Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

Kompetisi Tidak Sehat di Lingkungan Kerja, Ciri dan Cara Mengatasi!

nastuh-abootalebi-eHD8Y1Znfpk-unsplash.jpg
Lingkungan Kerja Tidak Sehat (Dok. unsplash.com/Nastuh Abootalebi)
Intinya sih...
  • Tanda-tanda kompetisi tidak sehat di kantor, seperti saling menjatuhkan, informasi ditutup-tutupi, kredit kerja dicuri, atasan pilih kasih, dan drama antar karyawan meningkat.
  • Dampak kompetisi tidak sehat bagi karyawan, termasuk turunnya produktivitas, stres dan burnout, hubungan kerja renggang, kehilangan motivasi, dan peningkatan turnover.
  • Faktor penyebab kompetisi tidak sehat muncul, seperti gaya kepemimpinan buruk, budaya kerja yang tidak sehat, kurangnya komunikasi, dan ego pribadi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di dunia kerja, wajar banget kalau ada kompetisi. Justru, sedikit persaingan bisa bikin kita lebih semangat meningkatkan performa. Tapi, apa jadinya kalau kompetisi itu berubah jadi nggak sehat? Alih-alih memotivasi, justru bikin suasana kerja jadi toxic, penuh drama, bahkan mengganggu kesehatan mental.

Fenomena ini bisa muncul di mana saja, mulai dari kantor kecil sampai perusahaan besar. Yang bikin lebih rumit, kompetisi tidak sehat sering kali terlihat samar dan baru terasa dampaknya setelah berlangsung cukup lama. Nah, supaya kamu nggak ikut terjebak, yuk kenali lebih dalam soal kompetisi nggak sehat di kantor!

1. Tanda-tanda kompetisi tidak sehat di kantor

lycs-architecture-U2BI3GMnSSE-unsplash.jpg
Lingkungan Kerja Tidak Sehat (Dok. unsplash.com/Lycs Architecture)

Kalau kamu mulai merasa atmosfer kantor nggak lagi nyaman, coba cek, apakah ada tanda-tanda ini:

  • Saling menjatuhkan di mana rekan kerja lebih sibuk mencari kesalahan orang lain ketimbang menyelesaikan tugasnya sendiri.

  • Informasi sengaja ditutup-tutupi sehingga ada data atau info penting yang ditahan agar dirinya terlihat lebih unggul.

  • Kredit kerja dicuri, di mana hasil kerja tim atau individu diakui oleh orang lain, biasanya untuk cari muka di depan atasan.

  • Atasan pilih kasih dan fokus pada satu “anak emas” saja, dan mengabaikan kontribusi orang lain.

  • Drama antar karyawan meningkat di mana karyawan bukan kerja sama melainkan kantor justru penuh dengan gosip dan intrik.

2. Dampak kompetisi tidak sehat bagi karyawan

redd-francisco-5U_28ojjgms-unsplash.jpg
Lingkungan Kerja Tidak Sehat (Dok. unsplash.com/Redd Francisco)

Kalau dibiarkan, kompetisi toxic ini bisa berakibat serius, lho! Di mana akan memberikan dampak sebagai berikut ini:

  • Turunnya produktivitas, di mana semua orang jadi lebih sibuk bersaing ketimbang bekerja sama.

  • Stres dan burnout, membuat tekanan mental meningkat karena merasa selalu diawasi atau dibandingkan.

  • Hubungan kerja renggang, di mana rekan kerja berubah jadi rival, komunikasi jadi minim, bahkan kolaborasi sulit terwujud.

  • Kehilangan motivasi membuat semangat kerja menurun karena merasa usaha yang dilakukan nggak pernah cukup.

  • Turnover meningkat dan akhirnya banyak karyawan memilih resign demi mencari lingkungan yang lebih sehat.

3. Kenapa bisa terjadi?

israel-andrade-YI_9SivVt_s-unsplash.jpg
Lingkungan Kerja Tidak Sehat (Dok. unsplash.com/Andrade)

Ada beberapa faktor yang bikin kompetisi nggak sehat muncul, antara lain:

  • Gaya kepemimpinan buruk di mana atasan yang suka pilih kasih atau hanya fokus pada hasil tanpa peduli proses.

  • Budaya kerja yang tidak sehat, di mana perusahaan terlalu menekankan target tanpa memerhatikan kesejahteraan karyawan.

  • Kurangnya komunikasi dan bikin karyawan salah paham, di mana hal ini kerap dibiarkan berlarut dan bisa memicu persaingan tidak sehat.

  • Ego pribadi, di mana ambisi berlebihan dari individu yang ingin terlihat paling unggul.

4. Cara menghadapinya

alesia-kazantceva-VWcPlbHglYc-unsplash.jpg
Lingkungan Kerja Tidak Sehat (Dok. unsplash.com/Alesia Kazantceva)

Kalau kamu sedang berada di situasi ini, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Fokus pada kualitas diri sendiri: Jangan mudah terprovokasi, tunjukkan kemampuan lewat hasil kerja nyata.

  • Bangun hubungan sehat: Cari rekan kerja yang bisa diajak kolaborasi dan saling mendukung.

  • Komunikasi dengan atasan/HR: Kalau suasana sudah makin nggak sehat, coba sampaikan kondisi yang sebenarnya.

  • Pasang boundaries: Batasi interaksi dengan orang-orang toxic agar energi kamu nggak terkuras habis.

  • Prioritaskan kesehatan mental: Ingat, pekerjaan bisa dicari lagi, tapi mental yang rusak butuh waktu lama untuk pulih.

Kalau setelah semua usaha kondisi masih nggak berubah, mungkin saatnya evaluasi. Tanyakan ke diri sendiri, apakah lingkungan ini masih layak dipertahankan? Jangan sampai kariermu terhambat hanya karena kompetisi nggak sehat yang terus terjadi.

Kompetisi sehat itu penting untuk memacu kinerja, tapi jangan sampai berubah jadi ajang saling menjatuhkan. Kalau kamu mulai merasakan tanda-tanda toxic di kantor, jangan diam saja. Lindungi diri dengan cara yang bijak, dan jangan takut untuk mencari tempat kerja baru yang lebih menghargai kerjasama, bukan sekadar rivalitas.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Niken Ari Prayitno
EditorNiken Ari Prayitno
Follow Us

Latest in Career

See More

Intip Dekorasi dan Keseruan Natal di Grand Indonesia A Jolly Christmas

05 Des 2025, 19:35 WIBCareer