Makanan Pokok Kaya Manfaat, Ini 9 Fakta Unik Papeda Papua

Sesekali wajib nyobain, nih!

Makanan Pokok Kaya Manfaat, Ini 9 Fakta Unik Papeda Papua

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Hutan adalah pasar bagi masyarakat Papua untuk belanja bahan pangan tanpa perlu mengeluarkan uang. Begitulah motto yang dipegang oleh Charles Toto alias Chato yang dikenal dengan sebutan Jungle Chef. Apa yang ia ungkapkan tidak berlebihan. Masyarakat Papua memang bisa mendapatkan kebutuhan harian dari hutan, termasuk makanan pokok, lauk, dan sayur. 

“Mereka yang tinggal di kampung tidak banyak mengalami sakit seperti masyarakat di kota, karena mereka mengonsumsi apa yang sudah ada di hutan,” kata Chef Chato, seperti dilansir dari rilis yang diterima Popbela.com.

Salah satu ‘belanjaan’ dari hutan dan rawa Papua adalah sagu sebagai bahan baku pembuatan papeda, yang sejak dulu kala menjadi makanan pokok mereka. Pangan lokal seperti inilah yang ingin dipertahankan oleh Chef Chato.

Makanan Pokok Kaya Manfaat, Ini 9 Fakta Unik Papeda Papua

“Masyarakat Papua menebang pohon sagu secukupnya saja. Selain menyimpan untuk dikonsumsi, mereka menjual sebagian sagu untuk memenuhi kebutuhan lain, seperti sekolah anak,” kata Bustar Maitar, pendiri dan CEO Yayasan EcoNusa, yang terinspirasi membuat program Sekolah Koki Hutan bersama Chef Chato untuk menyampaikan pengetahuan bahwa hutan menyediakan segalanya bagi kita. 

Bustar menegaskan, pengelolaan sagu oleh masyarakat Papua sudah berkelanjutan, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Yang perlu dikhawatirkan adalah jika lahan sagu beralih fungsi, misalnya menjadi lahan properti komersial atau kawasan industri berskala besar. 

Jika hutan Papua tidak diproteksi sejak sekarang, lahan sagu bisa menyusut secara signifikan. Akibatnya, kita akan kehilangan sumber pangan. Di samping itu, penebangan hutan secara besar-besaran juga berpotensi meningkatkan emisi karbon. Selain membuat bumi jadi makin panas, emisi karbon juga mendorong perubahan iklim yang ujung-ujungnya bisa mendatangkan bencana alam bagi lingkungan hidup dan manusia.

Sebelum nanti bisa jalan-jalan ke Papua dan mencicipi berbagai resep tradisional Papua, yuk, mengenal lebih jauh salah satu makanan khas Papua paling populer, yaitu papeda. Simak sembilan faktanya berikut ini.

1. Filosofi di meja makan

Saat satu keluarga menggunakan helai dan makan papeda dari satu hote yang sama, saat itulah papeda menyimpan makna yang dalam. Helai adalah peralatan makan tradisional dari kayu untuk menyajikan papeda, sedangkan hote adalah piring kayu untuk menyantap papeda. 

Masyarakat Sentani menyebut tradisi makan papeda dari satu piring yang sama dalam satu keluarga sebagai "helai mbai hote mbai". Mbai berarti satu.

Filosofinya, makan dalam satu keluarga menyimpan cerita untuk masa depan anak dan cucu. Karena, acara makan bersama yang menandai ikatan kekeluargaan itu menjadi ruang diskusi antara ayah, ibu, dan anak, serta menjadi ruang kecil untuk bermusyawarah. 

2. Cara mengambil papeda: digulung

Karena teksturnya serupa lem, mentransfer papeda dari wadah ke piring makan nyaris tak mungkin dilakukan dengan sendok besar sekalipun. Mengambil papeda perlu trik tersendiri. Di acara adat Papua, alat mengambil yang wajib digunakan adalah hiloi, serupa garpu besar. Tapi, garpu biasa kini sudah sering digunakan di rumah tangga.

Cara mengambilnya, genggam dua garpu masing-masing di tangan kiri dan kanan, benamkan kedua garpu ke papeda, tarik garpu ke atas dengan posisi horizontal, lalu gulung papeda di garpu kiri dan kanan, hingga membentuk gumpalan agak besar, letakkan ke piring. Ada yang menggulungnya ke arah dalam, ada yang ke arah luar. Arah menggulung ini bisa menunjukkan asal daerah seseorang.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here