang memiliki tugas khusus membawa cincin pasangan menuju altar.
- Tradisi ring bearer sudah ada sejak zaman Mesir Kuno dan terus berkembang hingga sekarang, menekankan pentingnya janji pernikahan dan simbol komitmen pasangan.
- Anak berusia 3-8 tahun dianggap ideal untuk peran ring bearer, namun kepribadian, kematangan, dan peran keluarga juga harus dipertimbangkan.
Setiap pernikahan memiliki rangkaian prosesi yang penuh makna, mulai dari persiapan hingga momen sakral di altar. Selain pengantin dan keluarga inti, ada pula orang-orang dengan peran khusus yang membuat acara semakin berkesan. Salah satu di antaranya adalah ring bearer.
Bagi sebagian orang, istilah ini mungkin terdengar asing, karena lebih sering ditemui dalam pernikahan bergaya Barat. Namun, tradisi ini semakin populer dan mulai diadaptasi dalam berbagai konsep pernikahan, termasuk di Indonesia. Tidak hanya menambah kesan manis pada prosesi, istilah ini juga memiliki makna simbolis yang cukup dalam. Untuk memahami ring bearer adalah seperti apa, yuk simak penjelasannya sebagai berikut.
Apa itu ring bearer?

Secara bahasa, ring bearer adalah pembawa cincin, sebuah istilah yang identik dengan upacara pernikahan umat Kristiani. Dalam prosesi pernikahan, ring bearer memiliki tugas khusus untuk membawa cincin pernikahan pasangan menuju altar. Tugas ini umumnya dipercayakan kepada anak-anak dari keluarga pengantin, yang berjalan mendahului pengantin wanita bersama para pembawa bunga sambil membawa cincin yang ditempatkan di atas kotak khusus.
Sejarah ring bearer

Tradisi ring bearer dalam pernikahan sudah ada sejak berabad-abad lalu. Pada zaman Mesir Kuno, barang berharga seperti perhiasan dibawa di atas bantal hias sebagai simbol kekayaan dan kemakmuran. Kebiasaan ini berlanjut di Eropa pada masa abad pertengahan. Keluarga bangsawan sering melibatkan anak-anak dalam upacara pernikahan untuk melambangkan kepolosan, kemurnian, dan nilai keluarga yang berkesinambungan.
Di era Victoria, tradisi pembawa cincin mulai terlihat mirip dengan yang kita kenal sekarang. Anak laki-laki kecil biasanya memakai pakaian formal miniatur seperti laki-laki dewasa, sambil membawa cincin pernikahan di atas bantal satin. Tradisi ini menekankan pentingnya janji pernikahan sekaligus menjadi simbol bahwa komitmen pasangan sampai dengan aman kepada satu sama lain.
Hingga kini, tradisi pembawa cincin masih dipertahankan. Namun, lebih dari sekadar simbol, momen ini juga menjadi bagian yang manis, penuh rasa haru, dan bisa dikreasikan sesuai gaya modern dengan tetap melibatkan keluarga.
Seperti apa tugas ring bearer?

Ring bearer adalah anak kecil yang bertugas membawa cincin pernikahan ke altar agar kedua mempelai bisa saling bertukar cincin. Dalam prosesi, dia biasanya berjalan setelah bridesmaid dan groomsmen, lalu di depan flower girl.
Cincin biasanya dibawa di atas bantal atau dalam kotak kecil. Sesampainya di altar, ring bearer menyerahkannya kepada penghulu, pendeta, atau best man, lalu bisa ikut berdiri di altar atau kembali duduk sesuai usianya.
Karena sering masih kecil, ring bearer butuh latihan lebih dulu. Orang tua biasanya membantu mereka berlatih berjalan, membiasakan membawa cincin, dan memahami perannya di upacara. Sebelum meminta anak menjadi ring bearer, mintalah izin pada orang tuanya. Agar anak merasa senang dan istimewa, ajakan bisa disampaikan langsung dengan hadiah kecil atau lewat panggilan video jika jaraknya jauh.
Usia ideal untuk peran ring bearer

Tidak ada aturan pasti soal usia ring bearer. Namun, umumnya anak berusia 3 sampai 8 tahun dianggap paling cocok. Pada usia ini, anak biasanya sudah bisa berjalan dengan percaya diri di lorong pernikahan (aisle), dan masih cukup kecil untuk menampilkan sisi polos yang menggemaskan. Meski begitu, usia bukan satu-satunya pertimbangan. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan antara lain:
Jika khawatir anak terlalu kecil atau mudah cemas, mereka bisa ditemani anak lain (misalnya si pembawa bunga) atau bahkan berjalan bersama orang tua agar lebih tenang.
Busana yang dikenakan ring bearer

Saat menentukan pakaian untuk para bridesmaid dan groomsmen di hari pernikahan, jangan lupa juga menyesuaikan busana untuk anggota termuda dalam rombongan, yaitu ring bearer. Sebelum memilih pakaiannya, pertimbangkan dulu dress code acara. Untuk pernikahan dengan tema black tie, setelan tuksedo mini bisa jadi pilihan tepat. Sementara untuk acara yang lebih santai, celana khaki dengan dasi kupu-kupu dan suspender bisa terlihat manis.
Sama seperti anggota rombongan lain, ring bearer bertanggung jawab atas busananya sendiri (yang biasanya berarti ditanggung oleh orang tuanya). Namun, alih-alih memberinya hadiah tambahan, kamu juga bisa menanggung biaya pakaiannya sebagai bentuk apresiasi, atau memberikan aksesori khusus yang bisa melengkapi penampilannya.
Itulah penjelasan lengkap tentang ring bearer. Jadi, ring bearer adalah sosok ikonik yang sering kali mencuri perhatian di momen pernikahan. Hal ini tentunya bukan hanya sekadar formalitas, melainkan juga melengkapi makna indah dari sebuah pernikahan itu sendiri.



















