Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Jadi Perdebatan di Medsos, Ini Sejarah Dibuatnya Ladies Parking

Demi ciptakan ruang aman bagi perempuan

Natasha Cecilia Anandita

Hari-hari ini ramai diperbincangkan tentang adanya fasilitas ladies parking atau parkir khusus perempuan di beberapa tempat khususnya di pusat perbelanjaan. Topik tersebut mencuat setelah seorang komika sekaligus penyiar radio, Patra Gumala membagikan sepotong materi stand up-nya di Twitter dalam show yang bertajuk Patraiarki, salah satunya tentang parkir khusus perempuan.

Dalam potongan video tersebut, ia menyebut bahwa ada 2 parkiran khusus, yaitu parkir khusus perempuan dan parkir khusus difabel. Ia lantas menyebut “Kok, lu mau disamain sama difabel”. Kalimat tersebut pun menuai perdebatan di kalangan warganet dan beberapa kaum feminis merasa tersinggung.

Berbicara tentang ladies parking atau parkir khusus perempuan, ternyata ada sejarah dan alasan khusus mengapa parkir khusus ini dibuat. Berikut sejarah dibuatnya ladies parking atau parkir khusus perempuan.

Apa itu parkir khusus perempuan atau ladies parking?

wikipedia.com/Stefano_Bolognini

Seperti namanya, parkir khusus perempuan adalah tempat parkir yang dikhususnya untuk pengemudi perempuan. Fasilitas khusus ini bisa ditemukan di beberapa tempat, seperti pusat perbelanjaan, apartemen, rumah sakit, dan lainnya. Tempat ini biasanya ditandai dengan warna merah muda.

Parkir khusus perempuan seakan menjadi “privilage” atau hak istimewa perempuan untuk lebih mudah mendapatkan tempat parkir. Fasilitas ini umumnya berada di tempat yang strategis dan dekat dengan pintu masuk, dilengkapi dengan lampu yang lebih terang, dan tombol bantuan darurat.

Ladies parking tak hanya dinilai dapat memudahkan dan membantu perempuan untuk memarkir kendaraannya, tapi juga untuk menghindari hal-hal membahayakan, baik itu perampokan atau tindak pelecehan seksual, sehinngga membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman.

Sejarah ladies parking, pertama berkembang di Jerman

Wikimedia Commons/JG-NF

Mengutip The Local, ide tempat parkir khusus perempuan bermula pada tahun 1990-an di Jerman, bukan hanya kenyamanan perempuan yang dibahas, tetapi juga keselamatan mereka. Para perempuan menyuarakan perasaan dan pendapat mereka tentang tempat parkir.

Mereka merasa berisiko dari serangan seksual di tempat parkir bawah tanah dan belum lagi jika tempat tersebut gelap. Bahkan sebuah studi oleh Biro Statistik Kehakiman menunjukkan bahwa 7,3% dari kejahatan kekerasan terjadi di garasi parkir. Akhirnya, Jerman memperkenalkan frauenparkplatz, yang secara harfiah memiliki arti sebagai ‘tempat parkir khusus perempuan’.

Wilayah parkir khusus perempuan ini dibuat untuk memastikan keamanan dan keselamatan para perempuan dari berbagai serangan seperti kekerasan dan pelecehan seksual. Ruang-ruang parkir berada dekat dengan pintu keluar parkir mobil, dekat petugas keamanan, cukup terang dan sering di bawah pengawasan video atau kamera pengawas.

Diikuti oleh beberapa negara

Weibo/DongFang IC-Sina Image

Parkir khusus perempuan pun menyebar dan diikuti negara lain seperti Korea dan Tiongkok. Di dunia negara tersebut, ide ini tidak hanya diadopsi tapi juga dibuat kebijakan berbasis undang-undang, yang mengutip dari Washington Post, bahwa setidaknya 30% tempat parkir harus disediakan khusus untuk perempuan.

Di Provinsi Hebei, Tiongkok, tempat parkir khusus perempuan diterapkan di pusat perbelanjaan. Tempat parkir ini pun dibuat lebih lebar dari standar parkir pada umumnya, selain itu ditandai dengan jelas dan dengan menggunakan warna yang berbeda/mencolok. Tujuannya adalah untuk memudahkan parkir bagi perempuan, menurut perwakilan salah satu pusat perbelanjaan.

Bahkan, dinding di garasi parkir khusus perempuan dirancang dengan 12 hewan zodiak/horoskop Tiongkok sebagai tindakan pencegahan bagi pengemudi perempuan yang dapat mengingat gambar lebih baik daripada nomor tempat parkir.

sickchirpse.com

Di Korea, pada tahun 2009, pemerintah kota Seoul mengecat 4.929 tempat parkir dengan warna merah muda sehingga perempuan tidak perlu berjalan jauh ke tempat tujuan dan membuat kota lebih kondusif untuk memakai sepatu hak tinggi.

Untuk publik, tempat parkir ini dikenal sebagai 'spot-spot'. Mereka dibatasi dengan garis-garis merah muda dan menampilkan logo perempuan tradisional yang ditandai dengan rok merah muda juga. Niatnya bukan untuk merendahkan perempuan, tetapi untuk menambahkan "sentuhan feminin" ke kota.

twitter.com/tangcity

Negara lain yang juga ikut menyediakan parkir khusus perempuan adalah Malaysia, Italia, dan Austria. Indonesia juga tak ketinggalan mengadopsi kebijakan tersebut. Kini, kita bisa melihat beberapa parkir khusus perempuan di mall atau fasilitas lainnya.

Pemerintah Kota Depok juga sempat disebut membuat kebijakan tentang ladies parking atau parkir khusus perempuan yang menjadi sorotan masyarakat. Ladies parking ini banyak diterapkan di sejumlah gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan di Kota Depok.

Justru timbul pro dan kontra, perdebatan hingga saat ini

flickr.com

Meski bertujuan awal baik untuk menciptakan ruang aman, namun beberapa orang justru merasa tersinggung dan memiliki pendapat yang berbeda. Walau didukung sebagai pemberi ruang aman, tapi ada yang berpendapat justru ini meremehkan dan menyinggung.

Banyak yang mendukung kehadiran ladies parking karena benar-benar memudahkan para perempuan, khususnya ibu-ibu yang hendak berbelanja dan membawa anaknya. Selain itu banyak warganet juga yang berpendapat ini memudahkan mencari tempat parkir, memiliki lahan yang lebih luas sehingga lebih leluasa, serta dekat dengan pintu masuk mall.

selatan.jakarta.go.id

Di sisi berseberangan, banyak laki-laki yang merasa keberatan dengan kehadiran ladies parking karena mengistimewakan perempuan dan dianggap diskriminasi gender sebab memudahkan perempuan dalam memarkir kendaraan mereka.

Sejumlah perempuan juga ikut tidak setuju dan merasa tersinggung dengan penerapan ladies parking yang menyediakan ruang lebih luas. Ini dianggap meremehkan perempuan dan kemampuan menyetirnya, yang mana kemampuan menyetir kaum perempuan inferior dibandingkan pengemudi laki-laki.

Beberapa berpendapat bahwa fasilitas ladies parking merupakan bentuk dominasi patriarki terhadap perempuan dalam berkendara. Perempuan dianggap tidak memiliki kecakapan mengemudi yang sama dengan para pria.

Figur publik yang ikut menyerukan ketidak setujuannya dengan ladies parking adalah Renatta Moeloek, atau Chef Renatta. Dalam Instagram Story-nya pada 2020 lalu, ia mengaku heran dengan keberadaan ladies parking dan merasa direndahkan dengan parkir khusus itu. Menurutnya, perempuan tidak memerlukan hak istimewa untuk parkir.

Ini kembali ramai diperbincangkan saat Patra Gumala, komika sekaligus penyiar radio itu membawakan materi stand up comedy yang mengusung "Patraiarki". Dalam video Stand-Up Comedy Show yang berdurasi 1 jam 10 menit itu menceritakan tentang perayaan Hari Kartini, capek hidup di Jakarta, materi anak sekolah, nasib perempuan jelek, hingga parkiran khusus perempuan. Banyak yang memberikan pendapatnya terkait ujaran candaan dari Patra, justru dinilai tak patut menjadi candaan dan menyinggung para kaum feminis.

Itulah pengertian dan sejarah ladies parking. Walau pun, niat awal dibuatnya ladies parking tidak berkaitan dengan batas-batas gender dan stereotip seperti itu. Kalau menurut pendapatmu, bagaimana Bela?

IDN Media Channels

Latest from Working Life