3 Alasan Inilah yang Meyakinkanku Untuk Kembali Menerimamu
Menyakitkan. Bergitulah patah hati biasa terasa. Marah, kecewa dan segala amarah seakan berkecamuk ketika melihatmu. Entah berapa kali kata maaf terucap, aku saja jengah menghitungnya. Enggan rasanya membalas pesanmu, seakan tak punya daya pula untuk mengangkat telfonmu, bahkan tak peduli jua aku melihatmu terlihat lusuh tak bertenaga menunjukkan ekspresi tak bahagia saat tak ada lagi kita. Tapi, aku juga menyadari sesuatu jika hati memang tak mudah didustai. Memaafkanmu mungkin adalah obat yang paling berarti untuk mengobati perihnya luka ini. Dan memberimu kesempatan lagi, memang bukan perkara mudah untuk diambil. Namun, 3 alasan ini membuatku yakin untuk memberimu satu kesempatan lagi.
1. Setidaknya aku sudah mencoba
Setiap hubungan memiliki masalah sendiri-sendiri dan pertengkaran karena hal yang bermacam-macam penyebabnya. Perpisahan yang paling menyedihkan adalah saat kita tidak pernah mencoba untuk mempertahankan atau memperjuangkannya. Meninggalkan seseorang begitu saja tidak akan meninggalkan apa-apa, kecuali sebuah memori tentang salam perpisahan yang menyakitkan. Sekalinya aku mencintai seseorang, aku akan mencoba sebisaku untuk membuatnya tetap berada disisi. Karena soal hati tidak bisa semudah itu didustai dan lebih dari sekedar perhitungan otak soal untung ruginya bersamamu. Meski tak sedikit temanku yang berucap, aku pantas mendapatkan yang lebih baik. Tapi aku tetap memberimu kesempatan lagi untuk memperbaiki diri. Kalaupun itu tetap berujung perpisahan lagi, paling tidak aku telah menunjukkan jika aku sudah mencoba.
2. Percaya bahwa seseorang bisa benar-benar berubah
Setelah berpisah, tentu tak serta-merta aku membuka lagi hati untuk menerimamu. Tentu karena ragu, apakah kau telah benar-benar merubah sikapmu atau hanya manisnya tuturmu menjanjikan sikap yang berbeda dari sebelumnya? Semua penuh dengan ketidakpastian. Lalu, aku memberimu sebah kesempatan kedua untuk memperbaiki hubungan ini untuk melihat apakah kau enar-benar merubahnya. Namun, sejujurnya jauh di dalam hatiku, aku percaya jika semua orang akan berubah dengan seiring berjalannya waktu dan juga kedewasaan. Dan untuk melihatmu berubah menjadi lebih baik atau lebih buruk, maka aku memberimu kesempatan yang lain.
3. Bersungguh-sungguh memaafkan adalah kedewasaan cinta
Kita tidak harus bisa melupakan, tapi kita selalu punya kesempatan untuk memaafkan. Setiap manusia memang pernah elakukan kesalahan. Bahkan Tuhan selalu memaafkan dan membuka kesempatan bagi hamba-Nya yang ingin bertaubat atau menjadi lebih baik dengan tidak mengulangi kesalahannya. Lalu, mengapa aku sebagai manusia mempertahankan egoku untuk selalu menganggapmu bersalah atas segala yang terjadi di masa lalu.
Dari frasa yang menyentuh itu aku menyadari jika manusia memang sering berbuat salah dan memaafkan bukan sebuah kewajiban tapi kesadaran. Karena keyakinanku akan sikapmu yang mungkin menjadi lebih baik serta ketulusan hatiku memaafkan kesalahanmu, kesempatan kedua untukmu pun rela aku berikan.
