Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

Profil Anggi Wahyuda, Pendaki Difabel yang Berhasil Mencapai Gunung Everest

Anggi Wahyuda (instagram.com/anggiwahyuda)
Anggi Wahyuda (instagram.com/anggiwahyuda)
Intinya sih...
  • Anggi Wahyuda, pendaki difabel asal Binjai, Sumatera Utara, berhasil mencapai Gunung Everest pada 26 Mei 2025.
  • Ia kehilangan kaki kanan akibat kecelakaan pada 2015 namun tetap memperjuangkan impian dan menginspirasi orang lain melalui stand-up comedy dan membuat konten di media sosial.
  • Anggi Wahyuda juga menginisiasi gerakan "Satu Langkah Lagi" yang mengajak semua orang untuk terus melangkah menuju kehidupan tanpa batas.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Nama Anggi Wahyuda menjadi sorotan publik setelah ia berhasil mencetak rekor luar biasa dalam hidupnya. Tumbuh dengan satu kaki, pria asal Binjai, Sumatera Utara ini membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk meraih mimpi.

Pada 26 Mei 2025, Anggi sukses berdiri di Everest Basecamp, Nepal, dan mengibarkan bendera Merah Putih. Hal ini tentu merupakan prestasi yang menjadi kebanggaan besar bagi dirinya, orang-orang terdekat, serta sang ibu yang selalu mendoakan keselamatannya.

Keberhasilan ini pun mengundang rasa penasaran banyak orang yang ingin mengenal sosok inspiratif di balik pencapaian tersebut. Lantas, siapa sebenarnya Anggi Wahyuda? Simak profil lengkapnya berikut ini.

Dari kecelakaan ke titik balik hidupnya

Anggi Wahyuda merupakan seorang komika, kreator konten, dan pembicara asal Binjai, Sumatera Utara, yang dikenal luas sebagai sosok inspiratif karena keberhasilannya menembus batas fisik demi mewujudkan impian-impiannya. Ia juga merupakan lulusan Sarjana Ekonomi dari STAI Al-Islahiyah Binjai, sebuah pencapaian akademik yang turut melengkapi perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan.

Titik balik dalam hidup Anggi terjadi pada tahun 2015, saat ia mengalami kecelakaan tragis ketika tertabrak truk tangki dalam perjalanan menuju sekolah. Peristiwa itu terjadi di tengah kondisi kabut asap parah yang melanda wilayah Sumatera Utara akibat kebakaran hutan di Riau, yang kabutnya bahkan mencapai Malaysia.

Akibat kecelakaan tersebut, Anggi mengalami cedera serius dan harus menjalani masa penyembuhan selama dua bulan. Namun, pada akhirnya, dengan berbagai pertimbangan medis, kakinya harus diamputasi.

Anggi Wahyuda (instagram.com/anggiwahyuda)
Anggi Wahyuda (instagram.com/anggiwahyuda)

Sejak itu, Anggi menjalani hidup dengan menggunakan tongkat kruk. Kondisi ini tentu tidak mudah, terlebih di masa-masa awal setelah kejadian. Ia sempat mengalami depresi selama bertahun-tahun.

Namun, titik balik semangatnya muncul secara tak terduga saat ia menonton ajang Stand Up Comedy Academy (SUCA) Season 3. Di sana, ia melihat sosok Danny Aditya, sosok komika yang memiliki keterbatasan fisik lebih berat namun tetap tampil menghibur dan penuh semangat, meski bicara pun terasa sulit.

Dari momen tersebut, Anggi merasa tergugah. Ia pun bertekad untuk bangkit dan menginspirasi orang lain melalui kekurangan yang dimilikinya.

Mencoba peruntungan ke panggung stand-up

Berkat doa dan dukungan penuh semangat dari sang ibu, Anggi akhirnya mampu bangkit dari masa-masa kelam yang ia alami selama kurang lebih dua tahun pasca kecelakaan. Proses untuk berdamai dengan kenyataan bahwa ia hanya memiliki satu kaki tidaklah mudah, namun perlahan Anggi berhasil melewatinya.

Ia mulai membuka dan memberanikan diri mengejar mimpi dengan menjajal dunia stand-up comedy, sekaligus aktif dalam berbagai komunitas di wilayah Binjai.

Meski jalan yang dilalui penuh tantangan, Anggi terus menunjukkan dedikasinya sebagai komika. Ia menjelajahi berbagai panggung lokal demi mengasah kemampuan. Kerja keras tersebut membuahkan hasil ketika Anggi terpilih mewakili Sumatera Utara dalam ajang kompetisi nasional Stand Up Comedy Academy (SUCA) Season 4 yang digelar di Jakarta.

Penampilannya yang menyuguhkan materi lucu dan penuh pesan berhasil memikat hati penonton, hingga ia berhasil melaju ke babak 13 besar. Namanya semakin dikenal publik karena mampu bertahan hingga 15 besar berkat dukungan wild card, menjadikannya salah satu peserta yang paling diingat dalam SUCA 4 tahun 2018.

Banyak konten menarik yang berhasil ia ciptakan

Kebanggaan yang Anggi persembahkan untuk sang ibu tidak berhenti pada pencapaiannya di dunia stand-up comedy. Dengan semangat yang tak pernah padam, Anggi melanjutkan mimpinya melalui dunia digital sebagai content creator di platform Instagram, TikTok dan YouTube.

Ia memulai dengan membuat konten bertema social experiment dan life update, sebelum akhirnya fokus pada aktivitas mendaki gunung yang kini menjadi bagian penting dari hidupnya. Pencapaian paling mengesankan adalah keberhasilannya menjadi penyandang difabel pertama yang berhasil mencapai puncak Gunung Kerinci, salah satu gunung tertinggi di Indonesia.

Menaklukkan gunung di Indonesia dengan satu kaki

Keberhasilan menaklukkan Gunung Kerinci bukan satu-satunya pencapaian Anggi di dunia pendakian. Ia juga telah mencapai sejumlah puncak gunung lain di berbagai wilayah Indonesia.

Di antaranya adalah Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat, Gunung Gede di Jawa Barat, serta Gunung Sumbing dan Gunung Merbabu di Jawa Tengah. Selain itu, ia juga menaklukkan Gunung Leuser di Aceh dan Gunung Latimojong di Sulawesi Selatan. Deretan prestasi tersebut menjadi bukti nyata dari semangat dan tekad Anggi untuk terus melampaui batas.

Kibarkan Merah Putih di Everest Basecamp, Nepal

Anggi Wahyuda, pendaki difabel yang berhasil mengibarkan Merah Putih di Gunung Everest (instagram.com/anggiwahyuda)
Anggi Wahyuda, pendaki difabel yang berhasil mengibarkan Merah Putih di Gunung Everest (instagram.com/anggiwahyuda)

Pada 26 Mei 2025, Anggi Wahyuda berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di Everest Basecamp, Nepal. Pencapaian ini menjadi tonggak luar biasa dalam perjalanan hidupnya, dengan mewujudkan mimpi yang dahulu hanya sebatas angan.

Kehilangan kaki kanan akibat kecelakaan pada 2015 tak memadamkan semangatnya. Anggi terus melangkah, dan menjadikan pendakian sebagai medium untuk menyuarakan harapan dan semangat hidup, khususnya bagi penyandang difabel dan mereka yang bergulat dengan kesehatan mental.

Dengan perjalanan selama 11 hari menuju salah satu titik tertinggi dunia, ia membuktikan bahwa harapan, keberanian, dan kasih Tuhan adalah kekuatan utamanya. Di sela pendakian, Anggi juga aktif membuat konten di media sosial untuk menginspirasi banyak orang agar tetap semangat menjalani hidup yang dimiliki.

Gerakan “Satu Langkah Lagi” yang inspiratif

Sebuah gerakan yang lahir dari perjalanan hidup Anggi Wahyuda. Terinspirasi dari perjuangan pribadinya menghadapi keterbatasan fisik, kampanye ini mengajak siapa pun untuk terus melangkah, tak peduli sebesar apa tantangan yang dihadapi.

Anggi percaya bahwa batasan tak hanya datang dari kondisi tubuh, tapi juga bisa berasal dari lingkungan, tekanan ekonomi, atau pola pikir. Melalui gerakan ini, ia ingin menularkan semangat bahwa dari keterbatasan saja, seseorang tetap bisa menuju kehidupan tanpa batas.

Kampanye “Satu Langkah Lagi” menjadi ajakan bagi semua orang, terutama generasi muda dan komunitas difabel untuk tidak cepat menyerah. Terkadang, cukup satu langkah kecil lagi untuk mendekati puncak impian mereka.

Itulah profil Anggi Wahyuda, pendaki difabel yang berhasil menapakkan kaki dan mengibarkan bendera Merah Putih di Gunung Everest. Kisahnya menjadi bukti kalau keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. Semangat juangnya menginspirasi banyak orang untuk terus melangkah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Niken Ari Prayitno
EditorNiken Ari Prayitno
Follow Us

Latest in Career

See More

Jadwal Wamil Bentrok, Lee Jung Ha Absen dari 'Moving 2'?

05 Des 2025, 15:15 WIBCareer