Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Tolak Dynamic Pricing, ARMY Ramai Suarakan Protes ke HYBE

Dynamic pricing yang tuai kritik pedas para ARMY

Nindi Widya Wati

Laman media sosial Twitter belakangan ini dipenuhi trending para ARMY (sebutan fans BTS) yang ramai melakukan protes terhadap HYBE LABELS. Adanya aksi protes tersebut, sebagai wujud menentang kebijakan baru dari perusahaan tentang pembelian tiket konser.

HYBE LABELS diketahui sebagai perusahaan musik asal Korea Selatan yang menaungi sederet grup idol besar seperti TXT, SEVENTEEN, ENHYPEN, NEW JEANS, LE SSERAFIM, termasuk juga BTS. Terpantau sejak tanggal 3 Mei 2023, ARMY mengajak serta para anggota dari fandom lain untuk menaikkan tagar #NoDynamicPricing

Protes ARMY terhadap sistem dynamic pricing

Twitter.com / 13āˆ…613fate

Melansir dari KBIZoom kalau ARMY melakukan protes terhadap HYBE LABELS karena menganggap dynamic pricing hanya memakmurkan perusahaan namun sangat merugikan penggemar. Menurut informasi, dynamic pricing sebagai sistem yang membuat harga tiket berfluktuasi.

Melihat banyak kritik dari penggemar, perusahaan pun menginformasikan bahwa mereka telah menerapkan harga dinamis untuk konser artisnya baru-baru ini. Di antaranya, saat pembelian tiket konser solo Suga BTS dan TXT. Bahkan, HYBE LABELS berencana menerapkan dynamic pricing untuk konser semua artis di bawah naungannya. 

Secara saksama, jika dynamic pricing diberlakukan membuat fans tidak bisa lagi berpatokan pada harga awal tiket. Lantaran, harga bisa berubah semakin tinggi ketika peminat konser artis tersebut banyak. Bisa dibilang semakin tinggi permintaan tiket konser, bakal semakin naik pula perubahan nilai atau harga tiket yang akan diberlakukan.

Dynamic pricing sempat tuai polemik di konser Taylor Swift

Twitter.com / taylorswiftlove

Dynamic pricing diketahui telah diterapkan pada beberapa konser artis lain, seperti Harry Styles, Coldplay, sampai BLACKPINK. Akan tetapi, sistem tersebut pernah memicu polemik di konser Taylor Swift saat November tahun lalu, hingga berujung pada sidang. 

Bila melihat dari sisi perusahaan, dynamic pricing diberlakukan untuk mencegah calo tiket yang biasanya membeli tiket dan menjualnya kembali untuk mendapatkan keuntungan besar. Bahkan, Ticketmaster selaku platform penjualan tiket berpendapat bahwa sistem itu memungkinkan artis menerima lebih banyak pendapatan.

Keluhan ARMY terhadap dynamic pricing di konser solo SUGA BTS

Twitter.com / sugaarchive

Alih-alih ramai mendapat apresiasi, saat dynamic pricing diberlakukan untuk konser solo Suga di Amerika Serikat, banyak ARMY justru mengeluhkan mahalnya harga tiket. Bahkan, beberapa ARMY menyebut hari penjualan tiket sebagai "hari kekacauan". Terdapat seorang ARMY yang mengira bahwa mahalnya tiket karena monopoli Ticketmaster, namun mereka kaget saat tahu bahwa kebijakan itu dilakukan oleh HYBE LABELS.

"Saya menghabiskan 2,5 juta won (Rp 27 juta) untuk tiket saya. Saya membelinya langsung dari website, bukan dari calo. Saya mengkritik Ticketmaster, tapi sekarang saya melihat sifat asli HYBE," tulis ARMY.

"Kami memiliki hak untuk membeli tiket konser artis yang berafiliasi dengan HYBE dengan harga reguler. Kami menentang harga tiket yang dinaikkan secara artifisial yang sengaja didorong oleh perusahaan," kata ARMY lainnya.

Kontroversi mengenai layanan baru Weverse

Dok. Aplikasi Weverse

Sebenarnya sebelum ramai membahas isu dynamic pricing, para penggemar lebih dulu mengkritik adanya fitur baru dari Weverse. Fitur baru tersebut berupa Direct Massage (DM) yang membuat penggemar bisa mengirim pesan terhadap para artis. Dari layanan tersebut, banyak penggemar khususnya para ARMY merasa keberatan terhadap DM Weverse karena takut mengundang hate massage. 

Masih membahas konferensi HYBE mengenai layanan Weverse. ARMY juga mengkritik tentang perusahaan yang mengumumkan monetisasi komunitas penggemar Weverse, termasuk subtitle langsung, penghapusan iklan, surat penggemar, posting tulisan tangan artis, dan pra-akses ke siaran langsung.

Mata uang virtual Weverse yang beratkan penggemar

Dok. Aplikasi Weverse

Makin membuat geram para penggemar, saat mengetahui HYBE LABELS juga berencana untuk memperkenalkan mata uang virtual yang disebut "jelly" di Weverse. ARMY menganggap kalau tidak masuk akal membebankan harga mahal untuk penggemar bisa berkomunikasi dengan BTS. Padahal, fans terhitung banyak berkontribusi untuk pertumbuhan BTS hingga jadi grup besar seperti saat ini. 

Bahkan ada ARMY yang berkata, bila tidak adil bagi penggemar global dengan gangguan pendengaran harus memahami pesan yang disampaikan oleh artis melalui subtitle berbayar. Terdapat pula ARMY yang mengungkapkan bahwa subtitle adalah satu-satunya cara bagi individu tunarungu untuk berkomunikasi dengan BTS.

Sebelum masalah ini mencuat, banyak ARMY yang menahan diri untuk tidak menyampaikan kekhawatiran tentang kebijakan HYBE LABELS. Karena mereka karena khawatir tindakan itu dapat memengaruhi anggota BTS. Namun untuk kali ini, banyak ARMY yang memilih menyuarakan kegelisahannya. 

Itulah sederet kebijakan dari HYBE LABELS yang menuai banyak kritik dari para penggemar. Bagaimana kalau menurutmu, Bela?

IDN Media Channels

Latest from Working Life