Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

5 Fakta Pemuja Setan di Amerika Serikat yang Jarang Diketahui

Pentingnya simbolisme dan nilai seni

Nindi Widya Wati

Sejak The Satanic Temple (TST) secara resmi bakal mengadakan pertemuan para pemuja setan di Amerika Serikat, kabar terbaru dari acara ini memang selalu dinanti. Pertemuan yang bertajuk SatanCon 2023 rencananya digelar di Boston, Massachusetts sekaligus untuk merayakan hari jadi ke-10, pada 28–30 April mendatang.

Di sisi lain, saat berita dari pertemuan TST naik ke permukaan, banyak pihak mencoba mengulik berbagai informasi dari kelompok pemuja setan yang berbasis di Amerika Serikat ini. Mengulas dari beberapa sumber, ternyata kelompok pemuja setan ini memiliki sederet fakta yang jarang diketahui masyarakat awam.

Penasaran? Selengkapnya, simak dalam artikel berikut, Bela.

1. Mayoritas pemuja setan bukan penyembah setan

Dok. The New York Times

Kalau orang mengira kelompok ini adalah orang yang tunduk dengan segala perintah setan, maka sebenarnya jawaban yang tepat adalah para 'pemuja' setan ini kebanyakan bukanlah 'penyembah' setan. Orang-orang yang tergabung sebagi pemuja setan sebetulnya adalah ateis.

Melansir dari laman website Gereja Setan, tertulisnya kalau setan bagi mereka merupakan simbol martabat, kebebasan, dan individualisme. Keberadaan setan disebut sebagai proyeksi metaforis eksternal dari potensi pribadi tertinggi mereka.

"Kami tidak percaya pada Setan sebagai makhluk atau pribadi," tulis Gereja Setan.

Pernyataan lain menyebutkan, mereka menempatkan individu sebagai pusat alam semesta yang digambarkan oleh pendeta Peter Gilmore dari "a-theist" menjadi "I-theist". Sebagai informasi, Gereja Setan mulai ada sekitar tahun 1960-an dengan menjelaskan bahwa memuja setan artinya memuja sesuatu secara rasional yang selama ini dihilangkan dari paham supernatural dan takhayul "berbasis tradisi kuno".

2. Tidak semua anggota Anti-Natal

Pexels.com

Adanya para pemuja setan juga tetap ikut merayakan natal, karena tak ada larangan bahwa mereka tak boleh merayakan hari besar umat Kristiani. Menurut Gereja Setan, hari raya Natal merupakan hari besar para penyembah berhala, perayaan yang disebut telah "dicuri" oleh "orang-orang Kristen".

Lalu menurut mereka, Sinterklas sebetulnya datang untuk menandakan kesenangan. Sinterklas dipandang sebagai kombinasi Dionysos dan Silenus dari mitologi Romawi dan Yunani.

"Jadi untuk musim liburan Yule, kami menikmati kekayaan hidup dan kebersamaan dengan orang-orang yang kami hargai, karena seringkali hanya kami yang tahu dari mana tradisi itu berasal," tulis Gereja Setan.

Seorang seniman Detroit dan anggota Gereja Setan bernama Michael Mars, mengaku turut merayakan Natal bersama umat Kristiani. Akan tetapi, segala perayaan itu dilakukan bukan untuk memperingati kelahiran Yesus, namun sebagai momen untuk berkumpul dengan keluarga. 

3. Adanya gereja tersembunyi

Dok. The New York Times

Fakta lain yang terungkap adalah para pemuja setan tidak memiliki gereja yang berdiri dengan wujud bangunan sebenarnya. Mereka menyembunyikan Gereja Setan semata-mata untuk mengedepankan pendekatan hidup individualis mereka.

Meski begitu, pendiri Gereja Setan yaitu Anton LaVey menggunakan rumahnya di San Fransisco sebagai markas gereja tempat dia melakukan ritual. Kini, gereja tersebut berbasis di New York dengan kantor pusat tidak terbuka untuk umum.

"Saat kami mengadakan acara, itu bersifat pribadi," pungkas Gilmore.

Sebelumnya, Gereja Setan mendapat banyak kecaman hingga beberapa gereja terpaksa tutup. Atas kejadian tersebut, membuat para anggota akhirnya merahasiakan lokasi baru untuk ritual. 

4. Pernah terjadi insiden kepanikan setan

Pexels.com

Sempat menjadi berita heboh pada 1980-an dan 1990-an, saat program berita Amerika mengaitkan laporan mengenai pengorbanan hewan dan ritual pembunuhan dengan pemujaan setan. Berdasarkan penelusuran Slate.com pada Januari 2014, terdapat insiden kepanikan akibat penyalahgunaan ritual setan.

Kejadian itu bermula dari ritual aneh dan penganiayaan yang terjadi di sebuah taman kanak-kanak California. Guna menghindari hal yang tak diinginkan, taman kanak-kanak di California itu pun disidang kala itu. Namun, sidang berakhir tanpa kejelasan bahkan laporan FBI menyimpulkan bahwa tuduhan penyalahgunaan ritual setan tidak kredibel.

Akan tetapi, adanya survei dari majalah Redbook pada 1994 tetap mengungkapkan kalau 70 persen orang Amerika percaya bahwa penyalahgunaan ritual setan itu nyata.

5. Pentingnya simbolisme dan nilai seni

Dok. The New York Times

Ada arti sendiri mengenai simbolisme dan seni bagi para pemuja setan. Nilai berharga yang juga tercermin saat Gereja Setan selalu menggunakan simbol Setan untuk menarik perhatian. Terhitung selama bertahun-tahun mereka pernah mengajukan petisi untuk memiliki patung Baphomet yang besar, sebuah simbol Setan berkepala kambing, di Capitol, Oklahoma. 

Lalu pada tahun 2022, mereka juga merayakan Natal di Capitol negara bagian Michigan dengan menampilkan patung ular melilit salib setinggi 3 kaki. Pemuja Setan menyatakan kalau simbol pada dasarnya adalah konstruksi alami manusia. Mereka merasa bahwa kita harus dengan bangga mengagumi kapasitas manusia yang paling berharga tanpa perlu menggunakan tokoh mitologis sebagai perantara jarak.

Itulah, sederet fakta mengenai keberadaan kelompok pemuja setan di Amerika Serikat. Adakah fakta lain yang kamu tahu, Bela? Tulis lewat kolom komentar, ya!

IDN Media Channels

Latest from Working Life