Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

Begini Perjuangan Taylor Swift Raih Lagi Hak Master 6 Album Pertamanya

Taylor Swift
instagram.com/taylorswift
Intinya sih...
  • Taylor Swift berhasil meraih kembali hak cipta atas master enam album pertamanya setelah perjuangan selama enam tahun.
  • Scooter Braun membeli Big Machine Label Group yang memegang hak atas master enam album pertama Swift, sehingga Taylor mulai merekam ulang album-album tersebut.
  • Shamrock Capital menjadi pihak pertama yang menawarkan Taylor untuk kembali mendapatkan hak cipta keenam album pertamanya dengan nilai sekitar US$360 juta.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jumat (30/5), Taylor Swift dengan lega mengumumkan bahwa ia telah kembali meraih hak cipta atas master enam album pertamanya. Mengutip dari laporan Billboard, pelantun "All Too Well" ini merogoh kocek hingga US$360 juta demi mendapatkan kontrol penuh atas karyanya saat masih bersama Big Machine Label Group tersebut.

Enam album yang dimaksud adalah Taylor Swift, Fearless, Speak Now, Red, 1989, dan Reputation. Namun, apa dampak yang akan terjadi setelah semua hak cipta album tersebut kembali jatuh ke tangan Taylor Swift? Mengapa sang penyanyi begitu gigih memperjuangkan hal ini hingga enam tahun lamanya? Simak pembahasan lengkapnya di bawah ini.

Awal mula konflik master album Taylor Swift

Taylor Swift
instagram.com/taylorswift

Kisah panjang tentang master rekaman milik Taylor Swift bermula pada Juni 2019. Scooter Braun melalui Ithaca Holdings membeli Big Machine Label Group, label yang memegang hak atas master enam album pertama Swift, dengan nilai yang diperkirakan mencapai US$300 juta.

Masa itu, katalog musik Taylor Swift sendiri saja disebut-sebut menyumbang setidaknya setengah dari total nilai itu. Penyanyi kelahiran 13 Desember 1989 ini secara terbuka menyuarakan ketidakpuasannya terhadap perpindahan kepemilikan master rekamannya yang terjadi tanpa kendalinya selama bertahun-tahun. Bahkan pada 2020, ia juga tak dilibatkan saat Ithaca Holdings menjual master rekamannya kepada Shamrock Capital.

Sebagai bentuk perlawanan, Taylor Swift mulai merekam ulang enam album tersebut sejak 2019 demi merebut kembali kontrol atas lagu-lagunya, terutama dari sisi komersial. Perjalanannya dimulai dengan Fearless (Taylor’s Version) yang dirilis pada April 2021, disusul Red (Taylor’s Version) pada November di tahun yang sama. Pada 2023, ia kembali merilis Speak Now (Taylor’s Version) dan 1989 (Taylor’s Version). Keempat album ini sukses besar, masing-masing berhasil menduduki posisi puncak di tangga lagu Billboard 200.

Proses Taylor Swift ambil alih hak cipta

Taylor Swift
instagram.com/taylorswift

Kabar bahagia ini ia sampaikan lewat sebuah surat di situs resminya. Taylor Swift sedikit menceritakan bagaimana Shamrock Capital menjadi pihak pertama yang menawarinya untuk kembali mendapatkan hak cipta enam album pertamanya. Saking senangnya, ia bergurau mungkin akan membuat tato pertama bergambar shamrock (salah satu jenis tanaman semanggi) di dahinya.

"Aku akan selamanya berterima kasih kepada seluruh tim di Shamrock Capital karena menjadi pihak pertama yang pernah menawarkan hal ini kepadaku. Cara mereka menangani setiap interaksi kami sangat jujur, adil, dan penuh rasa hormat. Bagi mereka ini memang kesepakatan bisnis, tapi aku benar-benar merasa mereka melihatnya seperti apa artinya bagi aku: kenanganku, kerja kerasku, tulisan tanganku, dan mimpi-mimpiku selama puluhan tahun. Aku sangat bersyukur. Mungkin tato pertamaku akan berupa gambar shamrock besar di tengah dahiku," tulisnya.

Sejak pertama membeli hak cipta enam album pertama Taylor Swift pada 2020, Shamrock Capital memang menjadikan kekaguman mereka terhadap karya sang penyanyi sebagai alasan untuk berinvestasi. Meski pada awalnya diajak untuk ambil bagian, Taylor Swift menolak karena tahu bahwa sebagian keuntungannya akan tetap diterima oleh perusahaan Scooter Braun. Shamrock Capital pun menghargai keputusan tersebut.

Meski tak diungkapkan secara gamblang, seorang sumber memberi tahu Billboard bahwa transaksi ini memiliki nilai sekitar US$360 juta, nilai yang hampir sama dengan yang dibayar oleh Shamrock Capital pada 2021. Berkat profesionalisme Taylor Swift, perusahaan ini mengungkapkan minat untuk bekerja sama dengannya di kemudian hari.

Makna enam album pertama bagi Taylor Swift

Taylor Swift
instagram.com/taylorswift

Bagi Taylor Swift, enam album pertamanya memiliki makna yang besar dalam perjalanan kariernya. Meski dapat merekamnya lagi, ia tak memungkiri ada banyak momen yang tak bisa diulang jika dibandingkan dengan versi aslinya. Oleh karena itu, ia sampai menitikan air mata bahagia begitu mendapatkan hak ciptanya kembali secara penuh.

"Semua musik yang pernah aku buat… sekarang menjadi milikku. Begitu juga dengan semua video musikku. Semua film konser. Sampul album dan fotografi. Lagu-lagu yang belum dirilis. Kenangan. Keajaiban. Kekacauan. Setiap era, tanpa terkecuali. Seluruh karya hidupku," katanya di dalam surat.

Terkait album Reputation (Taylor's Version), ia mengaku belum merekam hingga seperempat materinya. Ia menganggap, album ini bukan sekadar koleksi lagu, melainkan ada momen dan fase emosi dalam kehidupan seorang Taylor Swift yang tak bisa diulang kembali.

"Akan ada waktunya (kalau kalian tertarik dengan idenya) untuk lagu-lagu Vault yang belum dirilis dari album itu menetas. Aku sudah sepenuhnya merekam ulang album debutku, dan aku benar-benar suka dengan bagaimana suaranya sekarang. Kedua album itu masih bisa punya momennya sendiri untuk kembali muncul saat waktunya tepat, kalau memang itu sesuatu yang bikin kalian bersemangat. Tapi kalau itu terjadi, bukan lagi dari tempat yang penuh kesedihan atau kerinduan atas apa yang dulu kuharapkan bisa kumiliki. Sekarang, semuanya hanya akan jadi sebuah perayaan," sambungnya.

Congratulations, Taylor Swift!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ayu Utami
EditorAyu Utami
Follow Us

Latest in Career

See More

Jadwal Wamil Bentrok, Lee Jung Ha Absen dari 'Moving 2'?

05 Des 2025, 15:15 WIBCareer