Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta dan Sinopsis Film ‘Patah Hati yang Kupilih’, Cinta Beda Agama

Ben dan Alya berusaha menerima kenyataan bahwa cinta mereka harus berjuang menembus tembok yang.jpg
Instagram.com/prillylatuconsina96
Intinya sih...
  • Sinopsis film Patah Hati yang Kupilih: Alya dan Ben, pasangan beda agama diuji oleh pilihan hidup yang penuh konsekuensi.
  • Mengangkat kisah cinta beda agama: Film ini menyoroti realita hubungan beda agama sebagai tantangan dalam hubungan.
  • Cara dewasa menyikapi perbedaan dalam hubungan: Film ini menghadirkan refleksi tentang bagaimana seseorang berani mengambil keputusan, meski berujung pada patah hati.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setelah merilis film Perayaan Mati Rasa dan Hanya Namamu Dalam Doaku, Sinemaku Pictures menutup tahun 2025 lewat film drama terbaru berjudul Patah Hati yang Kupilih. Dibintangi Prilly Latuconsina dan Bryan Domani, film ini mengangkat kisah cinta beda agama yang penuh dilema, tentang bertahan, melepaskan, dan memilih patah hati sebagai keputusan hidup.

Tayang mulai 24 Desember 2025, film ini siap menghadirkan cerita yang dekat dengan realita banyak pasangan. Menjelang penayangannya, yuk intip fakta dan sinopsis film Patah Hati yang Kupilih lewat artikel ini!

1. Sinopsis film Patah Hati yang Kupilih

Alya (Prilly Latuconsina) dan Ben (Bryan Domani) adalah dua orang yang saling mencintai. Namun, hubungan mereka diuji oleh perbedaan keyakinan yang berdiri seperti tembok tinggi di antara keduanya. Di titik ini, cinta bukan lagi soal perasaan semata, melainkan pilihan hidup yang penuh konsekuensi.

Di tengah kebimbangannya, Alya bertemu Fadil (Indian Akbar), sosok yang kehadirannya terasa lebih “aman” dan dapat diterima oleh sang ibu (Marissa Anita). Saat Alya mulai menata hidup baru dan membuka hatinya pada kemungkinan lain, Ben justru kembali dengan membawa kenangan, rasa yang belum selesai, dan kebimbangan baru.

Alya pun dihadapkan pada pilihan paling sulit antara bertahan pada cinta lama yang penuh perjuangan, atau memilih patah hati yang diyakini sebagai keputusan terbaik.

2. Mengangkat kisah cinta beda agama

MV5BMjA1YjIyMjktMGQ2Zi00ZjJmLTk4ZjAtMzUzNWMwOWEzMDIxXkEyXkFqcGc@._V1_.jpg
imdb.com

Disutradarai oleh Danial Rifki, Patah Hati yang Kupilih menyorot realita hubungan beda agama yang sering kali berujung pada dilema besar. Film ini tidak memosisikan perbedaan sebagai musuh, tetapi sebagai tantangan yang memaksa pasangan untuk bersikap dewasa terhadap pilihan hidup masing-masing.

Cerita Alya dan Ben terasa dekat dengan banyak orang, yakni tentang cinta yang besar, tapi terhenti oleh restu, keyakinan, dan nilai hidup yang tak selalu bisa disatukan.

3. Cara dewasa menyikapi perbedaan dalam hubungan

Mungkin sudah terlambat. Tapi kalau aku bisa memperbaiki semuanya, inilah hal-hal yang dulu sebe.jpg
Instagram.com/sinemaku_pictures

Tak hanya berperan sebagai Alya, Prilly Latuconsina juga terlibat sebagai produser bersama Umay Shahab dan Bryan Domani. Lewat film ini, Prilly ingin menghadirkan refleksi yang lebih matang tentang bagaimana menyikapi perbedaan dalam hubungan.

Menurut Prilly, film ini bukan soal siapa yang salah atau benar, melainkan tentang bagaimana seseorang berani mengambil keputusan, meski keputusan itu berujung pada patah hati.

4. Kompleksitas karakter Ben

Ada hal yang bisa kita kontrol, ada yang harus kita relakan. Dan ternyata, mencintai juga berart.jpg
Instagram.com/sinemaku_pictures

Bryan Domani memerankan Ben sebagai sosok yang tak hanya berjuang dengan perbedaan agama, tetapi juga masalah kepercayaan, restu orang tua, latar belakang, hingga visi hidup. Karakter Ben digambarkan sebagai sosok yang mencintai Alya dengan tulus, namun terjebak pada situasi yang membuatnya harus belajar mengikhlaskan.

Relasi Alya dan Ben tidak hitam-putih, melainkan dipenuhi tarik-ulur emosi yang membuat penonton ikut mempertanyakan kapan cinta harus diperjuangkan, dan kapan harus dilepaskan?

5. Hadirnya Fadil sebagai simbol “pilihan yang lebih aman”

590410923_18545040973028853_6579411704857860671_n.jpg
Instagram.com/sinemaku_pictures

Kehadiran Fadil memberi kontras yang kuat dalam cerita. Ia adalah sosok yang “tepat di mata keluarga”, terutama ibu Alya. Namun, film ini tidak serta-merta menjadikan Fadil sebagai penyelamat atau antagonis.

Lewat karakter ini, Patah Hati yang Kupilih memperlihatkan dilema banyak perempuan antara memilih cinta yang diperjuangkan atau hubungan yang lebih tenang dan diterima keluarga.

6. Patah hati sebagai pengalaman yang manusiawi

Bener gak sih, kalau kita udah benar-benar “selesai” sama seseorang seberapa dekat pun jaraknya,.jpg
Instagram.com/patahhatiyangkupilih

Sutradara Danial Rifki menyebut patah hati sebagai perasaan universal yang hampir semua orang pernah rasakan. Film ini menempatkan patah hati bukan sebagai akhir, melainkan sebagai bagian dari proses menjadi dewasa dan menerima bahwa tidak semua cinta harus berakhir bersama.

Judul Patah Hati yang Kupilih sendiri menjadi refleksi bahwa adakalanya melepaskan adalah bentuk keberanian.

Selain Prilly Latuconsina dan Bryan Domani, film ini juga dibintangi oleh Humaira Jahra, Indian Akbar, Marissa Anita, Willem Bevers, Halda Rianta, dan Niky Putra. Makin penasaran dengan filmnya, Bela?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Windari Subangkit
EditorWindari Subangkit
Follow Us

Latest in Relationship

See More

Bakat Terpendam 12 Shio, Temukan Potensi Dirimu!

18 Des 2025, 20:00 WIBRelationship